Senin, 09 November 2020

Berkebun

Saat pandemi ini, ketika orang-orang mendadak gemar berkebun, barangakali saya adalah salah satu dianatar orang banyak tersebut. Bukan tanpa sebab, sepanjang hari di rumah menyebabkan saya butuh pengalihan perhatian dari rutinitas bekerja. Awalnya mulai ber bakingan, tapi karena baking mmebutuhkan waktu lama, yang kayaknya ga cukup kalau dismepatin di sela waktu kerja, akhirnya berkebun menjadi pilihan. Setidaknya untuk perawatan harian tidak butuh waktu lama, cukup disiram saja. Plusnya kalau mata sudah lelah di depan laptop, tinggal keluar liat yang ijo-ijo 😁

Tentang berkebun ini, koleksi tanaman kami belum cukup banyak. Sebelumnya isinya tanaman pohon, yang sebagian besar tanaman yang bisa dimanfaatkan seperti pohon tin- diambil buahnya, pohon jeruk purut- diambil daunnya, pohon mangga-diambil buahnya, dan beberapa tanaman seperti tanaman daun salam dan pandan. Kali ini, kami (saya sih sebenernya), pengen seidkit mempercantik taman dengan menambah perbendaharana tanaman hias. Ga langsung borong banyak sih, tapi sedikit-sedikit saja soalnya kami memang belum mahir menanan tanaman hias. Setelah beberapa saat, saya merasa ada beberapa tanaman yang mulai tumbuh besar dan perlu berganti pot. Kali ini kami berencana untuk re-potting beberapa tanaman. Rencananya adalah membagi tanman adam hawa ke pot-pot lain karena pot lama sudah sesak, kemudian memindahkan bibit akasia ke pot besar, memotong daun-daun kering, selanjutnya menata kembali pot-pot di taman.

Realisasinya, karena saya masih newbie di dunia berkebun, ternyata memindahkan tanaman ke pot-pot kecil membuthkan proses yang lumayan sulit. Iya, karena saya harus ekstra hati-hati memindahkannya agar akar tanaman tidak rusak. Pemindahan bibit akasia ke pot pun perlu kehati-hatian karena bibit akasia masih cukup lemah. Tugas suami adalah menyediakan media tanam berupa sekam. Nadya bertugas menyiram tanamn,kalau Umar main sebar-sebar pupuk NPK dan semprot pupuk cair. 

Activity outdoor seperti ini merupakan salah satu kegiatan favorit keluarga kami. Tidak selalu berkebun, tapi kadang hanya bermain bersama di luar saja. Anak-anak main sepeda, kami cukup mengobrol di teras rumah. Menurut saya, aktivitas outdoor seperti ini pelru sering dilakukan. Supaya tubuh dapat bergerak, badan sehat, tidak melulu di dalam rumah. tentunya di amsa pandemi ini, aktivitas outdoor harus dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan.


***
Nilai 95%



0 komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejakmu disini ^^