Sabtu, 10 Oktober 2020

Independen dalam Bermain - Melatih Kemandirian Anak

Saya mungkin adalah tipe ibu yang terlihat 'cuek' karena membiarkan anak bebas bermain dan mmilih sendiri permainannya.  Tentunya bebas dalam konteks pilihan permainan aman, tidak menggangu orang dan bermain di jam bermain. Contohnya di dekat rumah, ada jalanan turun yang belakangan ini jadi wahana anak-anak meluncur. Iya, meluncur pakai sepeda, pakai sepatu roda, atau kalau Umar pakai mobil-mobilannya. dan kebetulan karena jalan buntu, jadi tidak ada kendaraan bermotor lewat disitu. Sebagian ibu-ibu tetangga beberapa kali negur saya, untuk ga ngijinin anak-anak meluncur dari situ. Tapi sebagian tidak saya hiraukan karena menurut pengamatan saya jalan turunan tersebut sebenarnya cukup landai jadi tidak terlalu membahayakan. Ini baru satu contoh. Ada beberapa case lain, yang saya suka ditegur tetangga, misal Umar lari-lari di depan rumah. mereka langsung negur karena khawatir Umar jatuh. Sesunguhnya saya cukup memahami perhatian dan kekhawatiran mereka, tetapi saya juga ingin mendidik anak saya untuk memiliki rasa 'bebas' dan tidak terkekang, tidak boleh ini, tidak boleh itu. Barangkali saya ini termasuk salah satu produk anak yang tidak 'bebas', hasilnya saya akui saya bukan orang yang mandiri. Tidak mengulang didikan yang sama, saya berusaha 'membebaskan' anak-anak.

Rencana ke depannya, 'kebebasan' yang saya berikan ini sejalan dengan pelajaran mengenai tanggung jawab. Tentunya tanggung jawab sesuai dengan umur anak. Harapannya dengan memberikan kebebasan ini, anak-anak jadi indepen dalam bermain dan memilih permainan. Imajinasi mereka juga dapat berkembang karena tidak terkekang dengan aturan. Tujuan akhirnya adalah anak-anak akan mandiri, termasuk dalam mengambil keputusan serta bertanggung jawab atas apa yang mereka putuskan.


#harike 10

#tantangan15hari

#zona2kemandirian

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

0 komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejakmu disini ^^