Rabu, 09 September 2020

ART Juga Manusia - Komunikasi Produktif

Dari sejak punya anak, ART menjadi bagian dari supporting system di keluarga kami.  Drama ART? Tentu  saja ada, tapi Ahamdulillah tidak seheboh yang lain. Selama sekitar 6 tahun ini, kami sudah beberapa kali berganti ART, tentunya dengan berbagai macam sifat dan karakternya. Dari sini kami belajar untuk memahami karakter masing-masing. Perbedaan usia, pendidikan, asal daerah bisa membuat cara kami berkomunikasi berbeda. 
Satu bulan lalu, kami mendapat ART baru. ART lama kami resign setelah 2 tahun bekerja dengan kami. ART baru ini, bisa dibilang masih anak-anak. Usia baru 15 tahun, baru saja lulus SMP, dan ini untuk pertama kalinya dia bekerja. Sengaja memang kami cari yang masih muda, harapannya agar dapat diajari dan dibentuk. Poin positifnya memang ART kami ini gampang diarahkan, tapi kembali pada latar belakang usia yang masih muda, pendidikan SMP, tanpa pengalaman kerja, tentunya dibutuhkan komunikasi yang bagus agar pesan dan keinginan kita dapat tersampaikan dengan baik. Awal sekali ART kami bekerja, kadang ada beberapa miss komunikasi. Mungkin karena instruksi saya terlalu cepat sehingga dia tidak paham. Alhasil pekerjaan jadi ga beres. Berawal dari situ, saya belajar bahwa instruksi yang cepat, tidak akan mudah dia pahami. Akhirnya ketika memberikan instruksi, saya mengupayakan untuk pelan-pelan, intonasi yang bagus, diksi yang sederhana, bahkan kalu perlu saya harus mencontohkan. Ini pun, setiap satu instruksi,s aya upayakan agar dia mengerjakan dulu dengan baik, baru saya menambahkan instruksi yang lain. Misalnya hari ini saya menginstruksikan agar lantai atas tiap Sabtu dibersihkan. Selama 2 minggu, dia sudah mengerjakan dengan baik. Saya tambahkan lagi instruksinya, setiap seminggu sekali sprei di tiap kamar dicuci. Untuk instruksi ini, dia belum mengerjakan dengan baik, terkdang masih kelewatan, kalau belum disuruh belum dicuci. JAdinya saya berhenti dulu di instruksi sebelum memberi instruksi lainnya. Selama satu bulan ini, ART kami bekerja, alhasil masih sebagain pekerjaan yang saya pegang. Dan ini tentunya sangat jauh berbeda dengan apa yang dikerjakan ART kami sebelumnya. Yaa ini konsekuensi ketika mempekerjakan ART yang masih muda. 

Masalah komunikasi dengan ART ini sebenernya bukan hanya dialami ketika bertemu dengan ART yang masih muda, tapi mungkin dengan semua ART.  Bagaimanapun juga ART adalah orang luar yang bekerja di rumah kita, tentunya standar ART tersebut sering berbeda dengan standar yang kita inginkan. Yang sering terjadi adalah kita ngedumel akalau ART tidak melakukan hal-hal seperti yang standar kita, tapi kesalahannya adalah kita tidak mengomunikasikan standar kita kepada ART tersebut dengan baik.  Kadang juga sudah dikomunikasikan, tetapi barangkali ART tidak paham. Bagaimanapun juga, ART juga manusia, bukan robot yang bisa disetting. Komunikasi dengan baik tentunya akan sama-sama mempermudah urusan masing-masing. Sebagai pemeberi kerja, kita akan puas dengan pekerjaan ART. Sebagai ART, dia juga paham apa dan bagaimana yang seharusnya dia kerjakan. Tentunya dengan komunikasi yang baik, ART akan merasa dimanusiakan, karena ART adalah juga manusia. 

Bintang : ****

#harike-7
#tantangan15hari 
 #zona1komprod 
#pantaibentangpetualang 
#institutibuprofesional 
 #petualangbahagia

0 komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejakmu disini ^^