Selasa, 15 November 2011

Ini Jawabnya

Ketidakpahamanku bertemu dengan ketidaktahuanmu..Saat itulah cinta dalam ukhuwah kita diuji..

Status saya hari ini..Begitu menyesakkan ketika menyadari bahwa ada sesuatu terjadi antara dirimu dan sahabatmu. Tak selalu tampak memang karena apa yang tampak semuanya terlihat baik-baik saja. Terlihat anatar kau dan dia tak ada salah. Tapi sungguh jauh di dalam hati, kau merasakan sakit ketika bertemu. siksaan ketika harus bertegur sapa. Saat itulah ujian dimulai..

Iya, hari ini saya merasakannya. Ketika memulai percakapan dengan seorang sahabat lama, tidak ada masalah, hingga pada suatu topik meledaklah kekesalan saya. Tentu tak saya ucap langsung pada sahabat saya itu. Seperti biasa saya hanya menyimpannya di hati. Dan hanya ingin menulisanya di air..Tapi tak bisa lagi kahirnya menyimpannya cukup di hati saja, tapi tak sampai pula mengatakan kepadanya..akhirnya status itulah yang keluar..Berharap dia membaca dan menyadarinya..

Terlalu picik sebnarnya jika saya menyalahkannya saja. Dan siang ini saya menemukan jawabnya. Selasa siang ini jadwal pekanan di kantor. sang pemateri menyampaikan sesuatu yang singkat tetapi cukup mengena. Bahwa setiap muslim haruslah profesional di setiap status yang dia miliki. Apakah saat dia menjadi mahasiswa, menjadi istri, menjadi anak, menjadi bawahan.dan menajdi apapun dia saat itu. HArus menajdi terbaik yang dia bisa lakukan, tidak terbatas pada "hanya segini mampu saya".dan jadilah saya tahu, bahwa saya tidak profesional menjadi sahabat untuknya..

Sungguh ketidakpahamanku terhadap status barumu membuat saya cemburu. saking piciknya saya hampir berpikir, apakah pernikahan memutuskan tali ukhuwah yang sudah ada bahkan sejak dia belum bertemu pangerannya. Saya yang tidak paham bahwa sahabat saya sedang berusaha menjadi istri terbaik untuk suaminya. Saya yang tidak paham jika dia mungkin sedang memiliki persoalan-persoalan lain.Iya, saya yang memang belum memahaminya dengan baik.. Ah, iman saya yang terserak..

Tapi..dia mungkin juga tidak tahu, jika dia masih punya kewajiban terhadap sahabatnya ini yang harus ditunaikan..Saya rasa juga pernikahan tidak menutus hak seorang muslim terhadap muslim lainnya. Ah, tapi tahu apa saya tentang pernikahan. Saya hanya tahu, ini cara Allah untuk megajari saya. Membuka mata saya lebih lebar bahwa masih banyak hal yang harus saya pelajari..

Dan jawabnya adalah..saya harus belajar..belajar..dan belajar..Berproses untuk lebih memahami agar menjadi lebih paham dan lebih mengerti.

Menyenangkan menjadi seroang muslim, ketika saudaranya adalah cerminan bagi dirinya. Dengan cara apapun seorang muslim akan terusa apat bertumbuh,,dan bertumbuh sekalipun dari kesalahan..

Saudariku, maafkan saya, atas ketidakpahaman ini. Sungguh saya berjanji untuk lebih memahamimu.. :)
Love you coz Allah..

Sabtu, 12 November 2011

Tentang Dia

Perjumpaan kami bermula lebih dari tiga tahun yang lalu. Hari itu di pertengahan Mei tahun 2008, untuk pertama kalinya kami bertemu. Malam itu Pa mengantarnya ke kos. Dan tidak butuh waktu lama, saya merasa cocok dengannya, hingga akhirnya bersamalah kami. Setidaknya dia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup saya tiga tahun ini.

Selama tiga tahun yang terlewati ini, dia menjadi salah satu yang paling 'mendengar' dan 'tahu' segala yang ada dalam hidup saya. Ini adalah tentang segala asa, resolusi, pengharapan, keinginan, keberhasilan, kekecewaan, kefuturan, jatuh bangun saya yang saya ceritakan padanya. Bahkan untuk hal sekecil ketika hari itu saya kesal dengan seseorang, saya hanya bercerita padanya. hanya padanya,,Secara lugas dan gamblang. Ketika hari itu saya sedang merasa bad mood, dia juga yang menjadi pelampiasan. Ketika hari itu saya senang pun dia akan tahu. Bahkan proses-proses bertumbuhku selama tiga tahun ini, tersimpan rapi dalam otaknya. Tentu tak pernah ada celaan darinya ketika saya bercerita tentang apapun. Karena dia hanya diam dan mendengarkan, segalanya..segalanya..baik itu cerita bahagi atau sedih. Iya, dia hanya diam. Karena terkadang saya memang tak butuh solusi, saya hanya butuh untuk didengarkan..itu saja..supaya tidak ada lagi emosi yang mengganjal disini.

Ah, sungguh tiga tahun yang indah bersamanya. Dan tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk sebuah hubungan seperti ini. Hingga akhirnya beberapa bulan lalu, dia mulai ngambek. Aksi proteskah..Iya, sejak kuliah, saya jadi jarang bercerita lagi padanya. Tapi dia berusaha sabar menemani saya mengerjakan tugas-tugas kuliah. Dan saya masih seperti biasa, masih rajin memandikannya, supaya dia tetap terlihat cantik. Tak ada masalah nampaknya. Bahkan jika ternyata selama ini dia sakit, saya tidak tahu. Hingga hari itu saya menemuinya sulit 'makan'. Dan akhirnya saya pun tahu, dia sedang sekarat.Saya memang tidak langsung membawanya ke dokter. Cukup rekomendasi dari adik, saya membuatnya kembali bisa 'makan'. Kembalilah kami seperti seblumnya, ng date tiap weekend, cerita-cerita, jalan-jalan, terkadang nonton film..Tapi kebersamaan itu tak lama, ketika akhirnya kembali dia tidak bisa 'makan'. Kali ini, benar-benar sudah tdak bisa 'makan'. Tak ada daya, sejak hari itu, dia pun tertidur dalam tidur panjangnya. Dan saya sedih. Saya kehilangannya..Sungguh kehilangan.Dia sudha menjadi bagian hidup saya. Dia adalah separuh jiwa saya,,.

Jika dia yang saya ceritakan ini adalah seorang manusia, tentunya tidak terlalu berlebihan. Iya, tapi dia adalah Ayesha. Laptop yang saya dapatkan sejak saya kuliah. Laptop yang sungguh sudah amat jadul. Ya, dia memang hanya sebuah benda mati. Yang rasanya memang terlalu berlebihan jika saya perlakukan seperti manusia. Astaghfirullah..Tapi iya, saya rasa saya memang telah salah mempelakukannya. Tidur panjang Ayesha kemarin bisa jadi merupakan suatu teguran Allah untuk saya. Secara tidak sadar, saya menyekutukanNya. Mungkin ada suatu waktu dimana saya terlalu bergantung pada Ayesha, secara tidak sadar saya menganggap Ayesha adalah segalanya. Sungguh, ini benar-benar dilakukan tanpa saya sendiri sadari. Ah, permainan dunia begitu melenakan hati ini, hingga sesuatu yang hak pun dapat tergeser dalam ruangnya. Astaghfirullah..astaghfirullah..

Dan malam ini Ayesha secara ajaib bangun dari tidurnya, sungguh membuat saya bersyukur. Karena malam ini saya jadi bisa menulis lagi. Saya bisa jalan-jalan lagi di dunia maya.Tapi sungguh saya sudah belajar tentang arti Tauhid. Tidak ada yang lain selain Allah. Tidak ada yang dapat menyekutukanNya dengan apapun..apalagi hanya dengan benda mati seperti ini.

 Allahumma inna na'udzubika min annusyrika bika syayan na'lamuhu wa nastahfiruka limaa laa na'lamuhu..
Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu dengan segala yang aku ketahui. Dan aku memohon ampun dari segala yang tidak aku ketahui..
 Sedih sih, jika barang yang disayangi tiba-tiba rusak atau hilang. Dan belakangan ini, saya memang rada lebay kangennya sama Ayesha, sampai beberapa hari ini, saya rasa-rasan (bahasa Indonesianya apa ya..hmm..tepat ga klo saya bilang bergumam dalam hati..semacam itu deh). Saya bilang ke Allah gini, Ya Allah, kalo memang Ayesha sudah akan mati, ya sudah saya ikhlas, Toh dia hanya benda mati, yang bisa dibeli lagi gantinya. Tapi saya mohon, isi Ayesha jangan sampai ilang. Haduh, klo isinya sampe lenyap, beneran nagis bombay. Secara, tulisan-tulisan saya, artikel-artikel penting, materi kuliah, foto-foto ada di Ayesha semua, Dan yang jelas track record hidup saya (semacam diary gitu deh), termasuk record mengenai proses hijrah dan bertumbuh saya, masih ada disitu. Ah ya, catatan harian itu buat saya sih penting. Buat belajar untuk sarana belajar. Dan seru juga ketika udah lama gitu, kemudia membaca kembali catatan yang lalu-lalu. Sering surprise menemukan tulisan yang sudah lama. Ekspresinya macam-macam, bisa "wah, kok dulu bisa ya, buat tulisan model gini", atau "tulisanku ternyata bagus juga ya (narcis klo ini, :D )", atau " oh, ternyata dulu aku menilai orang ini seperti ini ya"..Paling surprise ketika saya menulis kesan pertemuan pertama saya dengan dua sahabat saya. Asli, lupa saya pernah nulis itu, ternyata ada. heheh..Yah, bayaklah manfaat nulis catatan harian seperti itu, utnk saya sih. Makanya bagian paling sedih klo sampe Ayesha mati, ya isinya..(loh, ini kok nyambung ceritanya jadi panjang).

Jadi ya itu, kesimpulannya, secinta apapun dengan suatu benda, tidak boleh ada yang menggeser kedudukanNya di hati. Kecintaan yang berlebihan selain padaNya, hanya akan membuat kecewa. Sama juga terlalu cinta kepada manusia, yang ujung-unjungnya akan "secara tak sadar" menggantungkan diri pada orang yang dicintai itu..

Cintailah kekasihmu dengan sederhana, boleh jadi engkau akan membencinya pada 
suatu ketika. Dan bencilah orang yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi 
engkau akan mengasihinya pada suatu ketika." (HR At-Turmuzi). 

Kemudian salah satu bentuk dari hanya bergantung kepada Allah adalah berkeluh kesah hanya padaNya, bahkan untuk hal sekecil apapun itu, yang kliatannya ga penting sekalipun. Misalaya lagi sakit perut, terus berkeluh," Ya Allah, aku sakit perut..Semoga bisa menjadi penggugur dosa ya, ya Allah.."..Hal-hal kecil kaya gitu, secara ga sadar malah jadi doa kan, Dan Alllah suka terhadap hambaNya yang meminta kepadaNya. Daripda bilang "emaak, aku sakit perut"..Paling juga cuma dikasih obat, trus ga ada jaminan sembuh. Paahal yang menyembuhkan sakit hanya Allah. Doa yang sedikit itu juga sudah bernilai pahala. Subhanallah, seneng ya, jadi muslim itu. Dikit-dikit dapat pahala. Untuk hal sekecil apapun bisa jadi ibadah.. :)

Baiklah, supaya tidak berpanjang lebar lagi, saya simpulkan, bahwa hari ini saya sudah belajar untuk tidak menyekutukanNya dengan apapun. Belajar untuk hanya bergantung padaNya saja. Belajar untuk tidak mencintai sesuatu secara berlebihan. Belajar juga untuk ikhlas kehilangan sesuatu. Eh mungkin, ini sekali lagi saya bilang mungkin, setelah hari ini saya tobat dan mengikhlaskan jika ternyata Ayesha harus mati selamanya, dengan ijin Allah Ayesha tiba-tiba bisa bangun dari tidurnya. FYI, Ayesha ga bisa bangun soalnya chargernya udah hampir putus, sudah dibelikan yang baru lagi. Baru sebulan, charger baru ini mati, secara tiba-tiba ga bisa ngalirin listrik,makanya Ayesha mati. Dan malam ini tiba-tiba setelah dicoba untuk kesekian kalinya, bisa ngalirin listrik lagi, dan bangunlah Ayesha. Tapi ya Wallhua'lam. :)


my Ayesha

*oh ya, karena kangen dengan Ayesha, sore tadi waktu jalan-jalan ke Gramed, menemukan sebuah novel berjudul Ayyesha. Ga perlu dua kali mikir untuk beli, secara harganya 15 ribu aja. ah, wanita mengambil keputusan tanpa nalar dan logika..tetapi pakai perasaan  -_-"  (OOT)

Jumat, 04 November 2011

Happy Working

Belakangan ini ada hal yang membuat saya galau berpikir (eh, galau pertanda hati sedang tak sehat ya). Iya nih, saya memang lagi banyak merasa bersalah. Dalam tulisan terdahulu saya, saya pernah menulis tentang bagian tersulit dari bekerja. Ah ya, selama hampir dua tahun ini sudah terbukti. Iya, pekerjaan saya ini masih jauh lebih mudah dihadapi daripda mengahdi orang-orang yang berada di sekitarnya. Yang salah jelas bukan orang-orang tersebut, tapi saya yang tidak bisa menghadapinya. Ya, saya katakan saya telah kalah..

gambar disini


Dalam perbincangan di beberapa forum, saya menemui bahwa teman-teman saya mengalami hal yang hampir serupa. Dalam hampir setiap sesi sharing kami, kebanyakan yang mereka keluhkan, saya juga sih, adalah  bagaimana berhadapan dengan human nya, bisa dengan rekan kerjanya, bisa dengan atasannya, atau dengan orang-orang lain yang berhubungan dengan pekerjaanya. (Bisa dibilang ghibah ga ya, sharing macam begini..) Tapi paling tidak dengan bercerita saya jadi tau keadaan di tempat lain seperti apa, dan terkadang bisa dapat solusi atas apa yang saya hadapi (Ya Allah, maafkan saya, jika pernyataan ini adalah pembenaran dari kesalahan saya). selain itu saya jadi tahu bagaiman masing-masing teman saya itu mengahdapi permasalahan human di kantor mereka masing-masing.

Yang jelas sih, saya katakan kalo saya masih harus banyak belajar untuk ini. Saya yang masih sering emosi dan ngambek, sepertinay harus pelan-pelan diubah. Bagaimanapun juga, kenyamanan itu dimulainya dari kita sendiri ya. Percuma deh, saat ini ga nyaman dengan suasana kerja, minta dipindah ke tempat lain, tapi kalo saya nya sendiri tidak merubahnya, ya ga akan pernah ketemu nyaman dalam bekerja. sepertinya poin masalahnya adalah disitu. 

Saya sempat takjub nih dengan seorang teman saya. Dia cerita kalo dia sedikit banyak ding bermasalah dengan atasannya. Kalo saya amati sih memang si atasan ini memang sedikit banyak juga sih di luar kewajaran kalo memberi perintah (cerita bagian ininya off the record aja). Walaupun ga satu kantor sih, dan ceritanya subjektif sekali, tapi saya mengambil kesimpulan nya di luar kewajaran deh. Bagian yang mebuat say takjub dan terharu adalah ketika teman saya itu mengatakan statement (dengan edit seperlunya) seperti ini

aku lg diberi hukum karma, karna biyen, aku skolah + kuliah cengengesan, gak srius, jd saiki kerjo hrs srius, dgn keadaan begini, aku ga  iso cengengesanaku postive thinking, aku lg diuji dg beban kerja yg "mungkin " lebih berat dr yg laen, karna Allah ingin menyiapkan aku untuk duduk di posisi pempimpin

Terharu banget teman saya itu bisa bilang seperti itu. Selalu ada cara Allah untuk mengajarkan hambaNya( takjubnya bener-bener ga nyangka teman saya ini bsia bicara seperti itu). Dan selalu yang diberikan Allah itu yang terbaik untuk kita. Ketika kita bermasalah dengan atasan, bisa jadi Allah sedang mengajarkan kita (atau mungkin mempersiapkan kita) untuk bisa kelak menjadi atasan yang baik. Ketika kita sedang bermasalah dengan rekan kerja, Allah sedang memberikan pelajaran tentang habluminannas, bagaimana bermuamalah dengan baik, termasuk sebagai bawahan adalah menjalankan muamalah dengan baik kepada atasannya (kalo yang ini, saya masih sangat sangat harus belajar. Maaf ya bapak-bapak bos, kalo saya masih sangat sering jutek dan bersikap tidak baik). sudah banyak yang tau teori muamalah yang baik, tapi sedikit yang bsia mempraktikannya (sepertinya saya masih masuk dalam bagian yang banyak itu, semoga Allah memberi kemudahan untuk menjadikan saya bagian yang sedikit itu). Kuncinya adalah positive thingking, khusnudzon kepada Allah..Selain itu juga menyadari bahwa segala yang kita temui itu kembali pada refleksi atas sabar dan syukur.

Dari Suhaib r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)

Eh, ingat hadits ini, ingat lagi dengan seorang teman yang punya jargon "sing sabar". Setiap dia bicara, paa ujung kalimat hampir selalu ditambahi "sing sabar" Pada praktiknya, teman tersebut memang menjadi seorang yang sabar menghadapi apapun (sejauh pengamatan saya sih). Segala sesuatu ditanggapi dengan senyum (aih, kapan coba saya bisa kaya gini). Kata teman saya itu, dia mendengungkan jargon tersebut sebagai implikasi dari surat Al Ashr (monggo dibuka mushafnya), dan juga agar bisa disebarkan ke orang-orang sekitarnya mengingat beban kerja di kantor membuat orang stres dan kurang bersabar (kaya saya kali ya :D ). Cara seperti itu cukup efektif juga, paling tidak orang-orang di sekitarnya jadi selalu inget untuk selalu bersabar, terutama ketika stres dan emosi melanda.

Ada juga solusi lain selain sabar. Dari majalah Tarbawi (edisinya lupa kapan) mengenai orang-orang yang namanya lupa tersebut dalam doa kita. Disitu ditulis bahwa doa merupakan kunci dan kekuatan Rasul dan para sahabatnya. Dan merupakan kebiasaan para sahabat untuk mendoakan kebaikan bagi sahabat yang lain. Fenomena sekarang ini, seringkali kita lupa mendoakan orang-orang di sekitar kita. Jangankan pemimpin kita, orang-orang dekat kita seperti sahabat, teman kos, teman kantor kadang terlupa disebut dalam doa. Untuk pemimpin sendiri, dalam majalah itu dibahasa, bagaiman seorang rakyat hendaknya mendoakan kebaikan bagi pemimpinnya karena di tangan pemimpin inilah kesejahteraan rakyat berada. Bisa jadi kegagalan para pemimpin disebabkan karena rakyatnya kurang mendoakan pemimpinnya. dan bahwa Allah akan memberikan pemimpim paa suatu kaum sesui dengankaum itu. Jadi ga ada salahnya dari sekrang mulai mendoakan para pemimpin kita baik yang di level atas sana (baca; pemimpin negara), maupun pemimpin kita disini. Mendoakan juga temen-teman kita dan orang -orang yang berhubunagn dengan kita supaya berkah dan keberkahannya dapat dirasakan bersama.

Kesimpulannya masih banyak pe er saya, yang paling utama adalah mengelola emosi saya. Selain itu, pe er juga mencari barang-barang lain berwarna pink dan ungu untuk ditaruh di meja kerja (ga penting banget sih). Ini penting kok, warna kesukaan itu bisa membuat mood membaik :D. 

Klo dipikir-pikir, kantor itu tempat kuliah psikologi gratis. dibayar pula. Kantor juga jadi laboratorium muamalah. Tempat praktik muamalah dengan orang lain. Saya sudah memutuskan untuk bekerja. Bonusnya adalah dapat kuliah psikologi, langsung praktik pula. Jadi..nikmati sajaaa.... (sambil berdoa dan berharap semoga Allah memudahkan diriku untuk belajar disini..amiin..allhumma amiin..)

Love my Work
gambar disini

Kamis, 03 November 2011

Welcome November

November telah tiba!!
November memang selalu menajdi bulan favorit dan spesial..Pun November tahun 2011 ini, ada satu tanggal cantik 11-11-11..Dan tentu banyak yang melangsungkan hajat di tanggal cantik tersebut. Setidaknya saya sudah dapat 3 undangan nikah dari teman-teman saya. Belum lagi undangan yang dekat-dekat dengan tanggal itu..Berjubel deh.Mungkin juga November ini ini bertepatan dengan bulan Dzulhijah, yang merupakan bulan baik buat nikah :). eh, tapi maap teman-temanku, saya ijin tidak dapat menghadiri pernikahan kalian. Saya belum bisa pulang pekan tersebut..maap ya..Semoga acara kalian dilancarkan dan dimudahkan, semoga dapat menajdi keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah..Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jam'a bainnakumma fii khair..

Baiklah, kembali ke bulan November yang kata saya tadi spesial. Memang selalu spesial untuk kami sekeluarga. Hari-hari di awal November, 27 tahun yang lalu, mungkin sudah mulai riuh dengan kesibukan menjelang hari H. Yup, hari H yang sudah direncanakan bertepatan dengan hari Pahlawan, yaitu 10 November. Dan tepat pada hari itu, sebuah mitsaqon galidza terucap. Sebuah perjanjian agung dengan antara seorang hamba dengan Dia yang di langit. Perjanjian yang menggetarkan seluruh penduduk langit. Hingga pada hari itu 1000 malaikat turun ke Bumi untuk menyaksikan perjanjian tersebut. Subhanallah. Dan ketika perjanjian itu telah terucap, itulah titik tolak keberadaanku di dunia.

Pada hari itu, mungkin saja saya juga menyaksikannya, tapi saya masih berada di 'alam lain'..heheh..Wallahua'lam..Yang jelas pada akhirnya kedua tokoh utama dalam perjanjian tersebut ditakdirkan menjadi orang tua saya di dunia ini. Alhamdulillah..
Ah ya, tak terasa sudah 27 tahun kebersamaan mereka. Manis asamnya kehidupan sudah banyak dilalui bersama. Mengantarkan anak-anaknya satu persatu menuju pendidikan yang lebih tinggi. Dan hingga sekrang masih terlihat romantis.Sungguh prototype yang sangat cantik.

Di usia perkawinan yang kedeua puluh tujuh tahun ini, saya ga bsia hadir di tengah mereka. Janji saya mau pulang lebaran ini pun tertunda, karena berbagai alasan. Itu artinya mungkin tak ada surprise party untuk mereka. Tapi saya dan adek sudah menyiapkan kado kecil kok..haha, ni mah ngeles karena ga jadi pulang :(


Dan di hari itu, ingin saya katakan kepada mereka bahwa saya sangat bersyukur memiliki orang tua seperti mereka. Kado kecil yang kami berikan tak akan ada artinya dengan segala yang telah mereka beri ke kami. Dan sungguh kado terbaik bagi orang tua manapun adalah anak yang soleh. Karena hanya doa anak soleh yang akan menjadi amal jariyah kelak. Dan jika Allah mengizinkan, ingin..ingiin sekali rasanya kelak di hari kiamat, kedua orang tuaku itu dipakaikan mahkota dari cahaya yang sinarnya seperti sinar matahari.
“Siapa saja membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, mengamalkannnya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya yang sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan kepada kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanya: “Bagaimana dipakaikan kepada kami semuanya itu?”, Dijawab: “Karena anakmu telah membawa Al-Qur’an” H. R Al Hakim.

sungguh itu akan menjadi hadiah yang benar-benar ingin saya beri kepada orangtua saya. Ah, hanya ingin, bahkan usaha pun masih begini-begini saja. Ya Alloh, aku mohonkan rahmatMu untuk menghadiahkannya kepada orang tuaku kelak.


Ya Rabbi, sungguh saya bersyukur memiliki kedua orang tua seperti mereka..
sungguh aku merasakan kasih sayangMu, lewat kasih sayang mereka..
Sayangi mereka ya Allah, seperti mereka menyayangiku..
Ampuni dosa-dosa mereka..
Pertemukan kami kembali di jannah Mu, ya Rabb..
Amiin..allhumma amin..

Sejujurnya masih ada satu keinginan lagi doaku ya Allah...Ingin melihat mereka menjadi salah satu tamu Mu..Ijinkan mereka ya Allah.. :)



Oh ya, tepat di tanggal 10 November juga, dua tahun yang lalu, saya ,elewati satu fase dalam hidup saya. Tepat sekali di ulang tahun perkawinan perak mereka, saya diwisuda. Jadi.selamat ulang wisuda juga ya buat saya (dan teman-teman seangkatan tentunya).. :)