Salah satu hasil diskusi kelompok kami dalam rangka persiapan pendidikan seksualitas untuk anak usia dini adalah mengenalkan aurat. Penjabaran mengenal aurat ini sebenarnya cukup banyak. Diantaranya adalah sejak bayi anak sudah disiapkan untuk mengenal malu ketika membuka aurat di depan umum. Untuk anak perempuan yang usianya lebih besar, mulai diajarkan memakai jilbab ketika keluar rumah. Selanjutnya baik anak laki dan perempuan diajarkan pula mengenal organ tubuhnya yang boleh dan tidak boleh disentuh.
Pengalaman saya sendiri, untuk Nadya Alhamdulillah dari bayi sudah mulai diajarkan memakai jilbab ketika keluar rumah. Ketika mulai besar, Nadya mulai berpikr kritis. Diantara pertanyaannya adalah ketika melihat perempuan lain tidak menggunakan jilbab. Baginya, jilbab adalah keharusan ketika berada di luar rumah. saat itu, saya hanya dapat menjelaskan bahwa perempuan yang tidak memakai jilbab di luar, bisa jadi perempuan non muslim. Pertanyaannya tidak berhenti sampai disini, karena dia pernah menemukan orang yang jelas dia tahu orang islam tetapi tidak menggunakan jilbab. Untuk pertanyaan ini saya jawab, mungkin yang bersangkutan belum tahu kalau jilbab itu wajib. Hanya jawaban itusaja, sementara Nadya sudah cukup puas. Terkait jilbab ini, ada pengalaam saat salah seorang ART kami tidak mengenakan jilbab. nadya saat itu berumur sekitar 5 tahun, bertanya dengan polosnya ke ART tersbeut kenapa tidak menggunakan jilbab. entah katenamalu atau tidak enak hati dengan Nadya, tidak berapa lama ART tersebut akhirnya mengenakan jilbab :D
Di usia lebih dewasa lagi, pertanyaan Nadya semakin kritis. Nadya melihat ketika saya menginap di rumah nenek atau di rumah ada tamu, saya akan menggunakan jilbab. Baru saat pertanyaan ini muncul, saya mulai menjelaskan jawaban yang lebih ilmiah. Sekalian menyampaikan makna aurat perempuan. Apa saja aurat perempuan dan kepada siapa saja perempuan boleh melepas jilbabnya. alhamdulillah ketika sekarang berusia 7 tahun, Nadya sudah cukup paham. Nadya tahu kapan dan dimana saja saya boleh melepas jilbab. Termasuk juga Nadya paham ketika saya sedang tidak berjilbab, tidak boleh difoto sama sekali. Walaupun Nadya belum bisa mengimplemetaskan untuk dirinya sendiri. Menurut saya karena di usia tersebut juga sebenarnya belum dikenai hukum wajib, jadi Nadya masih banyak kelonggaran untuk melepas jilbab. Saat ini yang penting adalah pembekalannya dulu saja. Poin saya sih jangan sampai kewajiban seperti ini justru membebani anak di kemudian hari, tapi justru anak tidak paham esensinya.
0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejakmu disini ^^