Senin, 15 Maret 2021

Topik 4: Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Pendidikan Seksualitas

 Materi topik 4 ini membahas peran ayah dalam pendidikan seksualitas. Materi dibuka dnegan kisah seorang anak yang hidup terpisah dengan ayahnya karena ayahnya berada di penjara. Tumbuh besar tanpa sosok ayah, membuat sang anak bingung atas gender dan orientasi seksual ang dimilikinya. Alhasil walaupun dia perempuan, tetapi berdandan seperti laki-laki, bahkan sempat menyukai sesama jenis. Ketika dewasa, ayah anak tadi keluar dari penjara dan hadir dalam hidup si anak. Perlahan si anak tadi menjadi lebih feminim. 

Ternyata ya, begitu besar peran ayah dalam mengarahkan pendidikan seksualitas bagi anak. Yang saya tangkap dari cerita di atas adalah memang sosok ayahnya tidak ada dan hadir di masa pertumbuhannya. Nah, yang banyak terjadi saat ini adalah ayah secara fisik ada, tetapi sosok ayahnya tidak ada. Sosok ayah terlalu sibuk dengan dunianya, sehingga tidak pernah benar-benar hadir. Pengalaman saya pribadi, saya ini bukan orang yang cukup dekat dengan papa. Papa saya masih ada, kami tidak tinggal berjauhan. Tapi papa saya adalah seorang yang kaku, tak banyak cakap dengan anaknya. Bahkan, menurut cerita, papa saya jarang menggendong anak-anaknya ketika kami kecil. ditambah ada masa papa sering seklai pergi ke luar kota. alhasil saya memang jarang ketemu san ngobrol dengan papa. Walaupun tidak dekat, saya masih cukup ingat beberapa momen ketika saya kecil dengan papa saya. Alhamdulillah dari beberapa momen itu, saya masih memiliki perasaan memiliki papa. Bersyukurnya saya sendiri tidak sampai salah jalan dan kehilangan identitas diri. Ketika beranjak dewasa, saya malah menyadari memang ada perbedaan perbedaan karakter antara anak-anak yang dekat dengan ayahnya dan yang tidak dekat dengan ayahnya. Anak-anak yang dekat dengan ayahnya cenderung tumbuh menjadi pribadi yang kuat, berani mengambil keputusan, emosionalnya lebih stabil. Berbeda dengan saya, yang cenderung sulit mengambil keputusan, gampang goyah, emosi tidak stabil. terlepas dari sifat bawaan ya. Dan barangkali apa yang saya simpulkan ini bsia jadi salah. Tapi setidaknya sampai saat ini, seperti itu hasil pengamatan saya. Dan karenanya, saya tidak ingin anak-anak saya tidak dekat dengan ayahnya. Walaupun waktunya seidkit, tapi dari yang sedikit itu semoga cukup berkualitas utnuk mebersamai anak-anak.



0 komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejakmu disini ^^