Jumat, 03 Desember 2010

Hal yang Salah ketika (dulu) Belajar Akuntansi

Setelah sekian lama, aku baru menyadari sesuatu. Beberapa waktu lalu,  aku ikut seminar tentang konvergensi IFRS. Di seminar itu dijelasin macem-macem. Tapi ga akan cerita tentang isi seminar itu secara detail, habisnya belum ngerti-ngerti amat sama pembahasannya..^^ Kesimpulannya, sepertinya memang ada yang salah ketika dulu belajar akuntansi. Dulu, aku hanya belajar secara teknis saja bagaimana mencatat dan membukukan dengan benar. Dan aku tidak belajar bagaimana prinsip-prinsip dalam akuntansi itu berlaku. sederhananya, aku mungkin ga terlalu paham apa saja yang akan dimasukkan ke dalam asset, liabilitas, atau equitas. Aku hanya belajar bagaimana menulis jurnal dengan benar, memprosesnya hingga menjadi laporan keuangan yang balance. (Jadi inget, tiap kali selesai ujian akuntansi, yang pertama ditanyain temen-temen adalah "tadi balance ga..?" haha..).Seolah-olah kalo laporannmya sudah balance, berarti laporan keuangan itu sudah benar.

Memang ada yang terlupakan disini. Output akhir dari suatu proses akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan yang dimaksud ini tentunya juga harus memenuhi karakteristik laporan keuangan, yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Disini sumber daya manusia berperan penting agar keempat karakteristik tersebut dapat tercermin dalam laporan keuangan yang akan dihasilkan. Aku bilang ada yang terlupakan. Dulu waktu belajar, aku ga belajar dengan baik prinsip-prinsip dasar dalam akuntansi. Hasilnya, sekarang ga bener-bener paham prinsip akuntansi itu. Dalam kamusku, yang disebut paham itu kalo dah bener-bener ngerti dan bisa menjelaskan dengan rinci suatu hal. Bukan sekedar tau bagaimana cara mencatat jurnal aja.

Mengaitkan sedikit dengan isu mengenai konvergensi IFRS, kompetensi dan profesionalitas akuntan semakin dibutuhkan. Mengingat dalam standar yang digunakan dalam IFRS ini, tidak lagi mengacu pada rule base, melainkan principal base. Perlu diketahui, PSAK yang hingga saat ini digunakan berkiblat pada US GAAP yang mengacu pada rule base. Implikasi dari principal base ini, akuntan akan dituntut untuk lebih menggunakan professional judgement nya.

Sebelumnya perlu aku ceritain dikit, beda principal base dan rule base. Untuk lebih mudah dipahami, ini nih penjelasan pembicara seminarnya waktu itu. Beliau menjelaskan perbedaan kedua istilah ini dengan menganalogikan buat donat kentang. hhe...keliatan ga nyambung. tapi cara ini lebih mudah dipahami. Pembuatan donat dengan menggunakan principal base, pembuat donat hanya diberi tahu bahwa untuk membuat donat kentang, dibutuhkan bahan-bahan seperti terigu, kentang, ragi, telur, dan gula. Untuk takarannya, pembuat donat akan menakarnya sesuai seleranya. cara menggoreng pun juga sesuai  selera, boleh sangat garing atau sedikit basah. Namun, dengan rule base, pembuat donat diberi tahu takaran masing-masing bahan untuk membuat donat kentang tersebut, berikut detail proses pembuatan donat tersebut. Dengan kata lain, mulai dari bahan hingga proses pembuatannya sudah ditentukan. Begitu pula dalam akuntansi. dengan rule base, akuntan akan menjalankan keputusan sesuai dengan aturan, sedangkan dengan principal base, akuntan akan diberi kewenangan untuk memnetukan suatu proses akuntansi. disinilah letak profesional judgement dibutuhkan.

Kesimpulannya, pemberlakukan standar IFRS ini menuntut adanya kredibiltas dari para akuntan. Cara belajar dan pembelajaran yang salah akan berpengaruh pada kualitas akuntan yang dihasilkan. sudah saatnya merubah paradigma belajar. Kalo dulu belajar cuma buat ujian aja, ujung-ujungnya hanya akan belajar secara teknisnya saja. Dan itu tidak akan menghasilkan akuntan, tetapi hanya akan menghasilkan juru catat. Berbeda jika sejak belajar, kita belajar prinsip secara menyeleuruh sehingga kita akan memahami nyawa dari akuntansi itu sendiri...hadeuh,,teoritis amat y...kata-kata ini seharusnya ditujukan terutama untukku. hhe...Menyadari kok, kelemahan utamaku kalo belajar adalah belajar teknisnya aja, dan sulit untuk mengembangkan ilmu. Yah, mungkin hal ini juga dipengaruhi cara pembelajaran di kuliah dulu kali ya..Belajar untuk mengejar nilai..hhe..

Dan sekarang berhubung udah tau ada yang salah..Berarti yang salah itu harus dibenerin ya..Sedang berniat, dan karena mumpung belum kuliah ini, buat belajar lagi akuntansi dengan benar. Semoga saja besok-besok bisa posting seputar akuntansi lagi dengan bahasan yang lebih bermutu (menulis itu kan salah satu cara belajar ya..^^)..semangattt!!














5 komentar:

  1. dari dulu sampe sekarang tetep gak mudeng
    Yang penting Balance!!! :D

    BalasHapus
  2. jiaah,,arief....haha...
    mari belajar..biar mudeng..:p
    (lagi so' idealis ni..mumpung semangat..)

    BalasHapus
  3. ea tp q cka lo akuntansi

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. wah, bapak suka akuntansi, tapi jadi master di bidang pertanian..wew..^^b

    BalasHapus

tinggalkan jejakmu disini ^^