Hidup kan memang selalu penuh dengan kejutan. Karena pada hakikatnya manusia selalu bergerak..Melompat dari satu masa ke masa lain..Dari satu tempat ke tempat lain..Terus demikian, tanpa pernah tahu seperti apa pijakan selanjutnya..
Seperti pekan kemarin..Tepat di hari Kamis juga..Siapa sangka ketika akhirnya saya jadi juga pulang ke Magelang..Setelah melewati edisi galau itu ditambah 'hujan' di sore harinya. Gimana enggak, setelah malam sebelumnya seorang calo itu menjanjikan akan jual tiket ke saya dan tiba-tiba sore di hari keberangkatan bilang kalo tiketnya ga dapat. Aiih.kesel kan. Ditambah pula sore itu mendadak diberi kerjaan, tepat pukul 17.00. Haish,,,mana bisa ngabur cari tiket lain..Tanya tiket pesawat ternyata harganya mencekik leher..Rasa-rasanya sore itu sudah mentok, sudah ga bisa ngapa-ngapain. Sudah hampir 'ikhlas' untuk ga jadi pulang. Akhirnya lembur juga sampai pukul 19.00. Dan ketika 'hujan' tidak kunjung berhenti, suara lembut di ujung telepon sana menyuruh pergi ke stasiun dulu sebelum pulang ke kos. Jika bukan Allah yang menggerakkan hati dan langkah untuk mampir dulu ke stasiun..Jika bukan Allah yang mengaturnya rizqi dengan sedemikian cermat..Tentu malam itu saya tidak jadi pulang. Sungguh pada ujungnya, jika Allah sudah memberi ketetapanNya, segalanya terasa mudah walau kepulangan itu tanpa persiapan sama sekali. Pulang bawa diri, masih berkostum kerja, bawa tas kerja. Bahkan jaket pun tak terbawa..Dan sekali lagi dimudahkan, ac di dalam kereta tidak terlalu dingin, pun dapat selimut yang Alhamdulillah mencukupi. Alhamdulillah..
Perputaran roda selanjutnya, Jumat pagi itu sudah menikmati udara Magelang.Libur yang direncanakan empat hari, full berada di rumah. Dan rasanya terlalu kurang memang berkumpul bersama orang-orang tercinta. empat hari, libur yang cukup panjang berlalu dengan sangat cepat, tapi cukup meninggalkan kesan.
Senin sore itu ketika harus meninggalkan kota nyaman Magelang. Tentu rasa sedih mendalam. Tapi roda tetap harus berputar. Sekalipun ingin berhenti pada satu masa, dan satu tempat, dunia tetap akan berputar. dan sejatinya manusia harus terus bergerak. Biar dengan berat, kembali juga ke Jakarta. 14 Jam perjalanan menunju kota cantik. Sedikit siang memang, sampai Jakarta. Kembali kepada rutinitas pekerjaan. Dan tuntutan pekerjaan pula membuat saya berpindah lagi ke tempat lain.
Siang itu, fix ditugaskan menuju Bogor. Dan dua hari selanjutnya tinggal di Bogor.Kadang sering berpikir dalam kurun waktu 48 jam, seorang bisa berada di berbagai tempat. Ah begitu cepat. Itu artinya kita memang dituntut untuk bergerak cepat. Tak ada kata berhenti sekalipun untuk lelah. Karena lelah ada agar kita tahu seberapa cepat kita bergerak.dan agar kita mensyukurinya.
Kamis pagi ini kembali ke Jakarta. Dan malam ini sampai di kos lagi. Patut disyukuri ketika har ini kuliah libur, pulang dalam keadaan langit terang (meski sore tadi gerimis), masih bisa bersantai di kamar, masih bisa menulis dnegan Ayesha. Ah, nikmatMu manalagikah yang kami dustakan. Dan memang sepekan ini jadi berlalu begitu cepat.
Bukan cepatnya yang menjadi fokus, tetapi apa hasil dari perputaran yang cepat itu. Dan jika saya sendiri mengevaluasi, sungguh masih harus banyak-banyak memanajamen diri sendiri. Terkadang karena cepatnya perputaran itu, kita sering larut dan ikut dalam perputarannya. Padahal seharusnya tangan ini yang menguasai perputarannya. Tentu pada hal yang memang bisa diikhtiarkan saja, bukan pada hal-hal di luar kekuasaan manusia sendiri. Sepelenya saja, jika saya mampu memanajemen diri saya dengan baik, dalam perputaran yang cepat itu, saya tidak lantas meninggalkan kamar dalam kondisi berantakan. Sungguh, biar saya senang bisa pulang cepat, tetapi kesal juga masuk kamar dan tsaya meninggalkannya dalam keadaan cukup berantakan. Dari dulu, sudah ter mind set dalam diri saya, biasakan untuk meninggalkan kamar dalam keadaan bersih. Nyatanya kemarin saya gagal mengatasi perputaran yang cepat itu. Ah sudah, jadikan yang lalu itu pembelajaran, tak perlu disesali. Toh kamar yang berantakan sekarang sudah lebih mending kok (baca: tetep masih butuh bersih-bersih tahap dua).
malam ini akan memeluk mereka ^^ |
Dan setelah malam ini masih ada di kos, bersama Ayesha, saya tak tahu ke dimensi seperti apa lagi saya akan berpijak. Entah tempat seperti lagi, entah waktu yang bagaimana lagi. Setidaknya saat ini, cukuplah bagi saya mensyukuri apa yang saya miliki hari ini, saat ini. Perputaran itu memang perlu dipersiapkan, tapi tak perlu dikhawatirkan. Dimanapun berpijak, masa bagaimana dilewati itu adalah bagian dari rizqi yang telah Allah tetapkan. Dan jika ternyata esok rizqi saya sudah habis, itu artinya saya masih harus tetap bergerak menuju fase hidup selanjutnya. Ah, hidup..Tak lain hanya menyembah pada Allah..
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk menyembahKu.." (Q.S Adz Dzariyat 56)
Menikmati hidup..Menikmati perputarannya..Mensyukuri pergerakannya..Mempelajari apa yang lalu..Melakukan yang terbaik di masa sekarang..Dan tak perlu mengkhawatirkan masa datang..Apapun yang akan terjadi terjadilah..Karena tak ada satupun yang akan luput dari ketetapanNya..
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."
0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejakmu disini ^^