Jumat, 31 Agustus 2012

Kertas Surat dan Amplop


Secara tidak sengaja, saya menemukan benda tersebut di laci kamar saya di rumah Magelang. Ceritanya sih lagi cari kertas untuk menulis surat singkat (lebih tepatnya pesan singkat kali ya). Jadi saya itu mau kirim bingkisan, nah biasanya kan ada semacam ucapan atau pesan singkat gitu kan di dalam bingkisan tersebut. Ketika buka laci, nongol benda itu.  Cucoklah menulis pesan singkat di kertas cantik itu.. Kertas surat dan amplopnya.. Iya, benda tersebut adalah salah satu koleksi saya di jaman baheula'.. Jaman dulu, sebelum marak internet, belum ada hp, surat menyurat sempat menjadi tren. Dulu saya sering juga sih surat-suratan dengan sepupu saya. Belum pernah sampai punya sahabat pena sih, tapi hal tersebut cukup untuk saya suka koleksi kertas surat. 

Surat-suratan ini menjadi salah satu sarana belajar  saya untuk menulis. Saya inget bener, pas jaman SD, mama bilang, rajin-rajin belajar nulis surat gini, nanti suatu saat bakal butuh banget ketrampilan nulis begini. Redaksinya lupa sih gimana, tapi intinya begitulah. :DD  Saya itu mulai belajar nulis surat kalo ga salah sejak SD kelas 1 atau 2 gitu.Tulisannya masih acak adut. Namanya juga kan masih belajar nulis ya.. Surat-suratannya ya sama sepupu saya itu. Isi suratnya sih paling tanya kabar, trus tanya kabar eyang, tanya kapan main lagi, bilang kangen, dll. Fyi, sepupu saya itu tinggal di Jakarta, sementara saya tinggal di Magelang, ketemunya kalo pas liburan sekolah aja. Jadi komunikasinya ya via surat itu..Kalo dipikir-pikir lucu juga ya, dua anak kecil surat-suratan gitu..hihi..

Setelah liat benda itu, rasanya kangen, pengen surat-suratan lagi. Ada rasa yang beda ketika bercerita lewat surat.Menulis kesemua itu dengan tulisan tangan. Menulisnya harus pelan-pelan dan dibuat sebagus mungkin biar tulisan terbaca. Terus melipat kertas surat dengan secantik munngkin, memasukkannya ke amplop, menulis nama dan alamat tujuan, menempelkan perangko, trus ke Kantor Pos untuk mengirimkannya. Dan harap-harap cemas menunggu kapan balasan surat itu akan datang. Sweet banget ya.. :')

Dan sekarang, seiring perkembangan teknologi, surat-suratan gitu udah ga jaman banget ya. Boro-boro nulis surat, ada juga  kalo mau kirim pesan,  via sms atau bbm yang bahasanya singkat dan padat (jelasnya belum tentu sih). Kalo mau cerita-cerita agak panjang via email atau chatting. Rasanya bedaa banget kalo semua itu dilakukan dengan tulisan tangan.Beda dunk tulisan tangan dan tulisan komputer..Ah, saya jadi bertanya-tanya apakah generasi anak cucu kita nanti masih mengenal yang namanya kertas surat, amplop dan perangko...? Atau jangan-jangan nanti mereka lupa bagaimana cara menulis dengan tangan..

 


Rabu, 15 Agustus 2012

Getar Ramadhan

Langit Jakarta masih cerah seperti sore-sore sebelumnya. Kepadatan jalan yang masih juga sama. Yah memang selalu begitu di jam pulang kantor. Setiap pengendara diburu waktu untuk segera sampai ke rumah masing-masing..

Seperti rencana hari sebelumnya, sore ini saya dan teman-teman lingkaran cinta akan melaksanakan buka bersama di sebuah rumah singgah di Senen. Tidak terlalu jauh dari kos..Dan ini adalah kali ketiga saya berkunjung ke rumah tersebut. Selalu dan selalu ada getar aneh ketika memasuki wilayah tersebut. Gang sempit yang hampir tidak bisa dilalui mobil,yang bahkan kami harus mengambil jalan memutar untuk sampai rumah tersebut. Rumah -rumah yang kumuh berjajar rapat. Luasnya yang mungkin hanya sebesar kamar saya di rumah. Dan harus dihuni satu keluarga. Pun rumah tersebut beberapa juga bukan bangunan permanen. Terlihat hanya ada terpal yang sekedar bisa untuk berteduh saja. Dan tak perlu ditanya legalitas rumah tersebut. Ah,masihkah pantas disebut rumah? Getar aneh itu kembali menyapa.



Tawa riuh anak-anak sudah terdengar ketika kami sampai di sana. Sebelum menemui mereka,kami masih harus mengangkut sembako dan makan besar dari mobil ke dalm rumah. Warga di sekitar cukup antusias dengan kedatangan kami. Tanpa dimintai tolong, mereka langsung membantu kami. Tak butuh waktu lama hingga seluruh sembako dan makan besar sejumlah 85 pack itu berpindah tempat. Segera saja kami menuju lantai atas bergabung dengan anak-anak. 

70 anak dari usia TK hingga SD sudah bekumpul di lantai 2 rumah mungil itu. Tentu bukan hal mudah mengatur sedemikian banyak anak. Ditambah kami juga belum mengenal mereka secara personal, tentu lebih sulit lagi mengatur mereka. Salut untuk teman saya yang berhasil menangani mereka ini.

Mb Veny, malaikat penjaga rumah singgah tersebut, mengatakan anak-anak tersebut kadang memang over jika ada orang asing datang. Seolah mereka berebut untuk mencari perhatian. Yah, mau bagaimana lagi, kondisi di rumah saja, terkadang mereka tidak mendapat perhatian dari orang tuanya. Jadi ketika ada orang berkunjung ke rumah singgah itu mereka cukup bahagia mendapat sedikit sentuhan dan perhatian. Deg..kali ini sudah bukan getaran lagi, tapi lebih terasa seperti ada sesuatu yang menghujam..

Ah, anak-anak ini..Bukan sekedar sembako atau makan yang mereka butuhkan..Tetapi sentuhan dan perhatian yang lebih mereka inginkan.. Betapa iri dengan malaikat penjaga rumah singgah itu. Setiap hari hanya memberi dan memberi. Tanpa digaji, tanpa diberi penghargaan.. Hanya dibalas dnegan senyum dan tawa anak-anak itu.. Ah, insya Alloh, balasan dari Alloh akan jauh lebih berlibat dari apa yang kau beri ini..dan sungguh..sungguh saya akan iri denganmu.. Rabb, beri saya kesempatan menjadi seperinya ya.. :)

Malam itu, kami berjalan keluar gang sempit itu. Rumah-rumah berjejer rapat, berdesakan. Penghuninya duduk-duduk di luar, sambil mengobrol dengan tetangganya. Sembari menyapa kami yang lewat sambil mengucapkan terima kasihnya..Getar itu kembali menyusup.. Dan nikmatMu manalagikah yang kami dustakan..

Ketika menulis ini, rasanya masih terbanyang anak-anak itu. Anak perempuan, sekitar kelas 4 SD.dengan kulit hitam legam, rambut merah, dan  kuku-kuku yang kotor. Tampak sangat ceria. Dia berlari-lari gembira mencari perhatian kami, sesekali menghampiri saya menggelendot manja. Tampak sangat mencolok dibanding anak-anak lainnya. Saya mulai ajak bicara. Dan ternyata dia gagu. Makin tampak istimewa di mata saya. Dia masih bisa tersenyum mengahdapi dunianya. Seorang anak laki-laki dengan tubuh hitam gemuk dan terlihat sangat menggemaskan. Masih duduk di kelas 4 SD, sangat banyak bicara dan bercerita. Usianya masih muda dan saya bisa menangkap kecerdasannya. Anak-anak itu tidak butuh sekedar uang. Ketiadaan uang membuat mereka jadi komoditas orang tuanya. Satu hal yang mereka tidak peroleh di masa anak-anak mereka, sentuhan dan perhatian..
Published with Blogger-droid v2.0.6

Senin, 13 Agustus 2012

Catatan Ramadhan

Sore yang cerah.. Matahari tidak malu berbagi sinarnya yang hangat..Angin berbisik lembut diantara ayat-ayat suci yang terdengar seperti dengungan lebah. Hampir di setiap sudut orang-orang membaca Al Quran. Ada yang melanjutkan tadarusnya, ada yang sedang ber muroja'ah..Ada pula yang yang berkelompok sambil mendengarkan kajian. Di pojok masjid, beberapa orang tampak sibuk mempersiapkan makanan untuk berbuka. Dan di tengah serambi masjid, sebuah keluarga, ayah, ibu dan dua orang anak, duduk melingkar bergiliran membaca Al Quran. Diakhiri dengan doa khotmul Quran yang dipimpin sang Kepala Keluarga..Damai dan syahdu diantara taman surga..Bilakah kami akan bertemu kembali di surgaMu kelak..?


Sepuluh hari terakhir..Apa kabar target Ramadhan ya..? Kalo saya, sejujurnya ada beberapa hal yang belum tercapai. Dan sejujurnya lagi, target saya tahun ini secara kuantitas tidak lebih banyak daripada tahun kemarin. Secara kualitas, ya Wallahu a'lam.. Yang jelas untuk Ramadhan kali ini, feel nya sedikit berbeda dari Ramadhan tahun kemarin.. Jika tahun kemarin itu rasanya bener-bener kejar target, sampe tilawah pun rasanya kosong demi mengejar target. Tahun ini mungkin memang ga sebanyak kemarin tapi rasanya lebih berasa feel nya. At All, seluruh ibadah dilaksanakan dengan stabil, maksudnya ga berlebihan banget, tapi ketika drop ga jatuh banget.. Jatuhnya sih ya biasa-biasa aja..fyuh..Amalan biasa-biasa saja tapi mintanya banyaak..-_-"

Terus apa yang dirasa selama Ramadhan ini...? Hmm ya Ramadhan terasa begitu cepat berlalu. Ketika tidak terasa sudah sampai di penghujungnya. Catatan selama Ramadhan ini, feel nya seperti yang  saya bilang memang sedikit berbeda. Tapi Alhamdulillah, perbedaan ini bermakna positif kok..Saya lebih enjoy menjalaninya. Pun atmosfer di Cemputut cukuip mendukung. Tiada hari tanpa ada kegiatan sahur-buka bersama, solat berjamaah, tilawah, masih diisi liqo' pekanan. Alhamdulillah, bersyukur punya saudari-saudari  yang salihah ini. Paling seneng sih pas buka bersama ada yang masakin :D

Selanjutnya, ketika shaum adalah belajar untuk sabar. Saya kembali belajar untuk sabar dan ikhlas. Awal Ramadhan kemarin, sepatu Cr**ks saya hilang waktu solat di pusat perbelanjaan. Yasudahlah, namanya sepatu sejuta umat, mungkin ada yang salah ambil atau gimana. Yang jelas, sebelumnya sempat sesumbar dengan sepatu itu. Alloh langsung kasih teguran, dan hilanglah sepatu itu.. Tapi ujung-ujungnya kan ga mungkin pulang dari sana ga pake sepatu, jadi beli lagilah yang serupa sama persis dengan sepatu yang hilang itu.. :D

Terus, beberapa hari lalu, Ayshi yang berpindah tangan.. Fyi, Ayshi itu nama hp saya.. Kali ini karena karena kebiasaan buruk saya sih, suka membiarkan kamar terbuka dan meninggalkan hp sembarangan di kamar. Asumsinya pintu menuju kos itu sudah digembok, eh tapi namanya belum rizqi, sore itu pintunya lupa digembok lagi. Raiblah hp itu.. Ketika Cempututers panik dengan insiden tersebut, saya sih masih bisa tenang (ini tumbenan, saya kan biasanya panikan ya)..Udah berasa sejak lama hp itu suatu saat akan hilang. Jadi ketika pada akhirnya hilang sudah siap sih.. 

Hmm..tapi ini kejadian tersebut menjadi bagian yang sedikit menohok sih. Teguran dari Alloh lagi mungkin..Sering sih keasyikan bermain dengan hp itu sampai mengalahkan tilawah atau baca buku. Lebih seneng pegang hp daripada pegang Al Quran atau buku. Implikasinya ada waktu-waktu yang  pada akhirnya menjadi tidak produktif. Sebenarnya ada bagian di hati yang merasa sangat bersyukur sih..Kalo ga gitu kadang ga nyadar sih..Tapi ya tetep nyesek juga..Mesti keluar uang, buat beli hp yang tidak dibudgetkan sebelumnya T_T. Yasudahlah semoga berkah saja untuk yang ngambil hp nya.. :))

Teguran lain mungkin ya, saya jadi diingatkan untuk mengeluarkan uang "aneh" dari rekening. Ceritanya karena suatu hal, terdapat uang "aneh" dalam rekening saya. Ga saya pakai sih, dan dari kemarin-kemarin itu  udah mau saya ambil tapi ketunda terus dengan alasan yang ga jelas -_-".  Waktu itu niatnya, yaudah sementara taruh situ dulu, ntar klo sempet diambil trus jadiin satu sama uang "aneh" lainnya. Yang jelas saya tahu jumlahnya dan saya ga akan pakai uang itu Tapi ya itu saya tunda-tunda terus, sampai akhirnya nyadar pas hp ilang.Soalnya jumlah uangnya itu setara dengan harga hp saya.. Hikmahnya nih segeralah mengeluarkan harta haram dan pisahkan dari harta yang halal biar ga kecampur. Bagaimanapun harta haram itu buat jadi ga berkah deh. Dan keesokan harinya uang "aneh" itu saya ambil, saya jadikan satu dengan yang lain terus langsung saya setor ke Rumah Zakat untuk dibantu menyalurkan uang-uang tersebut. Lega rasanya setelah itu.. :))

Kesabaran lain saya diuji pula ketika sepertinya saya terancam tidak dapat menghadiri walimah sahabat saya. Ada jadwal lain yang mundur yang bisa jadi dilaksanakan pas walimah sahabat saya itu. Jadi ya terancamlah tidak bisa hadir kesana. Cukup bikin galau sampai semalaman ga bisa tidur T_T Ah, ini sih lebay namanya..  Berhubung saya juga belum bisa memastikan apapun, akhirnya cuma bisa berdoa saja, semoga ada jalan. Jadwal kegiatan saya lancar, agenda ke walimah sahabat saya itu juga bisa dipenuhi biar semua happy :D

Well, semoga madrasah selama Ramadhan ini menjadi penggugur dosa-dosa saya. Sungguh saya tidak mengeluh dengan pelajaran yang Alloh beri selama Ramadhan ini. Saya menulis juga bukan untuk mengeluh, hanya sekedar share saja yang semoga bisa diambil ibrahnya..Semoga masih disampaikan dengan Ramadhan tahun depan..

pict from here


Happy Mudik, anyway.. ^^