Jumat, 17 September 2010

..Live happily ever after...


" Akhirnya pangeran dan puteri menikah. Dan mereka pun hidup bahagia selama-lamanya. Live happily ever after.."

Masih ingat kan, dongeng-dongeng yang pernah kita baca atau dengar jaman-jaman kecil. Hampir di setiap dongeng, apalagi kalo dongengnya tentang pangeran dan putri, endingnya selalu nikah dan hidup bahagia selama-lamanya. Dan biasanay ni, cerita sebelum pertemuan pangeran dan putri itu ada cerita dramatis dulu, contohnya aja sang putri tadinya adalah seorang anak yang disia-sia ibu dan saudara tirinya dan dijadikan pembantu di runmahnya sendiri. Kemudian sang pangeran datang, menikahi gadis itu..then..live happily ever after..

Mungkin secara tidak disadari, sedari kecil kita dicekoki dongeng-dongeng semacam itu. Dongeng-dongeng khayalan yang sebenarnya membodohi dan membohongi anak-anak kecil. Setelah membaca dongeng itu, mindset yang terbentuk adalah hidup itu akan selalu berakhir dengan keindahan dan kebahagiaan. Apalagi setelah menikah dengan orang yang kita cintai. Dengan kata lain, menikah adalah akhir dari penderitaan dan merupakan awal dari kebahagiaan (baca: kebahagiaan yang kekal).

Padahal dalam konsep agama. kebahagiaan yang kekal adalah kebahagiaan di akhirat nanti. Kehidupan di dunia adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan yang kekal di akhirat tersebut. Konsep ini yang justru kadang terlupa ditanamkan dalam mindset anak-anak. Akibatnya, banyak anak yang ketika mulai menginjak remaja dan dewasa tidak dapat membedakan fakta dan realitas.  Dalam masa remaja, sangat berantusias mencari seseorang yang dicintai untuk dapat hidup bahagia selama-lamanya bersama dirinya. mungkin saat ini ga jarang, denger pacaran ala ABG yang dihiasi  rayuan gombal, menjanjikan akan setia mendampingi selamanya, mencintai selamanya, dll..haduh, sebenernya sering geli denger janji-janji semacam itu. janji yang seharusnya belum boleh diucapkan. Jelas karena janjinya ke pacar dan yang buat janji adalah seorang ABG yang belum siap nikah. hmm...tapi lebih geli juga sih kalo ada orang dewasa yang masih obral janji dan rayu gt..:D
(loh,critanya jadi melenceng).

Intinya c cuma mau bilang dongeng2 kaya gitu cuma makin membuat anak-anak merasa dirinya sengsara. karena ketika ga bisa dapet seperti apa yang ada dalam dongeng itu, anak akan merasa hidupnya ga bahagia. Dan bisa jadi dia akan hidup dalam angan-angan. Yah,berangan tentang hidup bahagia seperti yang ada di dongeng gitu..iy ga sih..?? itu sih menurut pendapatku..hehe..

 *ni tulisan sbnrnya rada ngaco..habisnya ditulis dengan suasan ahati yg sedang kacau juga..:D







4 komentar:

  1. ahh, saya masih sering melakukan hal2 kaya gitu *malu, lari ke belakang lemari ngumpet*
    haha

    BalasHapus
  2. haha maklum, saya manusia melankolis yang masih labil dan ga tau apa2 :p

    BalasHapus
  3. hmm..klo masih labilnya mkn bisa lah..tp klo ga tau apa2 nya..perlu dipertanyakan..:D

    BalasHapus

tinggalkan jejakmu disini ^^