Kegiatan sehari-hari kami sejak pandemi otomatis menjadi berubah. Saya dan suami setiap hari berangkat ke kantor, Nadya sekolah full day, dan Umar setiap hari di daycare menjadi full di rumah. suami saja yang sebulan 2 - 3 kali harus ke akntor, smeentara saya full wfh. Sekolah anak-anak ditutup. nadya masih ada pembelajaran online, sementara Umar full di rumah.
Sejak full di rumah ini, di satu sisi saya merasa Umar kurang stimulus. Walaupun posisi di rumah, saya sepanjang hari masih harus mengerjakan pekerjaan kantor. Tentunya setelah melakukan pekerjaan rumah seperti memasak dan menemani Nadya belajar online. Otomatis waktu untuk mengajari Umar jadi sangat terbatas, pun karena saya minim ide mebgajari Umar, rasanya Umar jadi terabaikan. Berangkat dari hal tersebut plus kebetulan saya menemukan situs homeschooling, saya dan suami berencana untuk mencoba menerapkan kurikulum homeschooling. Sebenernya sederhana saja, kami cukup membayar sejumlah uang untuk membeli 1 paket materi homeschooling.Dengan menggunakan working paper tersebut, Umar bsia belajar sesuai materi yang dikirimkan. Pembelajarannya seputar membuat prakarya, pelajar tematik, mengenal angka dan huruf. Plus dalam paket yang kami beli, kami akan mendapat dua kali sesi virtual zoom.
Rencananya pembelajaran Umar akan disambi selama Nadya sekolah dan saya bekerja. Saya bertindak sebagai kepala sekolah plus guru yang menetapkan pembelajaran apa saja yang akan diberikan. Berhubung saya sambi bekerja, jadi saya butuh teteh untuk menjadi asisten guru. Jadi saya yang ajar Umar, tetapi teteh yang mendampingi Umar. Tugas saya cuma mantau saja. Sementara suami bertugas sebagai seksi akomodasi yang memiliki tugas menyiapkan bahan seperti print bahan ajar, menyiapkan alat dan bahan ajar.
Realitinya, pembelejaran homeschooling belum dapat dilaksanakan karena suami belum sempat print bahan ajar. maklum ya, kami belum punya printer. Namun, Umar smepat mengikuti satu sesi virtual meeting dengan tema mobil pemadan kebakaran. dalam sesi tersebut, Umar dan teman-teman bersama-sama membuat mobil pemadam kebakaran dari karton bekas susu. Semua peralatan sudah disiapkan suami. Saya bertugas mendampingi Umar selama virtual meeting. Meeting dilaksanakan selama sekitar 90 menit. empat puluh menit pertama, Umar masih antusias mengikuti pembelajaran, menit selanjutnya sudah mulai bosan. Tapi pada dasarnya Umar cukup hepi karena mendapat kesempatan untuk memegang gunting dan memotong kertas. Baginya ini tentu hal yang menyenangkan. ditambah mobil pemadam kebakarannya akhirnya jadi juga.
Bagi anak seusia Umar, memang belum bisa fokus terlalu lama terhadap suatu hal. Jadi virtual meeting 90 menit sepertinya cukup lama. Tapi saya cukup appreciate mengingat ini adalah virtual meeting pertama Umar dan dia cukup dapat mengikuti dengan baik.dan mneurut saya, poin pebelajarannya yaitu pengenalan mobil pemadam kendaraaan sudah dapat diterima Umar dengan baik. Terbukti bahwa dia paham fungsi mobil pemadam kebakaran dan dapat menunjukkan dengan benar gambar mobil pemadam kebakaran.
******
nilai : 95%
0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejakmu disini ^^