Kamis, 04 Maret 2021

Mainan dan Warna Tidak Memiliki Gender

Diskusi hari ini masih berlanjut dengan hal-hal yang perlu disiapkan untuk mengajarkan pendidikan seksualitas pada anak usia dini. Dalam diskusi ini ada bagian yang cukup menarik ketika seorang kawan memasukkan pemilihan warna baju untuk anak laki dan perempuan sebagai hal yang perlu diajarkan di usia dini. Nah saya jadi tercetus kalau begitu mainan juga harus dibedakan dari sejak dini. Sejujurnya saya sempat mengalami kekhawatiran. Dulu ketika Nadya masih balita, dia cenderung menyukai mainan bola, mobil, pesawat. Boneka dan masak-masakan yang disiapkan cenderung tidak disentuhnya. Nadya sama sekali tidak tertarik. Saya pikir yaa kalau anak perempuan ga suka boneka masih wajar dan ga masalah juga ketika nadya lebih suka 'permainan laki-laki'. Ditambah pula Nadya ga suka pakai rok. Saya pikir anaknya mungkin agak tomboy. Jadi saya tidak terlalu ambil pusing. Seiring berjalan waktu, Nadya malah mulai tertarik dengan 'mainan perempuan' seperti main boneka, masak-masakan. Belakangan ini, boneka dan masak-masakannya jadi banyak.

Kekhawatiran mulai saya rasakan pada Umar ketika umurnya 1 tahun. Sebagai adik, Umar cenderung melihat kakaknya. Sempat ada masa Umar sangat menyukai mainan masak-masakan. Sampai akhirnya saya stok mainan mobil-mobilan cukup banyak, tapi sayangnya Umar tidak tertarik. Ketika ada banyak mainan, Umar akan lebh tertarik main masak-masakan. Parahnya ada tetangga yang memberikan pendapat memojokkan bahwa ga baik anak laki-laki itu main masak-masakan. Harusnya dikasih bola atau mobil saja. Sempat panik karena khawatir jangan-jangan nanti Umar keterusan menyukai barang-barang perempuaan. Tapi di siis lain suami dan salah seorang teman saya meyakinkan bahwa hal tersebut masih normal. Karena di usianya anak cenderung tertarik dengan yang dilihat. Lagipula kalau mainan masak-masakan, toh saat ini namanya chef kebanyakan juga laki-laki. kalau Umar suka main gendong-gendong boneka, toh nanti dia insya Alloh akan jadi bapak. Pada akhirnya yasudahlah, mencoba tetap tenang. Alhamdulillah di usia Umar 3 tahun, kesenangan Umar mulai bertambah. Saat ini anaknya malah seneng banget main mobil-mobilan. suka liat papanya nukang. Tertarik dengan hal-hal yang mekanis. Walaupun ada kalanya masih main masak-masakan, dia berperan jadi penjualnya. Atau main gendong boneka. Yaa, intinya sih akhirnya saya sadar mainan itu memang tidak perlu dilabeli ini mainan laki-laki atau perempuan. Karena dengan main masak-masakan saja, ga serta merta merubah anak laki-laki jadi kemayu. Main bola ga serta merta membuat anak perempuan jadi jagoan. 

Begitu pula dnegan warna. Hasil diskusi tadi siang juga disebutkan bahwa tidak sebaiknya melabeli warna-warna tertentu adalah warna laki-laki atau perempuan. Karena kembali ke rules bahwa warna dan juga mainan tidak memiliki gender.


0 komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejakmu disini ^^