Selasa, 25 Januari 2011

Met milad, pa...

Seminggu sebelum ultah papa
"nduk..kamu ga pulang...?."
"hmm..gimana ya,ma...kerjaanku lagi banyak banget. Trus ntar kursus bahasa Inggris yang aku ambil tiap weekend gimana coba.. aku ga enak ma, kalo bolos terus. Ntar banyak ketinggalan materi..Lagian rasanya belakangn ini rasanya sering capek..takut aja kalo tiba-tiba drop..."
"Ya udah, terserah kamu aja yang bagi waktu. Tapi papa ultah lo.."
Hufft...benar-benar dilema. Percakapan dengan mama kemarin masih terngiang. Terdengar sekali mama menginginkan aku pulang, hanya sekedar untuk merayakan ultah papa. Tapi kan baru dua minggu lalu aku pulang. Kalo tiap minggu aku bolos kursus, bisa tertinggal jauh aku nanti. Belum lagi pekerjaan di kantor sedang banyak-banyaknya. rasanya capek mesti pulang. Jarak Jakarta-Klaten memakan waktu semalaman dengan jalur darat. Dibilang jauh ya jauh, dekat ya dekat. Tapi membayangkan perjalanan yang semalam itu rasanya sudah capek. Maaf ya ma, pa..aku belum bisa pulang..Kegiatanku disini benar-benar tak bisa ditinggalkan.Nanti masalah ultah papa, kadonya kan bisa dikirim dari sini aja ya...Lagian adek juga pasti bakal pulang kok..huft..ok lah, palu diketok, aku memutuskan untuk tidak pulang.

Malam, sehari sebelum hari ultah papa
Malam sudah sangat larut ketika aku mematikan laptop kesayanganku. Rasa yang aneh menyusup ke dada. Tiba-tiba saja merasa kangen dengan papa. Sudah hampir jam dua belas, Itu berarti tepat bertambah satu tahun usia papaku. Usia yang sudah tidak muda lagi, menjelang 60th. Ingin rasanya menelponnya dan mengucapkan selamat ultah padanya. Pastilah aku akan menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat padanya.Tapi kuurungkan, takut mengganggu tidurnya. Yasudahlah, besok pagi saja aku menelponnya.


Hari ultah papa
Pagi ini aku bangun kesiangan. Berangkat kantor buru-buru demi mengejar absen supaya tunjangan tidak dipotong.Pagi yang kacau nampaknya. Dan kekacauan tak berhenti sampai disitu. Setumpuk pekerjaan tiba-tiba nangkring di meja kerja dan harus segera diselesaikan. Kemudian ada rapat mendadak dan si bos menyuruh untuk menyiapakan bahannya. Ditambah lagi komputer sedang tidak bersahabat, beberapa kali tersendat bahkan mati. Stres sekali rasanya hari itu. Dan sepanjang hari pehatianku, ni aku curahkan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan itu. Malam sampai di kos sudah tinggal sisa-sia tenaga yang akhirnya hanya cukup untuk naik ke kasur untuk kemudian tertidur. Dan jangankan menelpon, sms papa pun lupa, hanya untuk sekedar mengucapkan selamat ultah. Apalagi kado yang rencana mau dikirim, belum dibungkussama sekali.

Entah berapa lama aku tertidur malam itu hingga suara hp ku berdering. Nomor mama yang muncul di layar. Tumben sekali mama menelponku malam-malam begini. Hmm..mungkin mama mau ngomel gara-gara aku lupa ultah papa hari ini. Huft..Dengan sedikt malas aku mengangkatnya. Mengganggu tidurku saja..

Sehari setelah ultah papa
Siang ini aku sudah berada di Klaten. Telepon mama semalam menjadi alasan yang tak terbantahkan lagi untuk langsung terbang pulang. Kado untuk papa sudah aku bawa, ingin langsung aku berikan padanya. Sungguh menyesal ketika kado ini tak dapat aku berikan tepat di hari ultahnya, hanya karena keegoisanku. Dan hari ini terlambat sudah, sangat terlambat untuk memberikan kado ini, pun sekedar mengucapkan selamat untuknya. Tak ada lagi acara mencium tangannya dan kecupan di keningku seraya doa sebagai balasan atas ucapanku itu.Tak ada lagi acara makan nasi kuning bersama. Tanpa tanda, tanpa isyarat, tanpa penyakit apapun..Atau hanya aku yang kurang peka melihat pertanda yang ada. Hanya satu yang aku pahami, Allah  jauh lebih menyayanginya..

Met milad, pa..



Hikmah yang dapat dipetik:
  1. Sesibuk apapun kita, jangan sampai melupakan hak orang lain. Dalam cerita ini adalah hak orang tua, yaitu hak untuk mendapat perhatian dan kasih sayang dari anaknya.
  2. Kehadiran itu jauh lebih penting daripada sekedar barang atau materi yang diberikan.
  3. Kita tidak pernah tahu seberapa panjang umur kita. Selama masih ada umur, pergunakan kesempatan yang ada itu sebaik-baiknya untuk selalu berbakti kepada orang tua.
  4. Penyesalan yang datang terlambat tidak akan mengubah keadaan.


Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp.


 nb: walaupun idenya berasal dari kehidupan nyata, tapi cerita ini cuma FIKSI. na'udzubillah jangan sampe jadi kenyataan...

Sabtu, 22 Januari 2011

Cerita Sore- tentang wanita, tentang saya..

Sore yang tidak sama seperti sore-sore kemarin. Karena ini sabtu, yang berarti day off. Dan menjadi tidak sama karena sore ini dihabiskan dengan melepas kebosanan di sebuah toko buku di daerah Matraman. Yang sama mungkin niatnya ke toko buku itu, bukan untuk beli buku, tapi buat jalan-jalan aja, cuci mata (walaupun biasanya tetep akhirnya ada sesuatu yang dibeli..hha..). Baiklah, karena akan bercerita tentang sesuatu yang berbeda sore ini, jadi aku tidak akan bercerita tentang toko bukunya atau buku-bukunya. Kali ini tentang wanita-wanita menarik yang aku temui sore ini.

Jadi sore itu setelah selesai berputar-putar di toko buku itu, kami-aku dan temanku, memutuskan untuk makan dulu sebelum pulang. Akhirnya kami makan di depan toko buku itu, kami duduk di tempat duduk tepat di bawah tangga menuju halte busway. hmm...walaupun sering juga ke toko buku itu, dan tau banyak yang jual makanan di depan situ, tapi ga pernah kepikir untuk beli makan disitu. Bukan..bukan karena gengsi makan di pingir jalan,tetapi hanya pada situasi tertentu merasa kurang nyaman saja kalo makan dan di tengah lalu lalang orang. Tapi sore itu ingin saja menikmati suasana lain, jadinya ok saja ketika teman saya mengajak makan disitu. Aneh juga sih duduk di bawah tangga  itu, sementara orang-orang berjalan di atasku.hehe..Seperti biasa, kalo lagi di tempat aneh dan diem aja (maksudnya lagi ga ngobrol atau sms an atau telp atau aktivitas laennya), aku selalu suka mengamati keadaan dan orang-orang di sekelilingku, merasakan atmosfer yang ada di situ. Dan sore itu menangkap suatu keganjilan yang dalam kamusku kusebut aneh, ato lebih tepatnya menarik ya, soalnya sampe buat aku mikir sih.hhe..

Tak lama setelah aku duduk, di depan kiri tempat dudukku, datang tiga remaja wanita. Dilihat dari wajah dan dandanannya, tampaknya seusia anak SMA. Hmm..tidak terlalu penting itunya sih, aku lebih tertarik dengan salah seorang diantara mereka.Tidak terlalu terlihat mencolok sih, tapi dia cukup eye catching di mataku. hihi.. Habisnya sempet mikir, dia itu seorang pria. haha..Lihat dari cara duduknya, cara dia makan, gaya rambutnya, dandanannya,bisa deh dibilang dia hampir kaya cowok. hmm.. cowok aja, kalo yang tau etiket makan, makan juga ga begitu amat. Yaah, makan biar di pinggir jalan tetep harus jaga sopan kali, apalagi cewek ini. Jadi intinya aku sendiri risih lihat cara dia makan. Risih tapi kok ya, masih diperhatiin aja ya..Habisnya sambil perhaiin tuh cewek, sambil mikir juga. Ni mbak apa di rumahnya ga pernah diajarin cara makan yang bener ya..apa ortunya ga pernah ngingetin ya...Yaah, akhirnya bertanya-tanya sendiri.

Tidak berapa lama setelah benar benar memperhatikan cewek yang seperti cowok tadi, hidung ini menangkap bau-bauan yang tidak enak. Yup, bau asap rokok. Setelah menoleh ke samping kananku...Masya Allah..ternyata yang merokok adalah mbak di sampingku. Yup, di samping kanan memang ada tiga orang mbak-mbak yang sepertinya pegawai di toko buku tadi. Dan salah satunya merokok..-_-"  Liat ada orang yang merokok aja kesel, apalagi ni yang merokok mbak-mbak.keselnya kan jadi dua kali lipat.Wanita jaman sekarang. hmm..apa iya sih, udah tren ya, wanita jan sekrang merokok..?? Kalo yang ini mikirnya, apa mbak ini merokok buat diet ya.. Pernah baca artikel, merokok itu bisa buat diet, jadi ga makan gitu, secara melihat penampakan mbaknya ini memang cukup gemuk. Kalo untuk diet, mbok  ya pake acara laen aja sih mbak, jangan pake merokok gitu lo. Sayang juga ya, di deket situ ga ada Satpol PP,, tapi bisa jadi ga ngaruh juga sih, peraturan ada buat dilanggar kan ya..Perasaan jelas-jelas udah ada perda larangan merokok di tempat umum. Lah ini denga santainya, merokok gitu..Jadi kesel..

Huff..oke2 selesai dulu keselnya..Lanjut cerita, wanita terakhir yang menarik perhatianku sore tadi adalah dua orang pengamen di metromini. Lebih tepatnya mungkin kalo aku bilang remaja ABG, seusia anak SMP sepertinya. Sebenernya ga ngerti lagu apa yang mereka nyanyiin tadi, yang jelas bisa diterima telingaku, soalnya duetnya lumayan bagus juga. Pengamen yang suaranya bagus sebenernya bukan hal aneh sih. Yang buat aku tertarik nih,  inget cerita seorang mbak pengelola suatu rumah singgah ketika berkunjung kesana. Mbak itu cerita, kalo anak-anak di sekitar rumah singgah itu rata-rata berprofesi sebagai pengamen, copet, dan ga sedikit juga yang jadi PSK. Sejak kecil anak-anak itu sudah seperti diberi karbit untuk dewasa lebih cepat. Bisa dibayangkan lah ya, jika satu keluarga hidup bersama dalam sebuah lapak yang besarnya pun mungkin hanya sebesar kamar kos ku ini. Orang tua bersama anak-anaknya hidup dan tidur bareng di tempat sesempit itu. Dan namanya anak kecil selalu punya sifat ingin tahu. Hasilnya, sejak usia SD, pacaran bukan hal yang  asing untuk anak-anak itu. Lulus SD menikah, juga hal biasa. Cewek usia 20 tahunan, kawin cerai tiga  kali juga bukan cerita yang luar biasa. Dan aku pikir hal seperti itu, akan selalu terulang selama mereka masih berada di tempat seperti itu. Hufftt...Jalanan dan lapak sepertiitu bukan tempat yang aman dan baik untuk tumbuh.
Lalu, sebenarnya apa hubungan ketiga wanita di atas dengan aku. Korelasinya ya jelas, kami ini sama-sama wanita. Dan aku adalah wanita yang prihatin dan miris dengan keadaan seperti itu. Ingat kata-kata dari sebuah buku, "wanita itu adalah tiangnya negara". Maksudnya wanita itu adalah pendidik bagi generasi selanjutnya. Jika para wanita sudah tak mampu mendidik anak-anak mereka dengan baik, maka negara tersebut akan bersiap menghadapi kehancurannya karena tak ada lagi penerus yang amanah dan baik untuk melanjutkan negara tersebut. Disinilah letak peran penting wanita dalam membangun sebuah peradaban. Dan  pada fitrahnya, wanita itu adalah madrasah pertama dalam keluarganya.Wanita yang baik akan mendidik anak-anaknya dengan baik pula.

Maksud tulisan ini bukan untuk mendiskreditkan ketiga wanita itu, bukan  untuk mengatakan bahwa mereka ini bukanlah para calon ibu yang baik untuk anak-anaknya. Dan bukan pula untuk mengatakan, aku tidak seperti itu jadi aku lebih baik dari mereka. Sungguh, bukan itu maksudku. Aku hanya jadi berpikir sendiri tentang diriku. Hidup di kota besar seperti ini jelas bukan hal yang mudah. Dalam setiap kesempatan mengobrol, kadang aku dan teman-teman wanitaku, sering bergumam sendiri seperti ini, "anak-anak kita besok bakal menemui hal-hal seperti ini ya". Maksudnya hal-hal yang menyeramkan dan negatif yang akan mempengruhi pertumbuhan mereka. Yah, hal-hal yang ibunya pun masih sering tercengang. Apalgi beberapa masa ke depan, jaman akan semakin berubah, dan bisa jadi ketika anak-anak itu terlahir di dunia, mereka akan menghadapi hal-hal yang mungkin lebih menyeramkan dari apa yang aku temui hari ini. Naluri wanitaku bekerja, ok, ini buka tanggung jawab yang mudah. Setiap amanah itu akan dipertanggungjawabkan di akherat nanti. Dan seperti apa aku akan mendidiknya dipengaruhi pula dari bekal yang aku milik sekarang yang nantinya akan aku berikan kepada mereka. Mencapai sesuatu yang baik tidak bisa dimiliki dengan instan. Tidak mungkin aku menginginkan mereka rajin solat, pandai baca Al Qur'an kalo ibunya saja tidak bisa. Itu mengapa ilmu menjadi sesuatu yang penting dan wajib dicari.

Hmm..Perjalanan ini memang masih panjang. Tapi tak boleh ada kata lelah untuk berhenti. Walaupun akhirnya hanya dapat berjalan atau merangkak sekalipun, proses harus terus berjalan. Proses untuk menjadi wanita yang lebih baik, proses untuk mempersiapkan diri menjadi ibu yang baik, proses untuk menyiapkan untuk menyiapkan generasi terbaik, dan tujuan besarnya adalah proses untuk membangun peradaban yang lebih baik.






#hanya sebuah catatan untuk mengingatkan diriku atas fitrahku sebagai wanita.





Senin, 03 Januari 2011

Ketika (harus) Keluar dari Zona Nyaman

Penghujung tahun 2010…Ketika akhirnya undangan itu tiba di meja kerjaku. Ups, bukan sekedar undangan tampaknya, ada surat lain yang dikirim bersamaan dengan undangan tersebut. Surat yang akhirnya menjadi akhir dari desas desus yang beredar selama ini. Dan surat yang akhirnya membuatku seolah kehabisan oksigen pagi itu. Dan sepertinya tidak hanya aku yang merasakan hal serupa. Kami yang ada disini merasakan hal yang sama. Itu bukan undangan pernikahan atau surat pribadi lainnya. Yup, itu undangan menghadiri pelantikan pejabat eselon III, sekaligus surat pemanggilan pelantikan. Pemanggilan pelantikan untuk bos kami tentunya.
Pelantikan..?yah, itu sama artinya bos kami akan diganti. Bos lama dimutasi dan diganti dengan bos yang baru. Hal yang sangat wajar terjadi di dunia kerja. Rotasi,mutasi, promosi. Organisasi yang baik memang tidak akan stagnan dalam suatu formasi tertentu, sebaik apapun formasi tersebut. Dan akhirnya setelah beberapa tahun menjabat, bos kami pun harus dimutasi. Bukan,bukan karena tidak baik dalam jabatan yang lain, tetapi ini lah apa yang mereka katakan sebagai penyegaran dalam organisasi.
Baiklah, apalah pelaksana seperti kami ini. Yang memang tidak punya hak seperti orang-orang yang di atas itu. Namun, tetap saja kami ini lah yang merasakan dampak dari perubahan itu. Kami yang selama ini telah terbuai dengan kenyamanan bekerja bersama bos kami itu, akhirnya harus menerima kenyataan harus keluar dari zona nyaman tersebut. Terlebih aku. Aku yang baru setahun bekerja disini, benar-benar merasakan kenyamanan itu, bahkan sejak pertama kali menginjak dunia kerja di sini. Sejak pertama kali beradaptasi dengan lingkungan baru, dan kemudian setahun ini muali merasakan nyamannya. Dan sekarang kenyamanan itu harus diganti dengan hadirnya bos baru. Benar-benar tak terbanyangkan sebelumnya. Apalagi setelah mendengar karakter bos baru ini. Sungguh ini membuat sesak.
Hufh..okey…tapi sekali lagi aku meyakinkan diriku bahwa perubahan itu ga selamanya buruk kok. Aku belajar dari seorang teman. Ketika kita mendapat suatu hal negative, maka berusahalan untuk menuliskan setidaknya sepuluh hal positif tentang hal tersebut. Dan seharian kemarin aku memang melakukannya, aku mencari dan menuliskan sepuluh hal positif atas pergantian bos ini. Hasilnya, cukup amazing. Memang hanya sepuluh yang aku dapat. Tapi selama menulis sepuluh hal itu, aku jadi diingatkan banyak hal. Terutama tentang niat pertama kali aku bekerja. Ini beberapa poin dari sepuluh poin positif yang aku anggap menarik. Pertama, hal positif yang aku dapat dari pergantian bos ini adalah aku diingatkan untuk meluruskan niat, untuk siapa aku bekerja. Jika aku bekerja untuk Allah, maka siapapun bos ku, aku akan bekerja dengan baik dan ikhlas. Itu artinya aku tidak akan terpengaruh siapa dan seperti apa bos ku.
Kedua, dengan bos baru, berarti iklim kerja akan baru juga, itu artinya ada tantangan baru yang harus dihadapi yang sama saja kesempatan untuk belajar lebih banyak. Bukan tidak mungkin dengan bos baru ini, aku jadi bisa menemukan cara kerja yang lebih efektif dari sebelumnya. Intinya adalah kesempatan untuk banyak belajar.
Ketiga, aku jadi lebih bersyukur atas kehilangan. Copas status seorang teman ” Kehilangan itu patut disyukuri, karena kita pernah diberi kesempatan memiliki”. Yup, akhirnya aku pun harus merasa beryukur pernah memiliki, jika tidak seperti ini kadang aku lupa bersyukur atas apa yang aku miliki, termasuk bos yang baik ini.^^
Tiga poin itu sih yang cukup menarik menurutku. Paling tidak setelah menulis sepuluh hal positif itu, aku jadi berpikir semakin positif. Dan merasa lebih siap menhadapi bos baru. Pada akhirnya hanya pikiran kita yang akan membawa suasan hati kita. Karena bukan suasana yang harus diganti, tetapi cara pikir kita lah yang harus diubah.  Yakin saja setelah ini akan memasuki zona nyaman yang baru. Mungkin ada baiknya juga aku menulis lagi lanjutan tulisan yang pernah aku buat dulu, tentang menemukan cinta di kantor. Dan akhirnya tulisan ini ditutup dengan copas status teman lagi, “Senang, sedih, kecewa, bahagia bisa diatur, sebesar apa pengharapan yang dilakukan di awal tentang suatu kejadian
Semangat menyambut tahun 2011…!!

tulisan ini juga dapat dilihat disini