Rabu, 31 Desember 2014

Journey of Breastfeeding

Sebenernya kalo blogwalking pasti udah banyak sekali emak-emak yang nulis perjalanan menyusuinya. Ada yang perjalanannya luar biasa hebat sampai nangis darah, ada yang kalem-kalem aja, ada yang putus asa di tengah jalan. Saya di bagian yang kalem-kalem saja. Jadi jika selanjutnya tulisan saya membosankan, silahkan tutup halaman blog saya, dan lanjutkan blogwalking.  Habisnya saya merasa ga afdol sih kalo saya sampai ga nulis sama sekali perjalanan menyusui saya. :D

Tepat 31 Oktober lalu, Nadya lulus S2 ASI. Alhamdulillah. Selanjutnya di atas setahun udah boleh dong ya,icip-icip susu UHT..Saya ijinin kok, tapi syarat dan ketentuan berlaku. Saya kasih susu UHT sebagai bahan campuran di makanannya saja, bukan untuk diminum langsung. soalnya saya takut aja kalo udah kenal susu UHT, Nadya bakal lebih doyan dengan UHT nya dibanding ASIP. Alhamdulillah, 2 bulan setelah lulus S2, tidak ada masalah berarti mengenai asupan ASIP nya. dengan kata lain, biar makannya udah mulai beragam (udah tambah gulgar sedikit), tapi dalam sehari rata-rata Nadya masih bisa minum 300 ml kurang sedikit (sedikit sih..tapi ya dari jaman bayi dulu, dia minum ASIP nya maksimal 600 ml aja sih  selama saya kerja). Yang penting berat badannya tiap bulan naik kan ya, yang penting di KMS masih di garis ijo kan ya..Makanya saya ga terlalu pusing kenapa ni anak minumnya sedikit atau makannya sedikit, ya mungkin memang hanya segitu yang menjadi kebutuhannya. 

Tentang Media Pemberian ASIP
Menjelang satu tahun, Nadya sudah tidak pakai dot. Alhamdulillah :D. Ceritanya, dot terakhir yang dia punya udah bolong digigitin, dan sengaja saya ga beliin dot yang baru. Secara saya sudah siapin training spout dan sedotan. Dari 6 bulan, sudah beli Pigeon Mag-mag, harapannya Nadya sudah mulai belajar lepas dot. Tapi ya begitulaah, sudah pernah saya ceritakan disini, kenapa Nadya masih pakai dot. Terus apa efeknya setelah lepas dot..? Rasanya emang beda, kenyotannya makin kuat :D. Ini penting loh, utnuk menjaga produksi ASI. Konon, semakin besar usia bayi, maka produksi ASI akan semakin menurun. Realitanya, itu memang terjadi pada saya. Hmm..tapi bisa jadi sih, produksi saya menurun karena waktu puasa kemarin, saya kurang menjaga keseimbangan asupan. Jadinya gitu deh, dari yang sehari bisa 400-500 ml, turun jadi 300-360 ml..terus sekrang maksimal cuma 300 ml saja. Tapi ga masalah, anaknya minumnya juga sudah mulai sedikit. Bahkan saat produksi saya menurun itu, Nadya juga ikutan turun minumnya. Jadinya biar hasil perah sehari berkurang, tapi lebih seringnya malah surplus.Hasilnya stok asip Nadya berlimpah, sampai ga muat di kulkas rumah, jadi simpan deh di kulkas kantor.. Allah itu Maha Baik, di saat kulkas kantor juga sudah penuh, udah mulai bingung mau taruh stok dimana, eh, 4 hari libur Natal kemarin, kulkas kantor ternyata dimatiin, stok ASIP di kantor cair semua dong dan harus dibuang. Ada mungkin 3-4 liter. Alhamdulillah akhirnya memang harus terbuang dengan cara itu, soalnya saya yakin, saya ga akan tega buang sendiri stok asip saya :D

Tentang Ayah ASI
Kesuksesan pemberian ASI, tentunya membutuhkan dukungan penuh dari ayah. Terima kasih sebanyak-banyaknya untuk Papa Nadya atas dukungan penuhnya dalam pemberian ASI untuk Nadya :-* . Sepanjang perjalanan menyusui Nadya sampai sekarang, beliau adalah motivator terbesar. Dan bukan hanya memotivasi, tapi beliau ikut terjun dalam proses menyusui. Hmm...okee..maksudnya bukan menyusui langsung ke Nadya sih. Tapi banyak hal yang bisa dilakukan dalam proses menyusi ini, seperti ikut bantu ngejagain Nadya mulai dari gendong, gantiin celana, bersihin ompol dan pup. Awal-awal Nadya lahir, namanya ibu baru melahirkan itu kan rasanya capek banget ya, kurang tidur, baby blues, saat-saat itu papa Nadya ini tanggap banget, ga jarang kalo malam-malam Nadya butuh ganti popok karena pipis atau pup, papa Nadya bersedia gantiin, habisnya seringnya saya tepar. Begitu selesai ganti-ganti, tinggal dikasihin lagi ke saya buat disusui. Terus bobok lagi deh. Sering juga, kalo siang-siang saya udah capek dan ngantuk banget, tapi Nadya belum mau tidur, papa Nadya akan mempersilahkan saya untuk tidur, dan Nadya dipegang papa dong :). Alhamdulillah.. Dukungan lain yang diberikan adalah membuat saya selalu merasa nyaman dan senang. Caranya kalo mulai capek, biasanya beliau dengan hati mijitin, ga hanya pijat oksitosin tapi pijat full body.. Dan masiih banyaaak lagi yang dilalukan papa Nadya, sampai ga bisa bilang satu-satunya..speechless.. Yang pasti big big thanks to my lovely..Terima kasih ya Alloh sudah memberikan suami sebaik dia.  *Nadya, ketika kamu nanti dewasa,ingat juga ya bahwa papamu ini sayaang sekali denganmu..Sayangi dan hormati papa ya sayang...

Tentang Kepercayaan Diri
Ini juga penting bingits. salahs atu faktor keberhasilan menyusui adalah percaya diri bahwa ASI kita cukup untuk anak kita, dengan ijin Alloh. Awal melahirkan itu adalah perjuangan pertama untuk percaya diri. Namanya baru lahiran biasanya ASI belum banyak keluar. Belum lagi intervensi ortu dan saudara-saudara yang suruh kasih sufor atau air putih habisnya lihat Nadya waktu itu rada rewel dikira kelaparan. Alhamdulillah waktu itu pengetahuan kami (saya dan suami) cukup, jadiga panik, dan tetep ngeyel untuk nyusui Nadya. Alhamdulillah dari yang setetes-setetes, lama-lama jadi banyak. Waktu awal-awal pumping, dari yang sekali pumping cuma dapat 25 ml, lama-lama jadi nambah sedikit-sedikit, 60 ml-100ml- sampai kadang bisa 150-200 ml kalo penuh banget . Oke, sebenarnya sekali pumping cuma dapat segitu itu sedikit, apalagi dibandingin sama teman-teman seperjuangan pumping di kantor. Jadi ceritanya, kalau di kantor itu pumping di satu ruangan, sering rame-rame, mau ga mau jadi suka bandingin hasil pumping kan. Nah, diantara teman-teman saya itu, hasil pumping saya itu paling sedikit. Dengan frekuensi pumping tiap 3 jam di kantor, sekali pumping kurleb 100 ml, kadang-kadang bisa sih 150 ml. Tapi teman-teman saya itu, dengan frekuensi pumping yang sama, sekali pumping bisa minimal 150 ml. Saat itu saya punya dua teman pumping yang anaknya hampir seumuran dengan Nadya. Minder..? Adalah perasaan seperti itu, secara hasil pumping saya sedikit banget kan. Jika saat itu rasa inder saya pelihara terus, niscaya hari ini Nadya sudah tidak menikmati ASI lagi karena saya putus asa dengan hasil pumping. MAkanya disini butuh kepercayaan diri tinggi, selalu saya katakan kepada diri saya sendiri, berapapun hasilnya syukuri saja, karena mungkin memang hanya segitu yang dibutuhkan Nadya. Alhamdulillah dengan afirmasi demikian, sampai hari ini Nadya masih minum ASI, saya juga ga pernah mengalami yang namanya kejar tayang stok ASIP. Sementara kedua teman saya itu, dari dibawah setahun, anak mereka sudah cicip sufor karena stoknya ga cukup. Eits, saya bukan mau menyombongkan diri saya, atau merendahkan mereka, karena saya yakin, sebagai ibu, mereka pun sudah berupaya semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Fase perjuangan selanjutnya adalah, di atas etahun ini, hasil pumping mulai sedikit. Kalo sebelumnya misa paling ga 100 ml, sekarang  ini rata-ratacuma 70-80 ml. Bahkan klo sesi pagi, saya paling cuma dapat 30 ml. dengan hasil segitu, ada loh, ibu-ibu yang terus desperate karena dapat cuma sedikit, jauuh sekali dibanding sebelum-sebelumnya. Karena deseprate akhirnya mengurangi frekunsi pumping, harapannya biar sekali pumping bisa dapat agak banyakan. Tapi lama-lama hasilnya sedikit juga, akhirnya males deh, terus menyerah deh. Padahal hukum menyusui itu, produksi ASI sejalan dengan Kebutuhan ASI. Yang mana berarti semakin banyak disusui/dipompa, produksi ASI akan terus berjalan. Atas dasar itu, biar sekali pumpings aya cuma dapat 30 ml, saya harus percaya diri, bahwa ASI saya akan cukup. Alhamdulillah sampai sekarang tiap hari malah jadi surplus. dan ketika surplus stok, jangan juga terlana, dan malas pumping..hihi..Intinya sih, Jangan minder kalo hasil pumping sedikit,dan jangan terlena juga ketika stok banyak. Tetapkan disiplin dalam diri untuk terus memompa., percaya diri bahwa ASI kita akan cukup. Ga lupa juga berdoa supaya ASI kita cukup. Insya Alloh , atas ijin Alloh,  target untuk menyusui sampai 2 tahun akan tercapai..Aamiin.


Minggu, 21 Desember 2014

Happy Second Anniversary :-*

Baru dua tahun bersamamu...Tapi rasanya sudah lama sekali mengenalmu.. Perasaan ini juga yang kita rasakan  di hari-hari pertama di dua tahun lalu. "Kita baru kenal  beberapa hari, tapi rasanya aku sudah kenal kamu lama sekali". Itu katamu, dan seperti itu juga perasaanku..

Dua tahun, waktu yang sebentar..Tapi tampaknya kita sudah lupa bagaimana menjalani hari-hari sebelum dua tahun ini.  Itu karena dua tahun ini kita sudah terbiasa untuk hidup melengkapi satu sama lain..

Terkadang  kamu bertanya-tanya, " Jangan-jangan hari-hari kita bersama ini cuma mimpi. Ketika aku bangun ternyata kamu ga ada, Nadya ga ada.." ..Aku tertawa.. Bagiku dua tahun ini memang indah, tapi dua tahun ini bukan mimpi. Ini nyata..Kenyataan kadang jauh lebih indah  daripada mimpi..
 
Baru dua tahun. Perjalanan waktu yang singkat , tapi kita yakini bahwa dua tahun ini adalah pijakan awal untuk hidup bersama selamanya.. Di dunia dan di akhirat kelak..Insya Alloh..



pict from here