Jumat, 10 Desember 2021

Journey to be a Butterfly : Telur Hijau

Metamorfosis menjadi kupu-kupu, dari telur-ulat-kepompong-hingga menjadi kupu-kupu cantik, tak selamanya sesuai rencana. Segala yang terjadi selama proses ini terkadang membuat proses menjadi kupu-kupu tidak lancar. Yang seringkali harus mengulang kembali proses dari awal.

Perjalan waktu sejak matrikulasi hingga tahap Bunda Cekatan ini membuat saya mengubah beberapa fokus dan tujuan hidup saya. Ide resign di matrikuluasi semakin tidak feasible dilaksanakan. Saat Bunda Sayang saya memutuskan untuk menjadi ibu yang profesional baik di ranah publik maupun ranah domestik. Keputusan ini berimbas pada banyak hal, seperti memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S2. Selama 2 tahun belakangan ini, saya serius apply beberapa beasiswa. Setelah 5 kali penolakan, Alhamdulillah di bulan ini, saya lolos beasiswa LPDP,di dalam negeri, bukan seperti keinginan saya dan suami, yang ingin kuliah bersama di luar negeri. Sebaik-baiknya pemberi ketetapan adalah Alloh semata. Rizqi untuk melanjutkan kuliah di dalam negeri, saya yakini sebagai jalan terbaik. 

Karena proses menjadi kupu-kupu saya mulai lagi dari awal, telur hijau yang saya siapkan tentu kaan berbeda dengan telur hijau saya saat matrikulasi. Kali ini ada 4 aktivitas yang ingin saya fokuskan, yaitu menulis, desain, baking, dan crafting. Aktivitas yang saat saya mengerjakannya, hati saya akan bahagia, pada posisi saya sebagai diri sendiri, istri, dan ibu. Aktivitas menulis dan mendesain adalah 2 aktivitas yang akan menunjang kegiatan saya sebagai ASN. Melalui aktivitas ini, saya ingin melaksanakan projek membuat literasi keuangan syariah, khususnya terkait sukuk negara. Projek literasi ini tidak hanya untuk orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak. Karenanya saya juga akan fokus pada aktivitas desain grafis. Aktivitas ini akan berguna untuk membuat ilustasi gambar karena untuk literasi anak saya berencana membuat cerita bergambar pengenalan keuangan syariah.

Dua aktivitas lainnya adalah baking dan crafting. Awalnya aktivitas yang membuat saya bahagia adalah memasakak, tetapi di budna cekatan ini saya ingin lebih spesifik, yaitu baking. Karena baking lebih membuat bahagia. Saya puas saat dapat menaklukkan resep baru.

Aktivitas crafting baru muncul saat WFH ini. Saya fokus pada decoupage. Awalnya hanya iseng mendaur ulang barang lama. Selanjutnya saya ingin fokus pada decoupage ini.

Saya menyadari bahwa keempat aktivitas ini tidak dapat fokus bersama-sama. Karenanya untuk prioritas yang ingin saya fokuskan terlebih sahulu adalah menulis dan desain. Bakin dan crafting masih dikerjakan, walaupun belum fokus untuk dikembangkan dalam waktu dekat ini.

Ke depannya proses ini belum tentu akan berjalan lancar, tapi insya Alloh Biidznillah..Proses menjadi kupu-kupu akan dimulai...









Revisi 14 Januari 2022

Penentuan telur orange pada pekan III, mmebuat saya harus merevisi kembali telur-telur yang telah saya pilih di telur hijau. Perubahan yang saya lakukan adalah take out kegiatan desain. Karena saya merasa kegiatan desain walaupun saya suka dan bisa, tetapi belum akan saya masukkan ke top 5 aktivitas suka dan bisa. Selanjutnya saya menambahkan aktivitas belajar keuangan syariah dan travelling ke dalam telur hijau. Karena saya menyadari bahwa kedua kegiatan tersebut merupakan aktivitas yang membuat saya berbainar. Jadi inilah hasil revisi telur hijau saya:













#institutibuprofesional

#hutankupucekatan

#telurhijau

#lacakkekuatanmu

#jurnalmaintelurhijau

Kamis, 01 April 2021

Semua Anak adalah Bintang

Setiap anak terlahir dengan segala keunikannya. Keunikan inilah yang membuat setiap anak adalah bintang. Disini peran orang tua menjadi penting dalam menemukan keunikan setiap anak. Sebagai ibu yang memiliki dua anak, saya menyadari bahwa walau terlahir dari rahim yang sama, kedua anak ini sungguhlah berbeda.

Si Sulung  Nadya, atau sering juga dipanggil Cumil, usianya 7 tahun. Sedari kecil memiliku kemampuan verbal yang cukup bagus, di sisi lain kemampuan motoriknya standar saja, tidak sebaik kemampuan verbalnya. Nadya suka membaca buku. Ketika masih balta, setiap hari sebelum tidur selalu minta dibacakan buku terlebih dahulu. Sekarang ketika sudah bisa membaca sendiri, kebiasaan membaca buku sebelum tidur masih berlanjut. Belakangan ini, Nadya sedang tertarik dengan cerita-cerita sejarah, seperti sejarah Pangeran Diponegoro, sejarah kota Bekasi, ataupun kisah tentang raja-raja di Indonesia. Saat ini ketrampilan yang sedang dikembangkan adalah menulis dan story telling. Untuk menulis, Nadya memiliki satu buku khusus yang isinya adalah tulisannya. Isinya bermacam-macam, ada cerita karangan nadya sendiri, ada resume bacaan yang sudah Nadya baca dan apapun yang ingin Nadya tulis. Untuk kegiatan story telling, Nadya sudah kali mengikuti kegiatan pelatihan story telling untuk anak. Selain itu, Nadya sudah 2 kali mengikuti lomba strory telling. Yang pertama di sekolah, dan mendapat juara pertama. Yang kedua, loba story telling yang diadakan Ibu Profesional beberapa waktu lalu, tetapi kali ini Nadya belum menajdi juara. Sedikit nyambung dengan kegemaran bercerita ini, Nadya gemar menggambar. Seringkali Nadya membuat sendiri properti untuk bahan story tellingnya. 

Selain membaca dan menulis, kegemaran Nadya yang lain adalah membuat kreatifitas dari barang bekas. Paling sering adalah berkreasi dari kardus. Kadang-kadang juga dari botol bekas. "Pemulung' di rumah ini ya Nadya. Anak ini gemes kalau melihat barang-barang yang sekiranya bisa dibuat sesuatu. Makanya ga heran, ada kalanya rumah penuh dengan 'sampah'. 

Anak kedua, Umar, laki-laki 3 tahun. Sejauh ini, yang kami lihat kemampuan motoriknya kasar dan halusnya berkembang dengan sangat baik. Sedari kecil, Umar sudah mampu memegang barang-barang berukuran kecil dengan baik. Ketika bermain balok dengan berbagai bentuk dan warna, secara tidak sadar Umar akan mengelompokkan balok-balok tersebut, terkadang dikelompokkan berdasarkan bentukanya, di lain hari dikelompokkan berdasarkan warnanya. Dalam menyusun balok pun, Umar mampu menyusun balok dengan rapi. Umar ini tipe anak yang runtut. Dia bisa mengetahui jika suatu kegiatan atau sesyau tidak runut atau tidak seperti baisanya. Selain itu, Umar juga senang menyanyi. Uamr mudah menghapal lagu dan dapat menyanyikan lagu sesuai dengan nadanya. Di bagian ini,, kelihatan banget kalau Nadya dan Umar ini berbeda, karena sampai sekrang Nadya itu sulit bernyanyi dengan nada yang tepat :D





Rabu, 17 Maret 2021

Topik 7: Menjaga Diri dari Kekerasan Seksual

Kasus kekerasan seksual makin banyak terjadi di Indonesia. Korban dari kekerasan seksual ini didominasi oleh perempuan dan anak-anak. Pelakunya pun bisa bermacam-macam, baik dari orang dalam (orang dekat korban) atau orang luar. Dampak dari kekerasan seksual pada anak-anak dapat berkaibat hingga jangka panjang. Dan tak jarang kustru menjadi lingkaran setan kejahatan seksual. 

Kunci dari menghindari kejahatan seksual ini adalah pendidikan seksualitas pada anak-anak sesuai dengan umurnya. Pemahaman pendidikan seksualitas menajdi penting dan perlu dilang-ulang kepada anak agar anak benar-benar paham. 

Menurut saya, walaupun kasus kekerasan seksual banyak terjadi pada wanita, tetapi saat ini anak laki-laki pun tidak luput dari tindak kejahatan seksual. Jadi baik anak laki maupun perempuan sebaiknya sama-sama diberi pendidikan seksualitas. Kebetulan saya memiliki anak laki dan perempuan. Karena berbeda umur, pendidikan yangs aat inidisampikan tentunya berbeda. Nadya (7 tahun) sudah paham batasan aurat, sejak 6 tahun sudah tidur terpisah dari kami, sudah paham apa yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain. Umar (3 tahun) masih belajar memiliki rasa malu, jika tidak memakai baju di luar kamar. Tapi tidur masih bersama kami. Rencana ke depannya, kami mau menyiapkan satu kamar lagi untuk Umar. Walaupun anak kecil, kami berniat memisahkan kamar anak laki dan perempuan. Ini merupakan salahs atu ikhtiar kami untuk memberikan pendidikan seksualitas untuk anak-anak kami.

Selasa, 16 Maret 2021

Topik 6: Pengaruh Media Digital Terhadap Pemahaman Seksualitas

 Di era serba digital seperti ini, tentunya penggunaan media digital semakin digunakan secara meluas. Anak-anak sebagai peniru ulung orang dewasa tidak luput dari yang namanya media digital. Apalagi sejak pandemi, anak-anak sekolah melalui media digital. Sehingga anak dan media digital rasanya memang semakin sulit dipisahkan. Pada materi ini dibahas mengenai peran media digital dalam pemahaman seksualitas. Dalam pembahasan diapaprkan betapa media digital ini bila tidak diawasi dengan baik, akan lebih banyak memeberikan efek negatif kepada anak-anak. Saking pandainya anak-anak, mereka bsia mencari tahu apapun melalui gadeget. Nah, jika tanpa pengawasan konten-konten dewasa dapat dilihat oleh anak-anak. Disini efek terbesar media digital terhadapemahaman seksualitas.

Sejujurnya saya sendiri memang agak kesulitas memisahkan anak-anak dengan gadget. Sehaj WFH, anak-anak lebih sering liat orang tuanya menggunakan gadget untuk bekerja. Plus Nadya menggunakan gadget untuk sekolah, bahkan sudah dibekali gadget berupa laptop sendiri untuk keperluan sekolahnya. Umar yang paling kecil akhirnya melihat, dan efeknya selama WFH ini dia jadi 'pandai' memainkan gadeget. Yang dilihat seputar video anak-anak saja sebenarnya. Plus selama memegang gadget dengan pengawasan. Memang ya tergoda sekali lo, ketika lagi riweuh kerja, terus anak-anak rewel, cara mendiamkan paling efektif memang diberi gadget biar anteng. Tapi saya dan suami komit agar tidak terlalu sering memberikan gadget untuk anak-anak, selain untuk kepentingan sekolah. Kalaupun sesekali anak-anak pegang gadget diberi batas waktu dan diawasi penggunannya. Selanjutnya sih akan kami beri pembatasan akses, karena kami pun mneyadari segala yang berkonten anak-anak sekalipun tidak semua baik untuk ditonton.

Topik 5: Pentingnya Aqil dan Baligh secara Bersamaan

 Materi di topik 5 adalah Pentinsgnya Aqil dan Baligh secara Bersamaan. Yang saya tangkap di materi ini adalah, aqil dan baligh adalah dua hal yang berbeda. Aqil merujuk pada akal manusia yang ditandai contohnya dengan membedakan baik dan buruk, sedangkan baligh meujuk pada saat dimana seseorang sudah dibebani oleh kewajiban agama. Tanda bahwa seorang anak dikatakan sudah baligh adalah aktifnya organ reproduksi, seperti haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki. Ternyata aqil dan baligh ini belum tentu dapat berkembang secara bersama-sama. Beberapa anak mengalami baligh terlebih dahulu, tetapi aqilnya belum berkembang. Yang terjadi adalah anak dapat melakuakn penyimpangan seksual, menjadi generasi serba instan dan tidak mandiri, mental uissue health seperti kecemasan. Disini peran orang tua hadir untuk menstumulus aqilnya. Orang tua mendampingi anak-anak serta memberi pengertian menjelang anak baligh. Sehingga pada saat anak baligh, anak sudah siap serta mampu membedakan apa yang baik dan buruk serta konsekuensi dalam setiap tindakannya. Tentunya anak tidak menjadi kaget terhadap perubahan-perubahan tubuhnya. Dengan demikian, diharapkan ketika aqil dan baligh tumbuh bersama, perilaku-perilaku negatif seperti penyimpangan seksual dapat diminimalisir. 

Senin, 15 Maret 2021

Topik 4: Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Pendidikan Seksualitas

 Materi topik 4 ini membahas peran ayah dalam pendidikan seksualitas. Materi dibuka dnegan kisah seorang anak yang hidup terpisah dengan ayahnya karena ayahnya berada di penjara. Tumbuh besar tanpa sosok ayah, membuat sang anak bingung atas gender dan orientasi seksual ang dimilikinya. Alhasil walaupun dia perempuan, tetapi berdandan seperti laki-laki, bahkan sempat menyukai sesama jenis. Ketika dewasa, ayah anak tadi keluar dari penjara dan hadir dalam hidup si anak. Perlahan si anak tadi menjadi lebih feminim. 

Ternyata ya, begitu besar peran ayah dalam mengarahkan pendidikan seksualitas bagi anak. Yang saya tangkap dari cerita di atas adalah memang sosok ayahnya tidak ada dan hadir di masa pertumbuhannya. Nah, yang banyak terjadi saat ini adalah ayah secara fisik ada, tetapi sosok ayahnya tidak ada. Sosok ayah terlalu sibuk dengan dunianya, sehingga tidak pernah benar-benar hadir. Pengalaman saya pribadi, saya ini bukan orang yang cukup dekat dengan papa. Papa saya masih ada, kami tidak tinggal berjauhan. Tapi papa saya adalah seorang yang kaku, tak banyak cakap dengan anaknya. Bahkan, menurut cerita, papa saya jarang menggendong anak-anaknya ketika kami kecil. ditambah ada masa papa sering seklai pergi ke luar kota. alhasil saya memang jarang ketemu san ngobrol dengan papa. Walaupun tidak dekat, saya masih cukup ingat beberapa momen ketika saya kecil dengan papa saya. Alhamdulillah dari beberapa momen itu, saya masih memiliki perasaan memiliki papa. Bersyukurnya saya sendiri tidak sampai salah jalan dan kehilangan identitas diri. Ketika beranjak dewasa, saya malah menyadari memang ada perbedaan perbedaan karakter antara anak-anak yang dekat dengan ayahnya dan yang tidak dekat dengan ayahnya. Anak-anak yang dekat dengan ayahnya cenderung tumbuh menjadi pribadi yang kuat, berani mengambil keputusan, emosionalnya lebih stabil. Berbeda dengan saya, yang cenderung sulit mengambil keputusan, gampang goyah, emosi tidak stabil. terlepas dari sifat bawaan ya. Dan barangkali apa yang saya simpulkan ini bsia jadi salah. Tapi setidaknya sampai saat ini, seperti itu hasil pengamatan saya. Dan karenanya, saya tidak ingin anak-anak saya tidak dekat dengan ayahnya. Walaupun waktunya seidkit, tapi dari yang sedikit itu semoga cukup berkualitas utnuk mebersamai anak-anak.



Kamis, 11 Maret 2021

Topik 3: Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas

Fitrah adalah apa ang menjadi kejadian atau bawaan manusia dari sejak lahir. Fitrah dapat diklasifikasikan ke dalam 8 hal, yaitu fitrah keimana, fitrah perkembangan, fitrah bahasa dan estetika, fitrah jasmani, fitrah seksualitas, fitrah individualitas dan sosialitas, fitrah belajar, dan fitrah bakat. Fitrah seksualitas adalah fitrah yang dibawa setiap individu. Sejak lahir, setiap manusia memiliki jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Jika saya hubungkan pada materi pada topik pertama, seiring pertumbuhannya, pengaruh lingkungan, pengetahuan dan pengalaman diri akan mempengaruhi gender dan orientasi seksualnya. Bagi anak perempuan seharusnya feminitas akan berkembang sehingga menjadi goalsnya adalah menjadi bunda sejati. Bagi anak laki-laki, sisi maskulinitasnya harus lebih berkembang agar memiliki sifat kelelakian dan keayahan sejati.

Peran orang tua menajdi sangat penting agar fitrah seksualitas anak tumbuh dengan baik. Tujuannya menumbuhkan fitrah seksualitas ini adalah agar anak mengetahui identitas seksualnya, anak mampu berperan sesuai identitasnya, dan anak mampu melindungi dirinya dari kejahatan seksual. Jika fitrah ini tidak dibangkitkan dengan baik, yang banyak terjadi saat ini adalah anak-anak tidak dapat mehamai dengan baik identitas dirinya. Implikasinya adalah banyaknya penyimpangan seksual, suami istri tidak dapat mengetahui peran masing-masing, perasaan terasing.

Membangkitkan fitrah seksualitas ini sesuai dapat dibagi sesuai dengan umurnya, yaitu mulau usia 0-2 tahun, usia 3-6 tahun (pra latih), usia 7-10 tahun (pre aqil baligh 1), usia 10-14 tahun (pre aqil baligh 2), dan usia >15 tahun (post aqil baligh).

Topik 2: Pendidikan Seksualitas Sejak Dini

Fenomena kekerasan seksual kepada anak makin marak terjadi. Sebagai orang tua, kita semakin menyadari bahwa betapa pentingnya pembekalan pendidikan seksualitas pada anak sejak dini. Pendidikan seksualitas dimulai dari pengenalan terhadap keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga besar. Faktanya pula, kekerasan seksual justru dilakukan oleh orang-orang terdekat. Untuk itu, pengenalan terhadap keluarga menjadi penting agar anak paham siapa saja orang yang berada di sekitarnya. 

Pendidikan seksualitas dikenalkan kepada anak usia dini sesuai dengan umurnya. Pada usia 0-2 tahun, pendidikan seksualitas dikenalkan melalui pengenalan namanya. Hal ini untuk mulai mengajarkan identitas dirinya. Selanjutnya pemberian ASI ekslusif bertujuan agar anak memliki bonding dengan ibunya. 

Di usia 3 s.d. 6 tahun, anak mulai dikenalkan perbedaan laki dan perempuan, sekaligus mengenalkan identitas dirinya. Mengajarkan kepada anak bahwa dirinya adalah laki-laki atau perempuan. Orang tua dapat memangil pangglan sayang kepada anak dengan nama-nama yang menunjukkan bahwa dia laki-laki atau perempuan. Di fase ini, anak-anak harus dekat dengan kedua orang tuanya suapa anak memiliki role model yang jelas antara laki-laki dan perempan. Anak-anak juga mulai diajarkan bagian-bagian tubuh apa saja yang boleh dan tidak boleh disentuh serta siapa saja orang-orang yang boleh membantunya, misalnya membantu cebok.


Senin, 08 Maret 2021

Pemahaman Perbedaan Gender

Live FBG hari pertama ini materinya adalah Pemahaman Perbedaan Gender. Materinya ngeri-ngeri sedap, soalnya saya jadi overthinking. dalam materi ini disampaikan bahwa antara gender, seks, dan orientasi seksual. Seks adalah sesuatu yang given dari Alloh, tidak bisa berubah, sekalipun lewat operasi. Seks merujuk pada dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Jika seorang pria merubah kelaminnya, sejatinya dia tetap laki-laki karena dia tidak memiliki rahim dan sel telur, begitu juga sebaliknya perempuan yang berubah kelamin menjadi laki-laki tetaplah perempuan karena dia tidak dapat membuahi. 

Gender merujuk pada identifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya. Sifatnya tidak tetap, dapat berubah. Sementara orientasi seksual adalah rasa ketertarikan secara seksual maupun emosional terhadap jenis kelamin tertentu yang dapat diikuti perilaku seksual atau tidak. 

Dari penjelasan ketiga hal ini saja, saya sudah mikir kemana-mana. Ceritanya ada seorang kenalan saya, yang merubah jenis kelaminnya dari laki-laki menjadi perempuan. Disini saya baru sadar, gender dan orientasi seksual memang bisa berubah. Banyak hal yang bisa mempenagruhi hal ini, bisa dari sosial, lingkungan, keluarga. Kasus kenalan saya ini, dia dibesarkan oleh single mother. Ayahnya meninggal saat usianya masih dini. Dia tumbuh besar hanya bersama ibu dan kakak perempuannya. Bisa jadi dominansi perempuan dan ketidaan sosok laki-laki dalam tumbuh kmebangnya memengaruhi gender dan orientasi seksualnya. 

Karena hal tersebut, penting bagi orang tua untuk mengenalkan perbedaan gender sejak dini. Walaupun seks, gender, dan orientasi seksual adalah 3 hal yang berbeda, tetapi ketiganya bisa berkaitan. Anak berjenis kelamin perempuan walaupun tomboy, tetap diajarkan peran dan fungsinya sebagai perempuan. Laki-laki diajarkan pula peran dan fungsinya sebagai laki-laki. Sehingga ketika dewasa, anak-anak tidak gagap dan bingung terhadap identitasnya. 

Sabtu, 06 Maret 2021

Aurat

Salah satu hasil diskusi kelompok kami dalam rangka persiapan pendidikan seksualitas untuk anak usia dini adalah mengenalkan aurat. Penjabaran mengenal aurat ini sebenarnya cukup banyak. Diantaranya adalah  sejak bayi anak sudah disiapkan untuk mengenal malu ketika membuka aurat di depan umum. Untuk anak perempuan yang usianya lebih besar, mulai diajarkan memakai jilbab ketika keluar rumah. Selanjutnya baik anak laki dan perempuan diajarkan pula mengenal organ tubuhnya yang boleh dan tidak boleh disentuh.

Pengalaman saya sendiri, untuk Nadya Alhamdulillah dari bayi sudah mulai diajarkan memakai jilbab ketika keluar rumah. Ketika mulai besar, Nadya mulai berpikr kritis. Diantara pertanyaannya adalah ketika melihat perempuan lain tidak menggunakan jilbab. Baginya, jilbab adalah keharusan ketika berada di luar rumah. saat itu, saya hanya dapat menjelaskan bahwa perempuan yang tidak memakai jilbab di luar, bisa jadi perempuan non muslim. Pertanyaannya tidak berhenti sampai disini, karena dia pernah menemukan orang yang jelas dia tahu orang islam tetapi tidak menggunakan jilbab. Untuk pertanyaan ini saya jawab, mungkin yang bersangkutan belum tahu kalau jilbab itu wajib. Hanya jawaban itusaja, sementara Nadya sudah cukup puas. Terkait jilbab ini, ada pengalaam saat salah seorang ART kami tidak mengenakan jilbab. nadya saat itu berumur sekitar 5 tahun, bertanya dengan polosnya ke ART tersbeut kenapa tidak menggunakan jilbab. entah katenamalu atau tidak enak hati dengan Nadya, tidak berapa lama ART tersebut akhirnya mengenakan jilbab :D

Di usia lebih dewasa lagi, pertanyaan Nadya semakin kritis. Nadya melihat ketika saya menginap di rumah nenek atau di rumah ada tamu, saya akan menggunakan jilbab. Baru saat pertanyaan ini muncul, saya mulai menjelaskan jawaban yang lebih ilmiah. Sekalian menyampaikan makna aurat perempuan. Apa saja aurat perempuan dan kepada siapa saja perempuan boleh melepas jilbabnya. alhamdulillah ketika sekarang berusia 7 tahun, Nadya sudah cukup paham. Nadya tahu kapan dan dimana saja saya boleh melepas jilbab. Termasuk juga Nadya paham ketika saya sedang tidak berjilbab, tidak boleh difoto sama sekali. Walaupun Nadya belum bisa mengimplemetaskan untuk dirinya sendiri.  Menurut saya karena di usia tersebut juga sebenarnya belum dikenai hukum wajib, jadi Nadya masih banyak kelonggaran untuk melepas jilbab. Saat ini yang penting adalah pembekalannya dulu saja. Poin saya sih jangan sampai kewajiban seperti ini justru membebani anak di kemudian hari, tapi justru anak tidak paham esensinya. 

Kamis, 04 Maret 2021

Mainan dan Warna Tidak Memiliki Gender

Diskusi hari ini masih berlanjut dengan hal-hal yang perlu disiapkan untuk mengajarkan pendidikan seksualitas pada anak usia dini. Dalam diskusi ini ada bagian yang cukup menarik ketika seorang kawan memasukkan pemilihan warna baju untuk anak laki dan perempuan sebagai hal yang perlu diajarkan di usia dini. Nah saya jadi tercetus kalau begitu mainan juga harus dibedakan dari sejak dini. Sejujurnya saya sempat mengalami kekhawatiran. Dulu ketika Nadya masih balita, dia cenderung menyukai mainan bola, mobil, pesawat. Boneka dan masak-masakan yang disiapkan cenderung tidak disentuhnya. Nadya sama sekali tidak tertarik. Saya pikir yaa kalau anak perempuan ga suka boneka masih wajar dan ga masalah juga ketika nadya lebih suka 'permainan laki-laki'. Ditambah pula Nadya ga suka pakai rok. Saya pikir anaknya mungkin agak tomboy. Jadi saya tidak terlalu ambil pusing. Seiring berjalan waktu, Nadya malah mulai tertarik dengan 'mainan perempuan' seperti main boneka, masak-masakan. Belakangan ini, boneka dan masak-masakannya jadi banyak.

Kekhawatiran mulai saya rasakan pada Umar ketika umurnya 1 tahun. Sebagai adik, Umar cenderung melihat kakaknya. Sempat ada masa Umar sangat menyukai mainan masak-masakan. Sampai akhirnya saya stok mainan mobil-mobilan cukup banyak, tapi sayangnya Umar tidak tertarik. Ketika ada banyak mainan, Umar akan lebh tertarik main masak-masakan. Parahnya ada tetangga yang memberikan pendapat memojokkan bahwa ga baik anak laki-laki itu main masak-masakan. Harusnya dikasih bola atau mobil saja. Sempat panik karena khawatir jangan-jangan nanti Umar keterusan menyukai barang-barang perempuaan. Tapi di siis lain suami dan salah seorang teman saya meyakinkan bahwa hal tersebut masih normal. Karena di usianya anak cenderung tertarik dengan yang dilihat. Lagipula kalau mainan masak-masakan, toh saat ini namanya chef kebanyakan juga laki-laki. kalau Umar suka main gendong-gendong boneka, toh nanti dia insya Alloh akan jadi bapak. Pada akhirnya yasudahlah, mencoba tetap tenang. Alhamdulillah di usia Umar 3 tahun, kesenangan Umar mulai bertambah. Saat ini anaknya malah seneng banget main mobil-mobilan. suka liat papanya nukang. Tertarik dengan hal-hal yang mekanis. Walaupun ada kalanya masih main masak-masakan, dia berperan jadi penjualnya. Atau main gendong boneka. Yaa, intinya sih akhirnya saya sadar mainan itu memang tidak perlu dilabeli ini mainan laki-laki atau perempuan. Karena dengan main masak-masakan saja, ga serta merta merubah anak laki-laki jadi kemayu. Main bola ga serta merta membuat anak perempuan jadi jagoan. 

Begitu pula dnegan warna. Hasil diskusi tadi siang juga disebutkan bahwa tidak sebaiknya melabeli warna-warna tertentu adalah warna laki-laki atau perempuan. Karena kembali ke rules bahwa warna dan juga mainan tidak memiliki gender.


Rabu, 03 Maret 2021

Zona 7:Pendidikan Seksualitas

Memasuki zona 7 kelas Bunda Sayang, tema kali ini adalah Pendidikan Seksualitas. Zona ini lebih menantang daripada zona-zona sebelumnya. Zona kali ini dimainkan secara berkelompok. Seluruh mahasiswa kelas Bunda Sayang dibagi ke dalam kelompok berdasarkan wilayah, untuk selanjutnya masing-masing kelompok berdiskusi di dalam kelompoknya sesuai subtema yang diberikan. Saya bergabung dalam kelompok Bekasi 1 dan mendapat subtema Pendidikan Seksualitas Sejak Dini. 

Hari ini grup kami sudah mulai melakukan diskusi. Saya sendiri belum dapat mengikuti diskusi grup secara penuh karena bertepatan dengan rapat. Alhamdulillah masih sempat manjat-manjat dikit di grup. diskusi hari ini dimuali dari latar belakang kenapa pendidikan sesksualitas ini penting diajarkan sejak dini. Hal ini disebabkan karena banyaknya kasus pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. Anak-anak terutama di usia yang sangat muda tidak paham bahwa mereka telah menajdi korban kejahatan, tetapi hal tersebut tanpa sadar terekam dalam alam bawah sadarnya dan tentunya berdampak pada psikologis anak-anak tersebut di kemudian hari. Parahnya sebagian kejahatan seksual ini dilakukan oleh orang-orang terdekat. TT

Selanjutnya, diskusi berlanjut dengan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mengajarkan pendidikan seksualitas sejak dini. Diantaranya adalah mengajarkan aurat kepada anak laki dan perempuan, memberikan pemahaman organ tubuh mana saja yang boleh dan yang tidak boleh disentuh orang, dan mengawasi tontonan anak baik pada tv maupun gadget. Menurut saya upaya pencegahan ini memang perlu sekali. Walaupun anak masih kecil dan belum paham, tapi berupaya terus dilatih dan diajarkan. Misalnya membiasakan anak untuk ganti baju di kamar, mengajarkan bahwa kalau tidak pakai baju itu malu. Yang ini sih masih PR untuk Umar. Karena di usia segin ternyata memang fasenya suka ga pakai baju -_-. Pelan-pelan deh dibilangin kalau kalau pakai baju itu malu. Untuk nadya, di usianya 7 tahun, Alhamdulillah sudah konsisten menggunakan jilbab jika keluar rumah. Sudah paham aurat. Selanjutnya, saya masih riset, apalagi yang haris diajarkan di usia ini.

Alhamdulillah ya, ketika butuh pencerahan tentang pendidikan seksualitas untuk anak, pas sekali tema zona 7 ini. Yey, semangat mencari ilmu di zona 7. 


Kamis, 25 Februari 2021

Pantulan Warna Zona 6

 Di zona 6 Bunda Sayang "Stimulasi Kecerdasan Matematika dan Finansial", saya fokus untuk stimulasi ke Umar (3 tahun). Yang distimulasi disini adalah konsep Matematika Dasar. Awalnya saya kira, Matematika itu hanya berkaitan dengan angka, bentuk geomteri, tetapi setelah mendapat materi disini saya baru sadar ternyata Matematika itu luas sekali. Mengajarkan konsep kanan-kiri, besar-kecil, panjang-pendek, atas-bawah, bermain puzzle ternyata merupakan konsep-konsep dasar Matematika. Luar biasa sekali ternyata ya.  Saya sendiri cukup menikmati di zona ini. Ada banyak ide-ide sederhana yang bisa menjadi kegiatan stimulasi matematika. tentunya dengan cara yang mengasyikkan buat anak-anak. Bahkan saking asyiknya anak ga sadr kala sedang belajar. 

Ada beberapa kali Umar merasakan serunya 'belajar', tapi ada kalanya juga dia tidak tertarik karena lebih tertarik bermain yang lain. Dan ini menjadi catatan untuk saya, bagaimana mengembangkan konsep belajar asyik sehingga anak tidak terbebani dengan belajar. Setelah tantangan 15 hari ini saya menajdi tertantang untuk mencari ide-ide baru belajar bersama anak.

Kamis, 18 Februari 2021

Masih Seputar Angka

Masih seputar mengenak angka, hari ini rencana aktivitas Umar adalah mewarnai angka. Kemarin saya searching, nemu ide mewarnai angka. Ga hanya sekedar mewarnai, tapi belajar sensorik juga nih. Jadi angka yang sudah ditulis di kertas, diberi lem di angkanya, kemudian ditabur garam halus..Selanjutnya baru diwarnai menggunakan cat air. 

Awalnya Umar agak tertarik dengan ide mewarnai dengan cat air. Selanjutnya Umar juga mulai tertarik melihat saya mulai memberi lem dan menaburkan garam di atas tulisan angkanya. Namun, mendadak kehilangan mood saat polesan pertama di kertasnya. TT.. entah kenapa, bisa jadi karena ide menabur garam sebelum cat air itu ga terlalu berhasil bagus..Umar hanay mewarnai satu angka nol saja, selanjutnya kuasnya ditaruh. Umar sudah tidak tertarik. Langsung beralih ke plan B, saya ajak Umar membaca angka di depannya. Karena sebelumnya Umar sudah paham angka 1 s.d. 4, saya ulang kembali. Kali ini hanya berhasil di angka 1 dan 2 saja. selanjutnya bubar..TT

Sudah ga fokus dengan kertasnya, Umar memainkan tube cat air. Dia mengucapkan warna-warna yang ada. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, saya ajak untuk mulai menghitung jumlah tube. Dan lagi-lagi hanya berhasil sampai hitungan ke 6. 

Fyuuh..baiklaah, mainlah sesuakamu Nak, Nanti kita sisipin lagi belajar matematikanya ya..

Bintang ***

#harike15
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Rabu, 17 Februari 2021

Kanan-Kiri

Serangan bulanan membuat kondisi tubuh saya hari ini tidak terlalu fit. Dampaknya jadi ga fokus untuk stimulasi hari ini TT. Sore tadi sempat sih bermain bareng Umar, tapi ga fokus ke tantangan. Namun demkian, Alhamdulillah masih menyempatkan ngobrol sedikit untuk pengenalam konsep Matematika.

Hari ini kami ngobrolin kanan dan kiri. Mainnya dengan goyang kaki. Umar bilang kakinya bergoyang-goyang. selanjutnya saya bilang goyang ke kanan gimana, kemudia kaki Umar akan mengarah ke kanan. Begitu pula ketika saya mengatakan goyang ke kiri, kakinya akan mengarah ke kiri. Beberapa kali kami memainkan permainan ini. Alhamdulillah Umar sudah paham dengan kanan dan kiri. Stimulasi selanjutnya mungkin harus lebih advance ya, misal meminta Umar berjalan ke kanan/kiri.. Bisa juga ditambah jumlah langkahnya.. Ah ya, saya malah jadi dapat ide bermain.. 

Semoga besok badan sudah fit, jadi semangat dan fokus belajar bareng Umar :)


Bintang : ***


#harike14
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Selasa, 16 Februari 2021

Bermain Puzzle

Karena sudah 3 hari bosen bermain dengan lembar kerja, hari ini belajarnya santai aja. Saya ajak Umar main puzzle saja dan anaknya langsung menyambut dengan gembira. jadilah hari ini bermain puzzle. Puzzle Umar ini puzzle sederhana, hanya terdiri dari 3 sampai 6 keping puzzle untuk masing-masing gambar. 
Bermain puzzle sendiri merupakan salah satu stimulasi konsep Matematika dasar, yaitu mengelompokkan, memutar dan mengubah letak benda. Dalam permainan puzzle ini, Umar sudah cukup terampil. Umar paham bagaimana satu keping puzzle aharus disatukan dnegan keping lainnya untuk membentuk suatu gambar. Nah, kebetulan di balik gambarnya ada angka-angka yang menjadi penanda puzzle. Selesai terbantuk gambar, kami balik gambarnya sehingga terlihat angka-angka dibalik setiap keping puzzle. Umar melanjutkan belajar mengenal angka. Alih-alih menghitung jumlah keping di setiap gambarnya. Umar menunjuk angka 1 di setiap gambar. Kemudia Umar melanjutkan menunjuk angka 2, seterusnya sampai angka 3. Angka 1 s.d. 3 Umar sudah paham, tapi ntuk angka 4 s.d 6 Umar belum paham. Jado masih harus distimulasi lagi.

Setelah bermain dnegan angka ini, jadwal Uamr makan. Kebetulan kami membeli sate, Umar menaruh sate di piring. Tanpa diminta, Umar mulai menghitung satenya satu per satu sembari dipindahkan ke piring. Alhamdulillah Umar lancar menyebutkan angka 1 s.d. 10.

Jadi, untuk menyebutkan angka, Umar dapat menyebutkan angka 1 s.d. 10. Tapi untuk karakternya, Umar baru paham angka 1 s.d. 3. 


Gambar puzzle 

Bagian belakang puzzle


*Tidak sempat foto waktu kegiatan, selesai belajar anaknya kabur

#harike13
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Bintang *****

Senin, 15 Februari 2021

Menghitung

Weekend lalu saya menyiapkan beberapa lembar kerja yang akan digunakan Umar. Karena kemarin Umar cukup tertrauk dengan kegiatan menempel, maka dari itu belajarnya ga jauh dari menempel. eh tapi sepertinya saya salah. Setelah kemarin ga mood menempel, hari ini pun sama. Anaknya ogah main tempel-tempelan TT. Sementara lembar kerja menempel disimpan dulu.
Di tengah usaha membujuk Umar belajar melalui kegiatan menempel, Umar malah tertarik mengambil majalah Nadya. Majalah ini sebenarnya adalah lembar kerja Nadya waktu TK, kebetulan temanya adalah peralatan, seperti peralatan tukang, peralatan masak, peralatan berkebun. Umar cukup tertarik dengan gambar-gambarnya. Sambil diceritakan nama-nama alatnya, saya berusaha memancing Umar ntung menghitung pula jumlah alatnya. Hanya bertahan di dua gambar saja, umar malas. Mendengar kalimat "hitung", mood Umar menurun drastis TT. Kayaknya tipe anak ini yang kalau disuruh malah ga dikerjain, tapi kalau ga disuruh atau memang lagi pengen, ya jalan sendiri. Yawislah, sementara hari ini melancarkan menghitung satu sampai sepuluh. Pada kegiatan pertama Umar lancar menghitung angka satu sampai sepuluh, tapi pada kegiatan selanjutnya hanya sampai delapan, setelah itu Umar menyebutkan angka acak. 

Tidak apa, walapun belajar matematikanya hanya sedikit, tapi ada yang dipelajari. Toh kan belajar hal lain juga. Oh ya, selain belajar dari majalah ini. Seharian ini Umar lagi senang menyanyi lagu Soleram, yang kebetulan liriknya ada berhitungnya.

SoleramSoleramSoleramAnak yang manisAnak manis janganlah dicium sayangKalau dicium merah lah pipinya

Satu duaTiga dan empatLima enamTujuh delapanKalau tuan dapat kawan baru sayang
Kawan lama ditinggalkan jangan 

#harike12
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Minggu, 14 Februari 2021

Menghitung Mobil

Rencananya hari ini Umar akan melanjutkan mengenal angka. Kemarin sudah mengenal angka 1 dan 2, hari ini mau melanjutkan mengenal angka 3 sampai 5. Media yang digunakan masih sama, yaitu menempel kertas warna. Rencana tidak selalu berjalan mulus, hari ini Umar tidak mood menempel. Beberapa kali diajak menempel kertas warna, Uma rmalah lebih memilih bermain yang lain. Yasudahlah, sambil dibujuk lagi, dilihat kapan anaknya siap belajar.
Di tengah bermain mobil-mobilan, eh Umar malah belajar menghitung mobilnya, Jadinya hari ini Umar belajar menghitung mobil, sari satu sampai enam. Kenapa sampai enam? karena Umar hanya mau menghitung sampai enam saja. Umar susun mainan mobil kecil yang sejenis, kemudian kami bersama-sama menghitung. Berhitung satu sampai enam, sudah agak lancar. Tapi saya belum yakin apakah Umar paham dengan konsepnya. Setelah beberapa kali belajar menghitung, saya sudahi belajar hari ini. Sementara cukup, tapi masih harus diulang-ulang kembali supaya Umar paham.

Bintang : *****



#harike11
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Sabtu, 13 Februari 2021

Angka 1 dan 2

Hari ini saya menyiapkan lembar kerja untuk Umar. Umar akan belajar mengenal angka 1. Saya buat angka 1 dengan ukuran besar pada kertas hvs putih, kemdian saya memotong kertas warna dengan bentuk bulat-bulat. Jadi Umar akan menempel kertas warna tersebut pada angka 1 yang telah saya buat. 

Alhamdulillah kegiatan kali ini, Umar sangat menikmati. Dia hepi ketika disuruh menempel kertas warnanya di angka 1. Secara menakjubkan, Umar bisa menempel kertas pada tempat yang telah disediakan. Ga cukup di angka 1, Umar minta tambah 1 lembar lagi untuk angka 2. Selesai menempel kertas warna di angka 1 dan 2, Umar paham dan bsia membedakan angka 1 dan 2. 

Tadinya, Uamr masih ingin nambah lagi di angka 3. Tapi berhubung waktu sudah sore dan sudah waktunya Umar mandi sore, saya menjanjikan permainan lain. Hmm, sepertinya Umar tertarik jika belajarnya sambil menempel. Baiklaah, cari ide menempel sambil menstimulasi konsep Matematika dasarnya. 

Bintang *****





#harike10
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Jumat, 12 Februari 2021

Panjang-Pendek, Besar-Kecil

Hari ini saya tidak membuat media pembelajaran baru untuk Umar. Masih belum dapat ide, cara mengajarkan konsep tinggi-pendek dan besar-kecil yang pas untuk Umar. Hari ini ngobrol-ngobrol saja jadinya. Sembari Umar main balok, saya cerita dan bertanya ke Umar. Pertanyaannya mengarah ke apa itu panjang. Karena Umar suka hewan, pertanyaannya tidak jauh-jauh dari hewan, seperti leher jerapah itu  panjang atau pendek? Umar dapat menjawab bahwa leher jerapah itu panjang. Selanjutnya membandingkan ular dan kaki seribu. Saya bertanya mana yang panjang dan mana yang pendek. Kali ini Umar tidak dapat menjawab. 
Kemudian ngobrol berlanjut dengan bercerita konsep  besar dan kecil. Besar dan kecil ini saya gambarkan dnegan gajah dan semut. Umar paham bahwa gajah itu besar, sedangkan semut itu kecil. Untuk memperkuat pemahamannya, konsep besar dan kecil ini saya ceritakan sambil memperlihatkan gestur besar dan kecil. Melalui permainan getur besar dan kecil ini, Umar cukup paham.

Yang masih PR ini konsep panjang dan pendek ini. Untuk konsep besar dan kecil masih butuh penguatan konsep untuk Umar. 

Bintang : ****

Notes: hari ini tidak mendokumentasikan kegiatan. 

#harike9
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Kamis, 11 Februari 2021

Mengenal Geometri (lagi)

 Dua hari lalu, Uamr sudah belajar mengenal geometri dengan media balok. Walaupun sudah memahami, tapi rasanya Umar kurang fokus. Kali ini Umar kembali belajar mengenal geometri. Namun, media belajarnya adalah melalui menggunting dan menempel.

Jadi saya membuat beberapa bentuk geometri di kertas warna, kemudian saya gunting. Dalam proses menggunting ini, Umar ikut membantu gunting-gunting. Walaupun akhirnya saya rapihkan kembali. Selanjutnya, saya menggambar bentuk geometri yang sama di kertas. Tugas Umar adalah menempelkan bentuk geomteri dari kertas warna tadi ke samping gambar geometri yang telah dibuat. Kali ini, Umar excited menempel. Alhamdulillah, Umar sudah mampu mencocokkan bentuk geomteri tanpa kesulitan. Selesai menempel, saya lanjutkan dengan mengenalkan nama bentuknya. Sampai disini, Umar masih antusias mendengarkan, bahkan mengulang nama bentuk serta bertanya bentuk-bentuk yang lain. Tapi kalau diulang lagi, masih suka salah dan lupa nama bentuknya. Tak apalah, fokus sampai disini saja sudah cukup bagus. Next, mengulang lagi pengenalan geomteri ini supaya Umar hapal dengan nama bentuknya. 

Bintang :*****



#harike8
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Rabu, 10 Februari 2021

Besar-Kecil dan Atas-Bawah

Melihat buku susun antariksa milik Nadya, jadi kepikiran menjadikan buku tersebut alat untuk mengenalkan Umar konsep besar dan kecil. Buku tersebut terdiri dari 6 buah kotak, yang dapat disusun  dari kotak yang ukurannya besar ke ukurannya kecil membentuk piramida. Di balok tersebut, terdapat 4 buah gambar yang berbeda, jika buku disusun. Namun karena materinya adalah mengenalkan besar-kecil, maka kami mengabaikan dulu gambar yang tersusun.

Umar exited menyusun buku-buku tersebut hingga membentuk piramida. Setelah jadi, dihancurkan. Beberapa kali kami membuat piramida tersebut. Namun, ketika dijelaskan mana kotak yang besar dan mana yang kecil, Umar masih terbalik-balik. Saya rasa secara konsep, Umar paham bahwa membangun piramid harus dimulai dari kotak yang besar. Namun, secara verbal Umar belum dapat mengatakan mana kotak besar dan kecil. 

Setelah bosan menyusun kotak, Umar mengambil mainan mobilnya. Dia taurh mainan mobil di ujung piramida, sambil mengatakan mobil di atas. Belajarnya jadi berkembang nih, ke konsep atas bawah. Dalam permainan ini, Umar paham, baik secara konsep maupun verbal, apa yang disebut atas dan bawah. 

Alhamdulillah hari ini Umar belajar dua konsep Matematika, yaitu besar-kecil dan atas-bawah.



Bintang: *****

#harike7
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Selasa, 09 Februari 2021

Mengenal Geometri

Karena judulnya baru mengenal, maka yang diajarkan pun belum masuk pada pengenalan nama bentuk.  Hari ini Umar belajar mengenal bentuk geometri sederhana. Permainannya masih dengan mainan balok Umar. Kali ini saya menggambar berbagai bentuk geometri balok Umar pada kertas putih, ada persegi, persegi panjang, lingkaran, segitiga, dan setengah lingkaran. Selanjutnya, Umar mengidentifikasi bentuk yang sama dengan gambar. Umar menaruh balok yang sama bentuk geometrinya sesuai gambar pada kertas.

Awalnya Umar senang dengan permainan ini, tapi baru sebentar, seperti biasa, sudah bosan. Haha..Tapi lumayan lah, untuk pengenalan awal. Umar bisa mnegidentifikasi dengan baik dengan mencocokkan bentuk baloknya dengan gambar sesuai yang ada di kertas. Alhamdulillah, saya anggap untuk konsep geometri, Umar sudah paham. Walaupun acara bermain dan belajarnya ga bisa fokus dalam waktu lama.



Gambar geometeri yang dibuat di kertas

 

Umar mencocokan balok sesuai gambar


Bintang: *****


#harike6
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Senin, 08 Februari 2021

Menabung

Tadi sore, Umar menemukan sebuah uang koin di meja. Reflek dia ambil uang tersebut kemudian memasukkannya ke celengan. Katanya "menabuung". Secara konsep, mungkin Umar belum paham apa yang dimaksud dengan menabung. Tapi dia paham uang koin yang ditemukan adalah untuk ditabung. Ini karena saya sengaja mengumpulkan uang-uang koin dalam satu tempat, yang kemudian menjadi rutinitas anak-anak bila menemukan uang koin akan dimaksukkan ke celengan. Celengannya juga sebenarnya celengan bersama. Nadya yang buat dari kaleng bekas susu. Poinnya sih walaupun belum terlalu paham konsep menabung, tapi paling tidak Uamr paham bahwa uang koin yang dia temukan itu adalah untuk ditabung bukan untuk jajan. 

Untuk menjelaskan konsep menabung sendiri, nampaknya Umar belum tertarik mendengarkan. Tapi ya diceritakan saja. Belum paham saat ini, nantinya akan paham seiring waktu. Jadi saat ini dibiasakan dulu action menabungnya walaupun secara konsep belum bisa paham.

Bintang : ****

Celengan hasil kreasi Nadya



#harike5
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional 

Minggu, 07 Februari 2021

Ini Tinggi

Media belajar hari ini adalah mainan balok warna-warni. Rencananya mau mengenalkan konsep tinggi dan pendek kepada Umar. Kami akan menyusun balok sehingga menjadi bangunan yang tinggi. Tapi seperti biasa, realitanya ga bisa benar-benar mengajarkan hanya satu konsep saja karena di awal bermain Umar justru tertarik mengelompokkan warna terlebih dahulu. Selanjutnya bertanya bentuk masing-masing balok kayunya, setelah itu baru membuat bangunan tinggi. Ga cukup sampai bangunan tinggi saja, Umar berimajinasi membuat mobil yang panjang, pesawat yang besar. Intinya sih, Umar sudah mengenal apa itu panjang, besar, tinggi, tapi sepertinya belum paham lawan katanya. Hari ini cukuplah mengenal konsep tinggi, panjang, dan besar. Selanjutnya, saya lagi cari-cari ide, media apa yang dapat digunakan untuk mengajari konsep pendek, rendah, dan kecil.

Bintang ****


Bangunan Tinggi

Mengelompokkan warna

#harike4
#tantangan15hari
#zona6stimulasimatematikafinansial
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional