Minggu, 23 Agustus 2020

Making a Plan : Intirinary

 Wahana ketiga dalam pra Bunda Sayang adalah wahana wake boarding. Di wahana ini kami diminta menuliskan rute perjalanan tentang ilmu yang dipelajari, ditingkatkan, serta ilmu yang dapat dibagikan. Jika pada matrikulasi lalu, saya menuliskan mendalami ilmu memasak, rasanya setelah 2 tahun berlalu, ga sepenuhnya berubah arah, saya masih ingin mendalami ilmu tersebut. Tapi kali ini saya lebih realistis. pekerjaan saya di ranah publik senampakanya semakin tidak bisa dikesampingkan. Saat matrikulasi lalu, masih ada terpikir untuk resign. Dalam perjalanan waktunya, keputusan resign paling tidak sampai saat ini menjadi tidak realisitis. Jika dulu saya berpikiran, bekerja di dua ranah, pada akhirnya tidak all out di dua ranah tersbeut, kali ini saya merubah pemikiran saya untuk tetap bekerja profesional, all out, baik di ranah domestik dan ranah publik.

Jadi ilmu apa yang ingin saya pelajari? hmm.. barangkali saat ini yang pertama harus saya kuasai adalah ilmu manajemen diri. Saya harus memanage diri, menjadikan diri saya fokus dan profesional baik ketika di ranah domestik maupun publik. di ranah publik, Dengan fokus, di masing-masing ranah saya akan meningkatkan kapasitas diri saya sesuai dengan perannya. Di ranah publik, bidang pekerjaan saya berhubungan dengan finance, khususnya Islamic finance. Karenanya saya akan mendalami ilmu terkait finance sebagai bagian bagian dari peningkatan kapasitas diri saya sebagai pegawai. 

Di ranah domestik, saya masih akan tetap mendalami ilmu masak, khususnya baking. Saya pilih baking karena senampaknya kegiatan baking ini merupakan kegiatan yang membuat saya berbinar-binar :D. 

Hati yang bahagia adalah pondasi menjalani peran yang lain, setelah selesai berbahagia dengan diri saya, tak lupa sya menjalani peran saya yang lain, yaitu sebagai istri dan sebagai ibu. Sebagai istri, saya mulai lakukan di matrikulasi lalu. salah satunya dalah tidak berkeluh kesah urusan kantor. Sebelumnya cukup sukses, sampai wfh dimulai. Sejatinya wanita perlu mengelurkan 20 rb kata per hari, ya karena di rumah akhirnya suami yang kena sasaran berkeluh kesah tentang urusan kantor ini. Insya Alloh, suami sudah mengingatkan lagi untuk menahan diri dari berkeluh kesah tentang kantor.

selanjutnya untuk peran sebagai ibu, Alhamdulillah selama wfh ini menajdi salah satu keberkahan sendiri. Dari biasanya ketemu anak-anak hanya pagi dan malam, kali ini bisa sepanjang hari membersamai. Satu hal yang harus saya kerjakan, mebersamai mereka tak cukup hanya fisik, tapi juga hati. Bagian sulit dari wfh ini adalah tetap all out dengan anak-anak, tetapi all out juga dengan pekerjaan. Seringkali jadi abai ke anak. dengan manajemen yang baik, semoga semuanya bisa dikerjakan dengan all out. Bismillah..


0 komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejakmu disini ^^