Selasa, 11 Desember 2012

It's Not The End, Anyway...

Beberapa hari terakhir ini, saya lagi sibuk sebar-sebar apa yang bisa disebar. Maksudnya sebar-sebar undangan, undangan pernikahan saya #blushing. Dan, seperti yang telah diduga, banyak komentar dari orang-orang yang saya sebarin undangan itu (bahasa apaan sih ini)

"Nis..undangannya kok warnanya ga pink..??!!"
(biarin aja..lagi bosen sama pink.. boong banget )

"Nis, kok di undangan ga ada fotonya...no pict = hoax "
(heee,,,??plis deh..hahah..)

"Ini undangannya Annisa banget..ada kupu-kupunya.."
(komentar yang paling saya suka..^^v)

"Nis, undangannya cantik..warnanya merah.."
(kliatan banget yang komentar pecinta warna merah)

"Nis..kok ga ada gelarnya..belum dapet SE sih ya.."
(ga penting banget sih, mau nikah kudu nunggu SE dulu biar ada gelarnya di undangan..zzz...)

"Nis..kok ini namanya BSR, itu kepanjangannya apa...?kok ga ditulis B aja..? "
(banyak sekali yang bertanya tentang hal ini. Baiklah, saya klarifikasi. Jika Bsr itu memang nama resmi beliaunya. Konon awalnya diberi nama Basri, tetapi ketika ditulis di akta kelahiran, nama beliau terlalu panjang. Jadilah Basri itu disingkat menjadi Bsr, yang kelak menjadi nama resmi beliau)

"Kok ga tanggal 12-12-12 atau 20-12-12"
(Ga penting juga sih tanggal cantik gitu)

"Nis, kok dapetnya jauh banget.."
(ah, siapa bilang jauh, deket kok. tuh kantornya keliatan, tinggal lompat)

"Nis, ketemunya dimana..??"
(kalo lagi ngaco, saya bilang nemu di jalan. :D Ga bohong juga kan ya. Toh kenyataannya sebelumnya kami memang tidak pernah bertemu dalam forum resmi )

"Nis, ga pake pacaran ya.."
 (Pake sih, tapi pacarannya nanti, insya Alloh, kalo udah nikah :p)

"Waa, sama mas itu ya..kok bisa,,,??"
(Ya bisa aja sih, apalagi kalo Alloh yang atur..)

"Kok tiba-tiba banget sih.."(Ga tiba-tiba juga sih,  ada proses dibaliknya kok )

"Subhanalloh, Annisa...Terharu,,,"
 (ini sih, saya juga terharu)

"Annisa...akhirnyaaa..."
(Ini komentar paling banyak ^^ )

Masih banyak komentar-komentar lainnya,  macam-macam sih, tapi sesimpel apapun undangan itu, setidak menarik apapun undangan itu, atau sebanyak apapun komentar terhadap undangan itu, di mata saya undangan itu tetap terlihat cantik. Soalnya ada nama saya disitu (tentunya dengan nama beliaunya sih #blushing lagi ).

Dan seperti yang telah saya tulis, komentar terbanyak dari teman-teman itu adalah "akhirnyaaa..". Bukan ga suka sih, ya memang pernikahan itu seperti akhir dari pencarian dan penantian. Tapi ga berarti akhir dari hidup galau, trus live happily ever after. Cuma ada di dongeng itu sih. Yup, bagi saya, pernikahan ini justru menjadi awal yang baru.

Ibarat perjalanan, menikah itu bukan akhir dari perjalanan itu, tetapi menikah itu berhenti sebentar untuk bertemu orang yang tepat untuk kemudian melanjutkan perjalanan bersama. Tentu berjalan bersama teman akan berbeda ketika berjalan sendiri. Dan itulah kenapa awal perjalanan serasa dimulai lagi. Mungkin dalam perjalanan itu tak selamanya menyenangkan karena jalan tak selamanya mulus. Mungkin akan ada kerikil-kerikil tajam yang akan ditemui. Itulah kenapa saya harus mempersiapkan perbekalan sebaik mungkin. Yang walaupun selalu merasa panik, bekalku udah cukup belum yaa,,, Tujuan akhir perjalannnya..? Jannah..Insya Alloh..

Jadi,,,sekarang bagaimana rasanya...?
Rasanya mau nikah itu kaya mau menghadapi ujian. Ujian yang mau ga mau harus dilewati. Panik, deg-deg an. Kita cuma punya kisi-kisi yang ga tau kebenaranya. Yang hanya berdasarkan kata orang begini, kata orang begitu. Tapi ga pernah benar-benar tau seperti apa soal ujian sampai mengalaminya sendiri. Namanya mau menghadapi ujian, pasti belajar kan ya. Nah, semakin banyak belajar, semakin banyak ga ngertinya soalnya ternyata semakin banyak yang belum dipelajari. Panik lah. Terus kadang selalu bertanya-bertanya ntar ujiannya gimana ya. Banyak pertanyaan gimana-gimana yang sepertinya tidak perlu terlalu banyak dipertanyakan. Karena pertanyaan tersebut pastinya akan terjawab sendiri kalo ujian sudah selesai. Jadi, memang sebaiknya segera menyelesaikan ujian tersebut. #tarik napas

Dan bagi sebagian yang mengetahui proses di sebelum ini, tampaknya memang terlalu lama  prosesnya. Tapi percayalah, tak ada satupun yang ingin menunda. Setidaknya kami sudah berupaya sebaik yang kami bisa. Ingin menyegerakan, tapi tentu tak ingin jatuh pada ketergesaan. Jika pada akhirnya tanggal ini yang dipilih, hal ini berdasarkan kesepakatan kedua keluarga bukan karena hitung-hitungan Jawa ya..  Kami hanya memohon kepada Alloh agar pernikahan kami ini menjadi berkah, yang berkahnya tak hanya dirasakan kami berdua saja, tetapi juga orang-orang di sekeliling kami.

Mohon doanya juga ya teman-teman.. Semoga langkah awal ini penuh dengan keberkahan.. :))







one step forward..
Bismillah..Biidznillah..
10 days before the day..



Senin, 10 Desember 2012

The Wedding

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh

Dengan memohon rahmat dan ridha Allah SWT, kami:

Annisaningrum Yuliastuti 
                   &
Muhammad Iqbal Arrizqi BSR 

bermaksud menyempurnakan separuh agama dan menjalankan sunnah Rasulullah SAW
untuk itu mengundang teman-teman semua untuk hadir pada pernikahan kami yang insya Allah akan dilaksanakan pada:

...

Akad Nikah:
Jum'at, 21 Desember 2012
Pukul 08.00 WIB s.d. selesai
Masjid Agung Kota Magelang, Jl. Tentara Pelajar No. 2, Magelang


Resepsi I:
Sabtu, 22 Desember 2012
Pukul 10.30 s.d. 13.00 WIB
Gedung Wiworo Wiji Pinilih (ex. Gd. DPRD Magelang)
Jl. Sarwo Edhie Wibowo No. 2 Magelang


Resepsi II (ngunduh mantu):
Kamis, 3 Januari 2013
Pukul 17.00 WITA s.d. selesai
Jl. Nusantara No. 28, Kel. Dawi-Dawi
Kec. Pomalaa, Sulawesi Tenggara


merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami dan keluarga apabila teman-teman dapat berkenan hadir dan memberikan doa restu kepada kami.

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh


Selasa, 04 Desember 2012

Doa Cemputut

Semoga Allah selalu memberikan yg terbaik buat kita semua.. Semoga berkah.. Semoga yg ikut d4 dimudahkan dan lulus.. Semoga yg ikut S1 segera lulus dan bisa ikut UPKP dan lulus.. Semoga yang lagi galau milih OJK atw Kemenkeu diberikan pilihan yang terbaik.. Semoga yang akan segera menikah dimudahkan prosesnya.. Semoga yang sudah menikah segera diberi momongan..Semoga yang lagi hamil diberi kelancaran dan kemudahan.. Semoga yang sudah punya momongan diberikan kekuatan untuk mendidik anak2 menjadi anak yg soleh n solehah.. Semoga yang belum menikah segera menikah juga..


Doa Wening pagi ini, untuk Cempututers..Sengaja dibuat jadi status gtalk dan diposting di blog, supaya yang lain bisa ikut berdoa dan mengaminkan.. :))


 Alangkah indah ukhuwah ketika masing-masing mendoakan saudaranya :')

Kamis, 29 November 2012

#Random#

Alloh itu Maha Baik
Di setiap pengharapan yang kita sangka tidak terkabul,
Alloh sudah menyiapkan skenario yang jauh lebih indah..
Bukan karena Dia tidak ingin memberinya di waktu itu..
Tapi Dia ingin mengabulkan pengharapan kita itu,
Dengan cara yg lebih barokah..
Dan pada waktu yang lebih indah..
Selalu dan selalu ingin mencintaiMu.
                    -------------------------

Aku ingin mencintaiMu setulusnya
Sebenar-benar aku cinta
Dalam doa dalam ucapan dalam setiap langkahku
(Aku Ingin MencintaiMu, EdCoustic)

Published with Blogger-droid v2.0.9

Minggu, 25 November 2012

Idealisme vs Deadline

Ketika idealisme terbentur deadline, akhirnya idealisme yang harus mengalah, atau memang dia tak sanggup lagi melawan deadline. Ini bukan lagi tentang bagaimana menghasilkan suatu karya yang memuaskan,setidaknya memuaskan untuk diri sendiri. Tapi bagaimana menyelesaikannya sesegera mungkin. Dan lulus secepat mungkin. Memang hanya gelar, tapi itu cukup membuat kedua orang disana merasa tenang.

Ini bukan lagi tentang ilmu yang kamu dapat selama ini. Ini tentang bagaimana kamu mengejar deadline yang telah kamu buat sendiri. Idealisme pun terpaksa mengalah...

Bukan salah idealisme yang terlalu tinggi. Bukan pula salah deadline yang terlalu singkat. Hanya jika bagaimana kamu membuatnya bisa berjalan bersama. 

Well, just go on... ^^



Di sela kegalauan menulis skripsi yang semakin nyata bahwa tulisan ini "ga ada apa-apanya". Sedih sih ketika tidak dapat melakukan sesuatu yang terbaik, setidaknya sesuatu yang dapat memuaskan diri sendiri. Tapi saya  harus segera menyelesaikannya. Yang walaupun tidak merasa puas, tapi setidaknya memebuat saya tenang, orang tua saya senang. 

Terlalu banyak permisive untuk memenangkan sebuah idealisme. 




Rabu, 14 November 2012

DIV....??

Tetiba sore ini dihebohkan dengan berita atas bukanya penerimaan D IV STAN. Tentunya berita ini cukup mengejutkan, apalagi pemberitaan sebelumnya menyebutkan bahwa tahun ini tidak ad penerimaan D IV. Kalo pun ada, penerimaan hanya khusus untuk pegawai BPKP saja. Setelah beberapa waktu lalu "lelah" menanti berita ini, sebagian teman-teman sudah menyerah dan akhirnya mendaftar di perguruan tinggi lain. Jadi ketika akhirnya secara resmi diumumkan bahwa dibuka penerimaan DIV, sebagian merasa senang,tetapi sebagian merasa sedih.

Bagaimana dengan saya? Hmm..sejujurnya ada rasa gimanaaa gitu. Tapi ya ga gimana-gimana juga sih. :)) Ketika dulu saya memutuskan untuk melanjutkan S1 di perguruan tinggi swasta ini,saya merasa sudah harus siap dengan konsekuensi seperti ini. Konsekuensi dimana teman-teman saya berkesempatan untuk mengambil kuliah D IV. Jadi sejujurnya, pas kuliah D III itu, saya mupeng banget pengen DIV. Dalam bayangan saya, kayaknya hidup DIV itu damai. Isinya belajar aja. Trus masih punya banyak waktu buat ngurus suami dan anak. Seems perfect kan.. Tapi setelah dipertimbangkan, kalo tetap ngejar D IV, akan buang waktu juga. Karena salah satu syarat untuk mengikuti DIV adalah minimal sudah menjalani 2 tahun bekerja sejak ditempatkan. Saya pikir waktu setahun setelah penempatan, saya sudah diijinkan melanjutkan S1 sengan biaya sendiri. Jadi secara waktu,klo saya nunggu DIV saya akan kehilangan 1 tahun waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk kuliah S1. Itu pun masih ditambah, belum tentu juga saya akan diterima DIV kan. Jadi dengan kemungkinan terburuk saya tidak lanjut S1 kemudian tidak diterima pula di DIV, saya sudah kehilangan banyak waktu. Sementara saya punya planing-planing lain. Akhinya dengan bulat hati, waktu itu saya yakin untuk melanjutkan S1 di PTS. Bismillah..biidznillah..

1 1/2 tahun pun berlalu. Saya sudah di penghujung kuliah saya. Lebih tepatnya kuliah S1 saya ini sudah tinggal skripsi ketika pngumuman DIV itu muncul. Sedikit kecewa dan mupeng, iya juga sih. Apalagi kalo inget tentang impian saya kalo DIV. Belajar tok.banyak waktu buat suami dan anak...hahah...baiknya buang jauh-jauh impian itu. Jauh dari realita saya sekarang. Nikah aja belum, jadinya impian itu, masih agak beberapa lama untuk terwujud. :))

Yang jelas, saya masih sangat bersyukur. Walaupun ga jadi DIV, tapi saya cukup happy mengingat tinggal beberapa langkah lagi saya menyelesaikan S1 saya. Mohon doanya semoga skripsi saya lancar. Pengennya sih Desember kelar. Jadi Januari atau Februari bisa ikut sidang. Maret wisuda, insya Alloh. Selanjutnya setelah S1, saya mau melanjutkan hidup. Ya iya lah, masa' mau berhenti -_-"

Sekali lagi, saya ingin menegaskan bahwa tak ada yang saya sesali dalam keputusan saya ambil. Setiap orang memiliki kesempatan untuk memilih dengan segala konsekuensi yang akan diterima. Saya tau apa yang saya pilih. Dan saya tau bagaimana saya akan menjalani pilihan itu.. :))

Nb:
Untuk teman -teman yang akan mendaftar DIV, semoga dimudahkan ikhtiarnya. Diberikan hasil yang terbaik ya..^^
Untum teman-teman yang terlanjur mengambil kuliah di tempat lain, ga perlu kecewa. Alloh sudah memilihkan skenario terbaik untuk kita..^^


Published with Blogger-droid v2.0.9
Oh ya, pengumuman DIV nya bisa dibuka di http://www.stan.ac.id/

Sabtu, 10 November 2012

HOME

Home, where your heart is..
It's not absolutely a house..
But it's a place where you can share your love..

Thank you..
For all love you share..
For all afection you give..
And for a comfortable HOME..


Happy 28th anniversary
101184-101112



Published with Blogger-droid v2.0.6

Kamis, 08 November 2012

Ketika Anak Bau Kencur Bicara Cinta

Malam tadi, saya cukup tercengang membaca status seorang keponakan saya yang duduk di bangku kelas 1 SMP. Biasanya stausnya emang aneh-aneh sih. Tapi status semalam itu benar-benar tersurat. Atas ketercengangan itu, akhirnya saya komen di statusnya. Dan terjadilah percakapan berikut.
Saya (s) : ya ampuun, adek mana lagi ini
Keponakan (k) : panggilan buat pacar, te..heheheheh...XD
(saya udah kaget banget waktu dia bilang pacar)
s : anak smp baru kemarin aja udah pacaran..Anak jaman sekarang..ckckck..
Bantuin tante aja sini daripada pacaran..:D
k : 2012 gitu, te....anak SD kelas 5 aja udah pada pacaran, masa SMP nggak..XD
(makin shock)
s : berarti klo jaman tante ga pacaran ya..
k : gatau..
s : eh, emang klo pacaran ngapain aja?
(masih pengen tau)
k: tante kepo dehh..:P XD
(huaaa...saya dibilang kepo -_-" )
.......

Oke..benar-benar shock sih..Sampe mikir saya,kok jaman saya SMP ga begitu-begitu amat ya.. Atau sebenernya banyak juga teman-teman saya waktu itu yang udah pacaran, tapi saya ga tau, trus dulu kan belun ada yang namanya facebook dan twitter. Makanya diem-diem aja..

Ah, tapi apapun itu, saya masih shock aja. Anak sekecil itu, udah bilang pacaran. Udah umbar cinta-cintaan via social media. Rasanya tuh sedih dan miriis.. Ga bisa dibandingkan sih dengan saya dulu. Ortu saya cukup tegas untuk mengatakan ga boleh pacaran, bahkan sampai saya SMA. Pun ketika  kuliah sudah diwanti macam-macam untuk berhati-hati bergaul dengan cow. Jaman sekolah ga ada cerita saya hanging out bareng teman-teman cow, apalagi pacaran sampe patah hati. Rasanya tabu buat pacaran atau pun sekedar jalan berdua.

Saya ga paham juga kenapa anak-anak jaman sekarang makin berani mengumbar hal-hal seperti itu. Pengaruh social media, internet mungkin menjadi pemicunya ya. Sepertinya bukan hal tabu ketika anak-ank bau kencur itu mulai bicara cinta kepada lawan jenis, jalan berduaan, gandengan, dan seterusnya..

Nulis ini sambil bayangin begitu kok ya jadi makin sediih. Jadi bayangin yang enggak-enggak. Kayaknya kalo saya udah jadi ortu bakalan keras dengan yang beginian deh. Eh, tapi anak jaman sekarang kalo dikerasin makin nglunjak ya. Ga bisa disamain dengan anak jaman dulu. Kata Ali bin Abi Thalib," Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya"

Aih..sepertinya memang harus benar-benar mulai belajar ilmu parenting dari sekarang..

Published with Blogger-droid v2.0.6

Selasa, 30 Oktober 2012

Saya dan Bahasa Jawa

Bicara tentang bahasa Jawa, jujur sebenernya saya jadi malu sendiri. Terlahir sebagai seorang Jawa, orang tua asli Jawa, lahir di Jawa, besar di Jawa, tidak menjamin saya pandai berbahasa Jawa. Aneh? Memang, dan begitulah kenyataannya. Pernah suatu saat, saya berbicara dalam bahasa Jawa, eh teman saya malah komentar, "Nis, kamu aneh banget sih ngomong Jawa gitu".  Bengong saya dibilang demikian..-_-"

Itu kejadian sekitar 6 tahun lalu, awal masuk kuliah. Selanjutnya, 6 tahun tinggal di Jakarta. Anehnya, justru 6 tahun di Jakarta ini, alih-alih ngomong ber elo gue, saya malah makin medok. :D Pengaruh lingkungan sih. Teman-teman di kampus banyak orang Jawa, tapi waktu itu, saya masih susah juga kalo berkomunikasi dengan bahasa Jawa. Jadi, saya itu paham sih diajak ngobrol dengan bahasa Jawa, tapi saya susah kalo berbicara Jawa. Selain loadingnya lama, lidahnya juga kaku kalo ngomong Jawa. Berbahasa Jawa pasif gitu lah. Ketika berbicara dalam bahasa Jawa, otak saya itu harus berpikir dua kali. Pertama berpikir kata-kata apa yang mau diucapkan kemudian menerjemahkannya dalam bahasa Jawa. Dengan kata lain, gelagepan deh kalo ngobrol dalam bahasa Jawa. Apalagi kalo Bahasa Jawa Kromo. Give Up..T_T 

Tentu kalian akan bertanya-tanya, tidak pernahkah di sekolah belajar bahasa Jawa.Oh saya jawab, tentu saja pernah. SD dan SMP saya masih dapat mata pelajaran bahasa Jawa. Dan saya benar-benar ga ngerti. Paling kalo yang hapalan-hapalan itu saya bisa, kaya nulis Aksara Jawa, menghapal nama anak hewan, menghapal dwilingga (kata ulang). Pokoknya selama sifatnya masih bisa dihapal, saya masih ngerti lah. Tapi kalo sudah di luar hapalan itu, seperti menjadikan kalimat Jawa ngoko ke Jawa Kromo, saya ga ngerti. Arti kalimatnya pun juga ga ngerti. :DD Makanya seneeng banget waktu SMA sudah ga ada pelajaran satu itu. Alhamdulillaah. :)) 

Terus bagaimana dengan di rumah..Tidak perlu ditanya lagi, bahasa pengantar kami di rumah adalah bahasa Indonesia. Kadang campur-campur sih dengan bahasa Jawa, tapi Jawa ngoko, dan itu jarang-jarang sekali dipakai. Itulah kenapa saya ga begitu pinter bahasa Jawa.

Kemudian 3 tahun terakhir ini, ketika memasuki dunia kerja. Lingkungan pergaulan jelas sudah berbeda. Sekarang lebih banyak orang-orang yang usianya lebih tua. Dan seperti saya bilang, teman-teman saya di Jakarta itu sebagian besar itu adalah orang Jawa, jadi berkomunikasi dalam bahasa Jawa adalah hal yang biasa. Lama-lama akhirnya mikir juga, kalo lama-lama ga bisa bahasa Jawa, tampaknya ga sopan juga. Ga mungkin terus-terusan diajak ngobrol dalam bahasa Jawa, balesnya pakai bahasa Indonesia. Atau ngobrol dnegan orang tua pakai bahasa Jawa ngoko (saya lebih bisa bahsa ngoko sih daripada kromo). Sebagai informasi, dalam bahasa Jawa, ada tingkatannya. Jadi, berbicara dengan teman sebaya atau yang lebih muda, akan berbeda dengan bebicara kepada orang yang lebih tua atau yang lebih dihormati. Nah, bahasa yang digunakan ini yang kadang sulit. Saya sih terkadang sulit mencari diksi yang tepat. Kesalahan memilih diksi bisa berakibat fatal. Bisa jadi kita dusnggap tidak sopan. 

Atas ketidakbisaan ini, saya pun jadi bertekad untuk belajar bahasa Jawa. Hmm..mungkin tepatnya bukan belajar dari nol ya. Tapi mulai mengakrabkan diri dengan bahasa Jawa, mulai nJawani lah. Supaya lidah juga ga kaku kalo ngomong dalam bahasa Jawa. Akhirnya saya berpikir belajar bahasa Jawa menjadi tuntutan tersendiri. Ga lucu banget kan, kalo ngobrol dengan orang yang sepuh, beliaunya udah pakai bahasa Jawa alus, trus saya nya sok sok pakai bahasa Indonesia. Sekali lagi saya merasa ga sopan aja. Wong jelas-jelas orang Jawa, tapi kok ga bisa bahasa Jawa. Selain itu, bahasa Jawa cukup efektif untuk tawar menawar dengan pedagang :D. Nih ya, kalo di Jawa, mau beli ngomongnya pakai bahasa Indonesia, kadang dimahalin, soalnya pedagangnya tau banget klo yang beli itu pendatang. Nah, kalo pakai bahasa Jawa, suasana tawar menawarnya jadi lebih akrab dan enak. Kadang jadi lebih mudah nawar (ga selalu lo ya..tapi dalam beberapa kasus ya begitu). Alasan lainnya, ini sih paling saya takutkan, jikalau saya dapat mertua orang Jawa yang berbahasa Jawa aktif, gawatlah. Nanti saya ga bisa berkomunikasi dengan baik :D (alasan ga penting, tapi penting banget). Realistis aja sih, saya kan orang Jawa, jadi peluang untuk dapat orang Jawa kan besar juga. Jadi belajar bahasa Jawa itu merupakan salah satu program persiapan untuk menuju kesitu  :))  #jadi malu

Berita baiknya, belakangan ini saya udah lumayan bisa bahasa Jawa :D. Dalam percakapan sehari-hari mulai membiasakan menggunakan kosa kata bahasa Jawa. Walaupun baru satu atau dua kata tapi setidaknya mulai membiasakan diri. Mulai bisa juga bicara agak panjang dengan Bahasa Jawa Kromo. Bisa juga bicara panjang dengan bahasa Jawa Ngoko tanpa dibilang aneh (horeee..medoknya udah dapet). Semoga seiring berjalannya waktu, semakin fasih berbahasa Jawa. Ga ada lagi komentar saya aneh ngomong Jawa. :DD


Nb:
eh eh, beberapa waktu lalu, masih ada sih teman saya yang komentar begini, "Annisa itu suka ngaku-ngaku orang Jawa tapi ga bisa Bahasa Jawa". Ya, saya sih mau bilang, bukannya ga bisa, tapi mungkin kita jarang aja ngobrol dalam bahasa Jawa. Lagipula saya butuh partner bicara yang super medok dan njawani banget biar saya kepancing untuk ngomong bahasa Jawa.. :D  #masih ngeles

pict from here









Rabu, 24 Oktober 2012

It's about Our Dream


Tahun depan jadi ke Umang yuk..
Mewujudkan mimpi 4 tahun lalu..

Tetiba kata-kata tersebut masuk di chatroom kami. Pastilah hasil dari suatu spontanitas..

Flashback ke 4 tahun lalu..
Dalam formasi lengkap berempat, seorang sopir sekaligus pemilik mobil, seorang navigator dan dua Nis yang duduk di belakang, hari itu seperti biasa menyusuri jalanan Jakarta, menuju tempat-tempat dimana kami bisa mencari data untung tulisan kami. Dengan isengnya, seorang Nis yang duduk di belakang menemukan sebuah brosur perjalanan wisata ke pulau Umang..Tidak butuh berapa lama, kami terpesona dengannya..

Kapan-kapan kita kesini yuuk..!!
Iya..nanti kalo udah kerja trus penempatan kita di Jawa semua,kita kesini deh..
Ntar kita sewa cottage aja..trus bawa keluarga masing-masing...
Iyaa..itu kalo udah berkeluarga,klo belum ya berempat ajaa...

Mimpi 4 tahun lalu...Dan nyatanya hingga saat ini mimpi itu belum terealisasi. Pun hingga tahun depan. Sibuk, tidak punya waktu adalah alasan klise atas tidak terealisasnya semua mimpi kami. Memang bukan hanya Umang, masih banyak destinasi yang ingin kami tuju saat itu. Bahkan hanya sekedar jalan ke Bandung pun, kami tidak dapat merealisasikannya..
Ah ya, realitanya mimpi-mimpi itu tidak akan terwujud..Setidaknya dalam waktu dekat..Sang sopir  yang bulan lalu menikah..Kemudian disusul sang navigator yang awal bulan ini juga baru menikah..Prioritas mereka saat ini adalah keluarga baru mereka..Tentu bukan ingin menyalahkan pernikahan itu sendiri..Bukankah seorang Nis pun setahun belakangan ini sudah kehabisan waktu disibukkan dengan kuliahnya..

Baik menikah atau kuliah akhirnya tidak bisa dipersalahkan atas mimpi yang tidak terealisasi itu..

Mungkin,suatu saat nanti..Kami bisa merealisasikannya..Sepuluh tahun lagi kah..? Di saat kita sudah memiliki keluarga masing-masing..? :))

As our dream...
pict from here

Published with Blogger-droid v2.0.6

Sabtu, 20 Oktober 2012

Diklat Pertama

Jumat, 19 Oktober 2012, selesai sudah menjalani diklat 2 pekan di Gadog. Ngomong-ngomong, sejak mulai kerja 3 tahun yang lalu, ini diklat pertama saya di Gadog. Kemarin-kemarin hampir selalu menolak kalau ditawari diklat di tempat itu. Alasannya, males.. :D  Iyaa, selain males karena jaraknya jauh juga, diklatnya biasanya minimal sepekan, tentunya harus menginap disana.. Belum lagi kemarin kan kuliah, jadi agak sayang juga kalau harus bolos kuliah. Jadi, kalo ikut diklat pilih-pilih, yang di Jakarta aja, yang ga pake  lama.Nah, akhir bulan lalu ada penawaran diklat di Gadog. Atas beberapa alasan, akhirnya saya mengambil diklat 2 pekan ini. Alasannya sih jelas karena kuliah sudah selesai, ga enak juga nolak tawaran diklat terus :D  Lagipula diklat yang ditwarkan ini cukup nyambung dnegan kerjaan. (jadi selama ini kalo males diklat,, kuliah dijadikan alasan penolakan ^^ ). Teruus, saya lagi dalam kondisi stuck.. Iya, ada sebulan kemarin stuck aja di kos. Galau dengan beberapa hal (haish), yang berdampak pada skripsi yang ga maju-maju. Mengingat galau yang semakin tidak sehat, akhirnya saya terimalah tawaran diklat itu. Pikir saya, ada baiknya mencari suasana baru, biar ga terlalu stuck dalam kondisi seperti ini. Dan, alhamdulillah keputusan yang saya ambil ini tepat.. :)) Oh ya, diklat yang saya ambil ini judulnya diklat Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja Pemerintah Pusat (nyambung kan sama kerjaan.. ^^ )

Diklat dimulai Senin, 8 Oktober 2012. Ahadnya saya sudah tiba di asrama. Hari sebelumnya itu sudah lumayan panik. Cemas banget, soalnya belum pernah kesana. Panik juga karena ga kenal dengan orang-orang di diklat. Jadinya berasa sendirian banget. Terutama cemas juga dengan teman sekamar. Bakal dapet temen yang nyaman ga ya..??bakal nyambung ga ya..??pertanyaan-pertanyaan yang sebenernya ga perlu dikhawatirkan.. Sampai Ahad malam itu, ternyata teman sekamar saya belum datang. Saya sendiri uga ga tau siapa teman sekamar saya. Pun, teman-teman yang lain. Kamar-kamar sebelah itu masih kosong. Iya kosong!!.. Satu lorong itu baru saya saja yang datang.. TT  Pikir saya mungkin mereka baru datang malam atau besok pagi. Yasudahlah, hanya bisa tabah sendirian di asrama malam itu. Semoga ga ada apa-apa,semoga aman-aman saja (sejujurnya takut banget, soalnya pernah dengar cerita enggak-enggak tentang pusdiklat ini)..Tapi Alhamdulilllahnya, pukul 20.00 kamar saya diketuk. Dan, teman sekamar saya datang. Horeee..ga sendirian :D.. Teman sekamar saya ini seorang kakak dari Kanwil Perbendaharaan Sulawesi Utara. Alhamdulillah, tenaaang..malam ini tidak dilewati sendirian.. ^^

Esok paginya, kami berdua keluar kamar. Dan ternyata sudah ada dua orang lagi yang datang. Teman sekelas kami. Seorang ibu dari Ternate dan seorang kakak dari Papua. Tidak perlu waktu lama hingga kami berempat menjadi akrab dan dekat.  Hari pertama diklat dimulai. Di kelas, perempuannya memang hanya kami berempat. Lainnya bapak-bapak. Untuk diklat ini, ternyata bukan hanya dari Kemenkeu saja, tetapi dari Kemenkes juga. Dari Kemenkeu pun yang datang adalah perwakilan dari kanwil di daerah. Jadinya lengkap lah kelas kami itu dari barat sampai timur Indonesia. 

Malamnya, ketika akan makan malam, ternyata masih ada seorang ibu lagi dari Kalimantan Timur yang baru datang. Beliau ini teman sekelas kami juga. Menjadi berlima lah kami wanita-wanita ini. Tentunya kemana-mana juga selalu berlima ini. Makan bareng, ke kelas bareng. Udah jadi satu geng ibu-ibu. Dan entah kenapa, chemistry nya juga langsung dapet. Langsung nyambung aja, padahal usia kami berlima ini beda-beda dan jauh pula..Mungkin karena wanitanya hanya lima ini, mau ga mau deketnya juga dengan yang lima ini. Ini nih penampakan kelima wanita tersebut.

dari kiri ke kanan: ibu Siti, saya, ibu Asnah, kak Anita, kak Golda

Yang pertama, ibu Siti Sulastri. Beliau ini asalnya Balikpapan, perwakilan dari Kemenkes. Usianya 42 tahun. Punya anak satu, cow umur 8 tahun yang lucuuu.. Pengen nyuwil pipi anaknya deh. :D. Yang kedua saya. Yang ini tidak perlu diceritakan. Singkatnya keliatan lah saya paling muda diantara mereka ini ^^. Yang ketiga ibu Asnah. Beliau dari Ternate. Perwakilan dari Kanwil Perbendaharaan Maluku Utara. Usianya 54 tahun. Persis deh seperti usianya kaya mama. Kebetulan anak kedua beliau ini seusia dengan saya. Jadilah saya dianggap kaya anaknya, saya juga kadang anggap ibu ini kaya mama. :D . Yang keempat adalah kak Anita. Usianya 31 tahun (kalo ga asalah inget). Beliau dari kanwil Sulawesi Utara. Masih single, cantik, tapi sudah not avilable ya.. :)  Beliau ini teman sekamar saya.. Dan yang terakhir, kak Golda. Beliau berusia 36 tahun, asal dari Papua, perwakilan dari Kanwil Papua. Sudah menikah dan punya 1 anak.


Usia yang bervariasi ternyata memang bukan penghalang untuk bisa dekat. Berkumpul bersama mereka berlima dari asal yang berbeda, tentunya karakter yang berbeda juga, jadi berasa gado-gado. Alhamdulillahnya 2 pekan diklat itu jadi ga berasa. Setiap hari adaa aja cerita. Ketawa terus.. :DYang jelas, kumpulnya ga cuma dengan mereka berlima, tentu ada teman-teman yang lain. 

Efek baiknya untuk saya sih, jadi mengurangi kadar galau :D. Suasana baru, bertemu dengan orang-orang baru, cukup berpengaruh dengan kondisi. Dua pekan disana lumayan berhasil juga bertapa membuat skripsi. Walaupun pekan kemarin mendapat 'penolakan' lagi dari sang dosen pembimbing, tapi paling ga, prosesnya tetap move, ga stuck seperti sebelumnya..Ya, mungkin juga bisa dibilang dua pekan itu seperti 'lari' dari kenyataan. Halah..Tapi untuk kadar yang tepat, perubahan suasana seperti ini efektif  Paling ga setelah diklat memang jadi lebih happy.. :)) Apalagi udara di Gadog itu cukup adem, hampir sama kaya di Magelang. Suasananya benar-benar kondusif untuk refreshing..Rasanya diklat ini menjadi seperti 'kado' dari Alloh. Alloh itu Maha Baik, selalu ada cara untuk menghibur kesedihan hambaNya.. :))

Ah ya, dua pekan yang bisa dibilang lama tapi sebentar. Terima kasih sangat untuk seluruh ilmu dan pengalaman yang baru. Terima kasih sangat untuk seluruh momen selama diklat.diklat selanjutnya..?Hmm..biasanya yang pertama itu jauh lebih berkesan dibanding yang kedua, ketiga atau seterusnya..jadi..untuk dilat selanjutnya..Masih pikir-pikir kalo harus diklat selama ini pakai nginap pula. Sepertinya kondisi saya selanjutnya juga sudah akan berubah :p

suasana kelas

ibu dan anak ^^
bersama dosen

Minggu, 14 Oktober 2012

Larangan Menikah (Trending Topic Cemputut this weekend)

Trending Topic akhir pekan ini di Cemputut adalah tentang Peraturan Menteri Keuangan yang belakangan ini makin santer terdengar. Rumornya, peraturan tersebut akan segera ditandatangani dan berlaku per Januari 2013. Yup, ini adalah peraturan tentang larangan menikah sesama Kemenkeu.

Sebenarnya desas-desus tentang pelarangan ini sudah terdengar dari jaman saya masih kuliah di Jurangmangu. Dan sekarang ino semakin santer. Saya sendiri ga terlalu ngerti dengan isi peraturan yang konon sudah ada draft nya ini. Banyaklah omongan seputar peraturan ini. Ada yang bilang, sejak diberlakukannya peraturan ini, praktis sesama pegawai Kemenkeu tidak boleh menikah. Untuk yang sudah terlanjur menikah, diberi waktu tenggang untuk salah satunya keluar dari Kemenkeu. Waktu tenggangnya sendiri ada yng bilang 6 bulan, ada yang bilang 10 tahun sejak peraturan tersebut ditetapkan. Ah, sekali lagi ini baru isu yang berhembus. Kejelasaannya seperti apa,saya sendiri belum dapat info yang jelas.

Meskipun baru isu, berita tentang penetapan peraturan tersebut sudah cukup membuat panik dan gusar para pegawai di Kemenkeu. Gimana enggak, faktanya banyak sekali pasangan suami istri yang bekerja di Kemenkeu. Dan tidak sedikit, pasangan sesama Kemenkeu yang sudah berencana untuk menikah. Menghadapi isu tersebut, tahun ini banyak juga sih pasangan yang akhirnya mempercepat tanggal pernikahannya. Kebanyakan tahun ini akad dulu, tahun depan baru resepsi. Seperti diburu waktu, khawatir jika peraturan itu keburu keluar.

Saya pribadi menilai peraturan tersebut sungguh tidak manusiawi. Walaupun saya sendiri tidak paham ada tujuan apa dibalik peraturan ini. Ah, para petinggi perumus kebijakan itu lebih pintar dan paham kan kenapa peraturan ini dibuat (semoga para petinggi tersebut tidak hanya pintar, tapi juga punya hati nurani). Saya bilang tidak manusiawi karena seolah jodoh diatur oleh peraturan begini. Logikanya saja, para pegawai kerja dari pukul 07.30-17.00, dari Senin sampai Jumat. Otomatis waktunya banyak habis di kantor. Secara statistik, peluang seorang pegawai bertemu jodohnya di lingkungan kantor ak lebih besar daripada di luar kantor. Jadi wajar saja bila sesama pegawai Kemenkeu menikah. Simpelnya, kalo ada peraturan tersebut berarti pegawai Kemenkeu harus mencari jodohnya di luar Kemenkeu, itu jika dia tidak ingin keluar Kemenkeu. Padahal komunitas orang yang sudah bekerja itu cenderung terbatas. Dan, Kemenkeu itu kan besar sekali ya. Banyak eselon 1, belum kantor-kantor vertikalnya di daerah. Ga bisa disamakan dengan bank. Yang notabene satu bank itu hanya terdiri dari cabang-cabang. Yaah,walaupun kita harus yakin bahwa jodoh itu sudah ditetapkan Alloh dan tidak mungkin tertukar.

Selain itu, letak tidak manusiawinya lagi, biasanya pernikahan itu sudah direncanakan jauh-jauh hari. Bahkan ada yg sejak setahun sebelumnya. Seorang teman saya sudah merencanakan pernikahan di bulan Mei 2013. Beliau dan calonnya adalah pegawai Kemenkeu. Mendengar peraturan ini, beliau sudah cukup panik. Ga lucu juga jika pernikahan batal karena adanya peraturan ini. Maksud saya sih jika memang peraturan ini mau ditetapkan, mbok ya dikasih sosialiasi dulu. Minimal ada masa transisi saat peraturan itu ditetapkan, jadi ga langsung berlaku.Lebih bagus lagi kalo di soundingkan dulu. Jangan ujug-ujug keluar. Kasian laah yang memang sudah merencanakan menikah.

Kenapa saya bilang ujug-ujug keluar. Karena disini semuanya bisa terjadi. Seperti kasus ijin melanjutkan belajar. Desas desusnya sudah lama, dan tiba-tiba bulan lalu disahkan. Resmi sudah ijin belajar baru diberikan 2 tahun setelah PNS. Implikasinya teman-teman seangkatan saya, terutama yang di Pajak, belum jadi dapat ijin belajar. Untuk ini, saya bersyukur atas keputusan nekat kuliah tahun lalu. Peraturan itu tidk berlaku surut,jadi Alhamdulillah saya sudah dpat ijin manjutkan kuliah sebelum PMK ijin belajar itu keluar. Tapi tetep ya, keluarnya PMK ijin belajar itu berdampak besar (jadi semakin berasa dipersulit kuliah.padahal kuliah pakai uang sendiri pula).

Kembali ke peraturan larangan menikah, terlepas dari disahkannya peraturan itu, saya pikir segala sesuatunya ini akan berjalan sesuai yang ditetapkan Alloh. Termasuk soal jodoh. Ada atau tidak peraturan itu, jodoh ga akan berubah, insya Alloh sudah ditetapkan. Tapi sangat sangat berharap peraturan tersebut tidak jadi sah kan. Gimanapun juga peraturan itu menimbulkan kepanikan sendiri. (oh ya, selamat ya pak, sudah membuat panik bawahan Anda se Indonesia).Ah, tapi sebenanya kenapa juga mesti panik ya. Panik terhadap hal-hal yang belum tentu akan terjadi :)

Berdoa dan berharap untuk yang terbaik saja. Semoga yang belum mendapat jodoh segera dipertemukan dengan jodohnya. Yang sedang berencana untuk menikah, semoga diberi kelancaran dan kemudah dalam prosesnya. Yang sudah menikah semoga senantiasa dilimpahi kebarokahan. Aamiin..

Published with Blogger-droid v2.0.6