Rabu, 22 September 2010

Kontemplasi

"Nak aku akan mengajarkanmu beberapa patah kata, 'Jagalah Allah, maka Dia akan senantiasa menjagamu. Bila engkau meminta sesuatu mintalah kepada Allah, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah apabila semua umat bersatu padu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis Allah bagimu, dan jika semua umat manusia bersatu padu untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidajk dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang ditulis Allah bagimu. Pena telah diangkat dan catatan-catatan telah mengering." (HR. Tirmidzi)
Baru saja membaca hadits tersebut dari sebuah buku yang baru aku baca. Ada perasaan aneh ketika selesai membaca hadits tersebut. Subhanallah..seperti tersadarkan atas sesuatu. Belakangan ini memang sedang banyak meratap dan cemas. Kenapa Allah memberiku ini, bukan yang itu..Mengapa aku  seperti ini, bukan seperti itu. Mulai membandingkan kondisi diri sendiri dengan kondisi orang lain. Kemudian cemas sendiri ketika memikirkan, "klo kondisinya begini, besok bakal seperti apa y..," atau berangan terlalu jauh dan akhirnya merasa cemas ketika mungkin menyadari hal itu tidak tercapai.. yah, dan banyak lagi mengapa-mengapa dan bagaimana yang terlonta. Ujung-ujungnya jadi tidak bersyukur (astaghfirulaah al'adzim..)..

Pena telah diangkat dan catatan telah mengering..sudah seharusnya tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Bahkan sejak aku dalam rahim ibuku, ketentuan itu sudah tercatat. kapan lahirku,ajalku, rizkiku, dan jodohku..Semua sudah tercatat dalam Lauh Mahfudz secara detail. Skenarionya sudah ada, tinggal tokoh inilah yang akan memerankan cerita. Tiap manusia akan menjadi pemeran utama dalam skenario kehidupannya masing-masing..

Kadang dalam renungku, aku masih menyelipkan prasangka baik, bahwa apapun jalan cerita hidupku, itulah skenario yang terbaik untukku. Bukankah Allah akan sesuai dengan prasangka hambaNya. Yah, walau kadang ketika futur datang, masih saja protes terhadap jalan cerita yang menurut logika manusiaku itu sangat tidak mengenakkan. Namun, kadang juga bertanya-tanya setelah ini jalan cerita hidupku seperti apa ya.. Skenario apa yang sebenernya telah dipersiapkan untukku..Dengan itu aku menanti hikmah dan ibrah apa yang akan aku dapat dari jalan ceritaku. (bisa dibilang ini seperti nonton sinetron, kelanjutan kisahnya kaya apa y..hehe..)

Anyway, aku tidak akan (lebih tepatnya belajar untuk tidak lagi) memusingkan apa-apa yang akan terjadi nanti. Tugasku sekarang adalah berikhtiar. Apapun endingnya, itu adalah hasil terbaik. Dan ketika logika manusiaku berkata bahwa hasil itu mengecewakan, itu berarti kesabaranku dalam berikhtiar masih perlu dipertanyakan.


At last..hidup itu tak lain adalah sebuah perjalanan. dan perjalanan itu akan berarti pembelajaran. Walaupun akhir hidup kita pun sudah tertulis, tapi kita tak tahu dalam perjalanan itu kita akan menemui apa saja. kita juga tidak tahu skenario lengkap jalan hidup kita. Itulah kenapa kita harus selalu berikhtiar yang terbaik.



Ya Rabb..jadikan aku manusia yang selalu bersyukur atas nikmatMu...
masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang beriman..
Dan jangan jadikan aku termasuk orang-orang yang lalai terhadapMu..
Yaa. muqollibal qulub wal abshari tsabit qolbi 'ala dinika..







Jumat, 17 September 2010

..Live happily ever after...


" Akhirnya pangeran dan puteri menikah. Dan mereka pun hidup bahagia selama-lamanya. Live happily ever after.."

Masih ingat kan, dongeng-dongeng yang pernah kita baca atau dengar jaman-jaman kecil. Hampir di setiap dongeng, apalagi kalo dongengnya tentang pangeran dan putri, endingnya selalu nikah dan hidup bahagia selama-lamanya. Dan biasanay ni, cerita sebelum pertemuan pangeran dan putri itu ada cerita dramatis dulu, contohnya aja sang putri tadinya adalah seorang anak yang disia-sia ibu dan saudara tirinya dan dijadikan pembantu di runmahnya sendiri. Kemudian sang pangeran datang, menikahi gadis itu..then..live happily ever after..

Mungkin secara tidak disadari, sedari kecil kita dicekoki dongeng-dongeng semacam itu. Dongeng-dongeng khayalan yang sebenarnya membodohi dan membohongi anak-anak kecil. Setelah membaca dongeng itu, mindset yang terbentuk adalah hidup itu akan selalu berakhir dengan keindahan dan kebahagiaan. Apalagi setelah menikah dengan orang yang kita cintai. Dengan kata lain, menikah adalah akhir dari penderitaan dan merupakan awal dari kebahagiaan (baca: kebahagiaan yang kekal).

Padahal dalam konsep agama. kebahagiaan yang kekal adalah kebahagiaan di akhirat nanti. Kehidupan di dunia adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan yang kekal di akhirat tersebut. Konsep ini yang justru kadang terlupa ditanamkan dalam mindset anak-anak. Akibatnya, banyak anak yang ketika mulai menginjak remaja dan dewasa tidak dapat membedakan fakta dan realitas.  Dalam masa remaja, sangat berantusias mencari seseorang yang dicintai untuk dapat hidup bahagia selama-lamanya bersama dirinya. mungkin saat ini ga jarang, denger pacaran ala ABG yang dihiasi  rayuan gombal, menjanjikan akan setia mendampingi selamanya, mencintai selamanya, dll..haduh, sebenernya sering geli denger janji-janji semacam itu. janji yang seharusnya belum boleh diucapkan. Jelas karena janjinya ke pacar dan yang buat janji adalah seorang ABG yang belum siap nikah. hmm...tapi lebih geli juga sih kalo ada orang dewasa yang masih obral janji dan rayu gt..:D
(loh,critanya jadi melenceng).

Intinya c cuma mau bilang dongeng2 kaya gitu cuma makin membuat anak-anak merasa dirinya sengsara. karena ketika ga bisa dapet seperti apa yang ada dalam dongeng itu, anak akan merasa hidupnya ga bahagia. Dan bisa jadi dia akan hidup dalam angan-angan. Yah,berangan tentang hidup bahagia seperti yang ada di dongeng gitu..iy ga sih..?? itu sih menurut pendapatku..hehe..

 *ni tulisan sbnrnya rada ngaco..habisnya ditulis dengan suasan ahati yg sedang kacau juga..:D







Rabu, 01 September 2010

Untukmu...

Azka....
sesuatu yang suci..
dan karena engkau hadir dalam fitrahmu yang suci..
aku lah yang akan memberimu warna..
dan akan menuntun jalanmu..
memberimu pengajaran..
baik buruk..dan hitam putih dunia ini..


Azka..
kelak kau harus mengingat janjiku saat ini..
ketika nanti kita dipertemukan..
aku akan memberi apa yang menjadi hak mu..
memberimu dari segala yang baik..
mungkin tidak hanya yang baik, tetapi yang terbaik untukmu..
karena tidak akan ada sesuatu yang haram masuk ke dalam jiwamu..

Azka..
sesuatu yang suci..yang lahir dari cinta..
aku pun akan mengajarkanmu tentang cinta..
cinta pada Rabb mu, cinta pada Rasul mu..
hanya itu yang akan memberi cahaya pada hidupmu
dan jadikan Al Quran sebagai pedoman hidupmu..
supaya kelak kau tak salah melangkah..
biarkan aku mengajarimu..
hingga kau dapat mengucap alif pertamamu..

Azka..
sesuatu yang suci..
jadilah cahaya yang akan menyelamatkanku..
karena kelak doamu yang akan menjadi penolongku..


Azka..
masih banyak yang ingin aku ucap..
tapi hanya ini yang bisa terucap..
sejak sebelum hadirmu..
aku sudah mencintaimu..