Hari pertama di tahun 2012..Bagi sebagian orang, tahu baru merupakan ajang untuk mengevaluasi diri setahun lalu dan membuat resoluasi setahun ke depan. Saya juga demikian kok..Tapi klo bagian evaluasinya banyak ga ga kesampaian sepertinya :'( Tapi setidaknya sudah ada niat kan ya..hihi.. ngeles.. Ga terlalu ambil pusing dan stuck dengan apa yang tidak tercapai..Kan sebaiknya fokus ke depan kan.. Fokus untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Bicara tentang ke depan, saya kali ini tidak akan menulis tentang diri saya. Saya ingin menulis tentang kota kelahiran saya, Magelang, yang mulai berhias. Magelang ini hanya sebuah kota kecil yang letaknya cukup strategis,diantara dua kota besar yaitu Jogja dan Semarang. Kesejukan Magelang disebabkan kota ini dikelilingi beberapa gunung, diantaranya gunung Merbabu, gunung Merapi,gunung Sumbing, gunung Telomoyo, dan gunung Menoreh. Selain itu di tengah kota terdapat sebuah bukit yang konon merupakan pakuning tanah jawa, yaitu bukit Tidar. Saya ingat sekali, dulu waktu masih SD, guru saya bercerita asal nama Magelang adalah berasal dari "pegele ilang". Orang-orang yang sedang bepergian jauh, merasakan letih dan penat selama perjalanan hilang begitu memasuki kota Magelang. Kemudian, ketika saya menulis tentang sejarah kota Magelang, saya menemukan beberapa versi cerita mengenai asal mula kota Magelang dan tak satupun diantaranya yang sesuai dengan cerita guru saya itu. Namun demikian, saya percaya saja dengan kata guru itu.. Sebab memang faktanay kesejukan kota Magelang menciptakan kenyamanan tersendiri bagi orang-orang yang datang ke kota tersebut.
Saya adalah salah seorang yang lahir,besar dan hidup di kota Magelang. Baru sejak menduduki bangku kuliah saya keluar dari Magelang. Lima tahun sudah saya merantau, dan rasa-rasanya setiap kembali ke Magelang, selalu ada yang berubah. Perubahan yang orang-orang bilang "inilah perkembangan jaman", "inilah modernisasi"..Bagi orang-orang yang dulu pernah singgah ke Magelang, kemudian setelah sekian lama baru kembali lagi ke Magelang, pasti akan terasa sekali perubahannya.Setidaknya saya mencatat hal-hal berikut ini sebagai perubahan di kota kecil Magelang selama lima tahun terakhir ini:
Saya adalah salah seorang yang lahir,besar dan hidup di kota Magelang. Baru sejak menduduki bangku kuliah saya keluar dari Magelang. Lima tahun sudah saya merantau, dan rasa-rasanya setiap kembali ke Magelang, selalu ada yang berubah. Perubahan yang orang-orang bilang "inilah perkembangan jaman", "inilah modernisasi"..Bagi orang-orang yang dulu pernah singgah ke Magelang, kemudian setelah sekian lama baru kembali lagi ke Magelang, pasti akan terasa sekali perubahannya.Setidaknya saya mencatat hal-hal berikut ini sebagai perubahan di kota kecil Magelang selama lima tahun terakhir ini:
1. Makin bermunculan minimarket
Ini sepertinya hampir terjadi di seluruh Jawa. Makin marak minimarket bemunculan, seperti *nd*maret dan "lf*maret. Hal ini terlihat di sepanjang jalan di kota Magelang. Jarak antara toko-toko itu pun tidak terlalu jauh.Saya pikir Magelang itu kota kecil, apa perlu minimarket sebanyak itu ya. Lagipula orang Magelang sendiri tidak terlalu konsumtif, jadi apa perlunya punya banyak toko seperti itu. Sapa yang mau beli coba. Ah tapi klo toko-toko itu masih ada dan bermunculan berarti kan masih selalu ada pendapatan dari toko-toko tersebut kan. Kalo udah ga ada pendapatan ya paling-paling toko itu bangkrut dan tutup. Baiklaah..Jika demikian terserah yang punya modal aja deh, mau buka toko sebanyak-banyaknya ya monggo. Namun, dalam hal ini seharusnya Pemkot juga turut ambil peran. Permasalahannya pasti sama seperti di kota-kota lain, bermunculannya minimarket seperti ini mematikan pasar tradisional. Konsumen akan lebih senang belanja di minimarket yang lebih bersih dan nyaman daripada belanja di pasar tradisional atau di warung. Implikasinya jelas, pendapatan para pedagang pasar tradisional itu menurun dan semakin termarjinalkan :'(
2. Terbakarnya pasar tradisional terbesar di kota Magelang
Di kota Magelang, ada sebuah pasar tradisonal terbesar di kota Magelang, namanya pasar Rejowinangun. Seingat saya pasar ini terbakar atau memang sengaja dibakar ya ketika saya berada di tingkat II perkuliahan atau sekitar tahun 2008. Saat itu setidaknya 2000 kios di pasar tersebut terbakar. Bukan rahasia lagi jika pembangunan sebuah pasar dimulai dari pembakaran terhadap pasar itu. Sebelumnya ada sebuah pasar tradisional juga yang terbakar, dan kemudian dibangun kembali menjadi pasar yang lebih modern. Namun, pasar Rejowinangun tidak seberuntung itu, hingga sekarang (berarti 3 tahun setelah kebakaran) belum ada tanda-tanda pembangunan kembali pasar fenomenal itu. Sejauh saya lihat, keadaan pasar tersebut masih rata dengan tanah, tak ada pembangunan sama sekali. Konon terganjal dalam proses pengadaannya, sehinga jadwal penbangunan pasar tersebut mundur lama dari yang dijadwalkan. Terus bagaimana nasib pedagang disana? ya jelas kasian..Sejak kebakaran itu, para pedangan dipecah ke beberapa tempat dan dibuatkan pasar sementara (sementara kok lama gini). Fyi, salah satu lokasi pasar sementara itu ada di jalan masuk ke perumahan saya.Bisa dibilang sejak kebakaran itu, rumah saya jadi ada di dalam pasar. Keberadaan pasar smeentara ini sebanrnya juga sangat tidak menguntungkan pedagang. Lokasinya tidak terlalu strategis, implikasinya jelas, orang-orang jadi males belanja disana.
Bagi saya, pasar ini tradisonal ini benar-benar menjadi bagian dari masa kecil saya. Letak pasar ini dekat dengan rumah. Jadi kalo belanja ya di pasar tersebut, dan sering banget ngikut ke pasar ini. Ga cuma sayur aja tapi hampir seluruh barang dijual di pasar ini, ada pakaian, barang pecah belah, jam tangan, segalanya ada disini deh.Hmm..membayangkan jika pasar baru sudah selesai dibangun, akan terlihat lebih cantik memang. Tapi belum tentu senyaman pasar yang lama.
3. Alun-alun kota Magelang berbenah
Akhir tahun 2011 ini, alun-alun kota Magelang baru saja mengalami renovasi (aih, pembangunan selalu di akhir tahun ya.. :D ). Sejauh pengamatan saya, alun-alun ini tidak banyak berubah. Atau ekspektasi saya terhadap renovasi ini terlalu tinggi ya, jadi hasil renovasi ini jadi tidak terlalu wah lagi. Yang paling mencolok adalah tulisan Magelang dengan blok besar di depan patung Diponegoro. Selain itu, sedikit renovasi di pinggiran pohon Beringin. Menara air minum tak ada perubahan (klo ini sepertinya udah masuk dalam cagar budaya yang tidak boleh direnovasi, jadi paling cuma di cat aja). Menurut saya hasil renovasinya sedikit kurang wah (ato sebenarnya belum selesai semua ya), soalnya saya berharap di pohon beringinnya itudiberi lampu, jadi lebih terang. Waktu saya main ke Alun-alun itu kan sudah malam, jadi terlihat gelap. Kalo bis alebih terang sepertinya akan lebih baik. Lagipula kalo gelap-gelapan begitu kan rawan ya, secara banyak remaja yang suka nongrong di alun-alun. Rasanya lebih aman kalo dibuat terang saja. :)
Patung Diponegoro di Alun-alun kota Magelang |
Menara air kota Magelang yang tidak berubah..eh, ada sapa itu ketangkap kamera :D |
Hasil renovasi di sekitar pohon beringin..masih gelap kan..dan ada cewek ilang ^^v |
Mengenai alun-alun ini, waktu kecil kalo sore-sore sering banget diajak main kesini. Seingat saya ada bagaian di alun-alun yang ada taman bermainnya. Namun, belakangan ini, saya sudah tidak melihatnya lagi. Entah mungkin sudah tidak dipelihara lagi. Kangen juga loh, main-main sore di alun-alun itu.
4. Pecinan mempercantik diri
Pecinan adalah komplek pertokoan di kota Magelang. Bisa dibilang Pecinan adalah pusat perdagangan di kota Magelang. Tepatnya terletak di jalan Pemuda, tak jauh dari alun-alun kota Magelang. Di sepanjang jalan tersebut, kanan kirinya dipenuhi pertokoan. Disebut pecinan karena mungkin banyak orang Cina yang punya toko di lokasi ini. Faktanya beberapa teman saya yang orang Cina memang tinggal dan punya toko di Pecinan itu. Pembangunan Pecinan di tahun 2011 telah merubah wajah Pecinan saat ini. Trotoar diperlebar hingga berbatasan langsung dengan jalan raya. Itu artinya sudah tidak ada lagi jalan khusus untuk becak. Iya, tidak ada jalan khusus untuk becak. Apa maksudnya ini? aih, apakah ini artinya becak perlahan sudah akan dihilangkan? Oke, seleksi alam mungkin akan menunjukan hal demikian..Orang lebih memilih naik kendaraan roda dua yang dinilai lebih efisien dibanding naik becak. Saya pun juga demikian.. Tapi kok ya sediih klo becak lama-lama hilang. Besok generasi anak-anak saya sudah ga tau becak itu apa. :'(
5. Bioskop yang Ditutup
Tepat di depan Alun-alun kota Magelang, diantara Gardena dept store dan Matahari dep store, berdiri dua buah bioskop yang saling bersebelahan, Magelang theatre dan Tidar theatre. Belum lama ini kedua bioskop tersebut ditutup, mungkin karena tidak banyak pengunjung. Secara film yang diputar di kedua bioskp tersebut tidak terlalu update. Lebih sering menayangkan film yang aneh-aneh gitu, Yah, pantaslah ditutup. JAdi sejak kedua bioskop itu ditutup, di Magelang sudah tidak ada lagi gedung bioskop. Mungkin aja sebentatr lagi bakal ada 21 di Mall baru Magelang (mungkin loh ).
Saya ga terlalu perhatian sih dengan penutupan kedua bioskop ini. Malah sebenarnya mendukung penutupannya, daripada nayangin film yang aneh-aneh gitu. Tapi saya juga punya kenangan sendiri terhadap bioskop ini. Saya pernah lah beberapa kali nonton di bioskp ini. YAng saya ingat sih saya nonton film Power Ranger. Seinget saya masih jaman SD kelas 1 atau 2 gitu. Antusias banget nonton film itu sampai-sampai dibela-belain jalan kaki dari rumah sampai gedung bioskop bersama para sepupu cuma untuk nonton itu. Jarak rumah dan bioskop sih lumayan juga untuk anak sekecil itu. Tapi sengng-seneng aja tuh. Terus, dulu waktu kecil juga, kadang-kadang diajak nonton film sama papa. Papa ini dari dulu emang doyan nonton film, tapi buakn film yang aneh-aneh gitu. Biasanya ajak kami nonton film action gitu, pernah juga nonton film koboi, tapi berhubung saya ga suka, biasanya ketiduran pas filmnya main. Jadi ya ceritanya cuma numpang tidur aja tuh :p
Jalan di Pecinan yang trotoarnya sudah diperlebar..ga ada lagi jalan becak..:'( |
Biar Pecinan berubah, tetapi martabak ini masih tetap ada.. :D |
salah satu dari sekian toko legendaris di Pecinan |
5. Bioskop yang Ditutup
Tepat di depan Alun-alun kota Magelang, diantara Gardena dept store dan Matahari dep store, berdiri dua buah bioskop yang saling bersebelahan, Magelang theatre dan Tidar theatre. Belum lama ini kedua bioskop tersebut ditutup, mungkin karena tidak banyak pengunjung. Secara film yang diputar di kedua bioskp tersebut tidak terlalu update. Lebih sering menayangkan film yang aneh-aneh gitu, Yah, pantaslah ditutup. JAdi sejak kedua bioskop itu ditutup, di Magelang sudah tidak ada lagi gedung bioskop. Mungkin aja sebentatr lagi bakal ada 21 di Mall baru Magelang (mungkin loh ).
Saya ga terlalu perhatian sih dengan penutupan kedua bioskop ini. Malah sebenarnya mendukung penutupannya, daripada nayangin film yang aneh-aneh gitu. Tapi saya juga punya kenangan sendiri terhadap bioskop ini. Saya pernah lah beberapa kali nonton di bioskp ini. YAng saya ingat sih saya nonton film Power Ranger. Seinget saya masih jaman SD kelas 1 atau 2 gitu. Antusias banget nonton film itu sampai-sampai dibela-belain jalan kaki dari rumah sampai gedung bioskop bersama para sepupu cuma untuk nonton itu. Jarak rumah dan bioskop sih lumayan juga untuk anak sekecil itu. Tapi sengng-seneng aja tuh. Terus, dulu waktu kecil juga, kadang-kadang diajak nonton film sama papa. Papa ini dari dulu emang doyan nonton film, tapi buakn film yang aneh-aneh gitu. Biasanya ajak kami nonton film action gitu, pernah juga nonton film koboi, tapi berhubung saya ga suka, biasanya ketiduran pas filmnya main. Jadi ya ceritanya cuma numpang tidur aja tuh :p
gambar dari sini |
6. Mall Pertama di Kota Magelang
Sekali lagi saya bilang, orang Magelang itu tidak konsumtif. Banyak sih orang-orang kaya di Magelang (terutama orang-orang Chinese), tapi justru karena kaya itu mereka cenderung untuk menghabiskan uangnya (baca; belanja) di luar Magelang, seperti di Jogja atau Semarang. Entah dengan pertimbangan apa, dibangunlah mall ini. Dan saya pun harus berpikir, sapa ya mau belanja disini. Ah ya, mungkin investor tersebut punya pertimbangan lain terhadap pembangunan mall ini. Mall pertama ini bernama Armada Town Square (Artos). Sebelumnya di Magelang hanya memiliki beberapa plaza, swalayan, dan departemen store kecil (apa sih beda swalayan, plaza, dept store..rasa-rasanya isinya sama :d), seperti Gardena, Matahari, Trio Plaza,dan Armada Swalayan.Kehadiran mall pertama di Magelang ini memang memberikan sesuatu yang baru bagi masyarakat kota Magelang. Euforia masyarakat terhadap mall ini masih cukup tinggi. Terlihat dari antusiasme pengunjung yang cukup tinggi ketika saya berkesempatan berkunjung kesana. Yah, mungkin juga karena sedang liburan jadi kondisi mall saat itu cukup ramai. Begitu memasuki mall, serasa ga di Magelang. Mall pada umumnya sama dengan mall-mall lain di kota besar, tetapi mungkin seidkit lebih kecil dan karena baru belum semua ruang terisi. Sayangnya hari itu hujan, saya jadi tidak bisa mengambil gambar Artos dari depan. Ini nih nemu foto dari sini.
Armada Town Square (Artos) |
Ada percakapan singkat dengan mama yang sedikit membuat mendung. Ketika kami kesana banyak terlihat banyak orang tua, ada yang digandeng anak cucunya, ada yang pakai tongkat, ada yang pakai kursi roda..Mungkin saat itu anak-anaknya sedang berkunjung ke rumah orang tuanya, terus mereka diajak ikut jalan-jalan. Waktu di tempat parkir memang banyak plat nomor luar kota.Dan mama berkata, "besok kayaknya mama juga akan gitu. Mungkin besok-besok ada yang lebih baru lagi daripada Artos, trus liburan anak-anak dan cucunya pulang, mama diajak jalan-jalan".. Aiih..gerimis deh..:'(
6. Ada taxi di Magelang!!
Kaget ketika mendapati ada taxi di Magelang. Ga kebayang aja Magelang yang kecil itu punya taxi. Jumlah taxi di Magelang memang belum terlalu banyak sih. Tempat mangkalnya masih di Artos saja. Dan taxi yang di Magelang itu menggunakan mobil Xenia dan Avanza. Muatnya jadi lebih banyak sih dibanding taxi-taxi di Jakarta ini. heheh..Yang buat saya heran adalah argonya. Magelang itu kan kecil banget ya, ga pake macet, kalo pake argo apa perusahaan taxi nya ga rugi ya. hmm...entah deh..belum meninjau lebih lanjut taxi ini..
Berbicara transportasi, jaman saya kecil, Magelang ini kota yang sepi. Menjelang maghrib sudah ga ada angkot yang lewat. Jadi klo udah gelap susah pergi-pergi tanpa kendaraan pribadi sudah.. Paling masih ada ya becak. Tapi seperti yang saya katakan di atas, becak sudah hampir tergusur. Terus dulu jaman saya kecil, masih banyak delman. Biasanya mangkal di dekat pasar Rejowinangun. Sekarang delmannya sudah ga ada. Tempat mangkalnya sudah "tergusur". Entah kalo di Kabupaten Magelangnya, semoga masih ada..
Setidaknya poin-poin tersebut yang menurut saya membuat perubahan besar untuk Magelang. Kadang saya masih menyayangkan perubahan tersebut. Katakan saya ini orang yang konservatif, tetapi sungguh ketika Magelang berubah ada sesuatu yang hilang. Sering terbesit dalam hati, "ah ini bukan Magelang yang dulu". Jika saya boleh memilih saya lebih suka Magelang yang dulu. Magelang yang sejuk, sepi, jga ada polusi. Sungguh kota yang nyaman dan tentram. Tidak heran sangat cocok jadi kotanya orang-orang pensiunan. Memang kota ini bergerak begitu lamban. YA, tidak salah juga ketika akhirnya belakangan ini Magelang mulai bergerak maju mengejar berbagai ketinggalannya. Mengejar apa yang disebut modernisasi itu. Ketika mdernisasi itu menuju ke arah yang lebih baik kenapa tidak, tetapi menurut saya tetap akan ada sisi negatif dari perubahan ini. Kehadiran mall tentu akan berperan besar dalam gaya hidup masyarakat Magelang, terutama anak-anak mudanya. Saya tidak bisa bilang mall adalah tempat negatif, tetapi melihat betapa mudahnay anak muda sekarang terpengaruh dengan budaya barat, mall hanay akan menjadi pintu masuk yang lebih besar bagi pengaruh itu. Pada akhirnya kembali kepada individu masing-masing untuk bisa memilah pengaruh baik dan buruknya.
Setidaknya poin-poin tersebut yang menurut saya membuat perubahan besar untuk Magelang. Kadang saya masih menyayangkan perubahan tersebut. Katakan saya ini orang yang konservatif, tetapi sungguh ketika Magelang berubah ada sesuatu yang hilang. Sering terbesit dalam hati, "ah ini bukan Magelang yang dulu". Jika saya boleh memilih saya lebih suka Magelang yang dulu. Magelang yang sejuk, sepi, jga ada polusi. Sungguh kota yang nyaman dan tentram. Tidak heran sangat cocok jadi kotanya orang-orang pensiunan. Memang kota ini bergerak begitu lamban. YA, tidak salah juga ketika akhirnya belakangan ini Magelang mulai bergerak maju mengejar berbagai ketinggalannya. Mengejar apa yang disebut modernisasi itu. Ketika mdernisasi itu menuju ke arah yang lebih baik kenapa tidak, tetapi menurut saya tetap akan ada sisi negatif dari perubahan ini. Kehadiran mall tentu akan berperan besar dalam gaya hidup masyarakat Magelang, terutama anak-anak mudanya. Saya tidak bisa bilang mall adalah tempat negatif, tetapi melihat betapa mudahnay anak muda sekarang terpengaruh dengan budaya barat, mall hanay akan menjadi pintu masuk yang lebih besar bagi pengaruh itu. Pada akhirnya kembali kepada individu masing-masing untuk bisa memilah pengaruh baik dan buruknya.
Banyak perkembangan ya..intinya si, yg kesannya tradisional dan minoritas makin tergusur. Setuju ma kamu nis, tata kota emang ngaruh sama generasi mudanya. Kalo dibanyakin mall, apalagi di kota kecil..anak2 sekolah malah jadi doyan nongkrong. (Dukung kebumen tanpa mall!! :))
BalasHapusho'oh..
BalasHapussedih sih tapi ya gimana lagi..
masa' kota kecil ga berkembang juga..
semoga biarpun berkembang magelang tetep sederhana dan bersahaja.. :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAda mall koq sdih, lucu km nis
BalasHapusTrus ad istilah dukung kbumen tnpa mall, kota skcil itu jg smpai kpn pun ga bkl ad mall kali ah... Ad2 sj
Ga tau kl 100 th yg akn dtg