Beberapa jam menjelang Ramadhan..!!
Jadi..apa yang sudah saya dan kita semua persiapkan menyambutnya..?? Sudahkah buat list belanja, list menu sahur dan buka, jadwal buka bersama..?? Loh loh..kok jadi begini ya..hihi.. Sudah beberapa saat menjelang Ramadhan, pastinya kita sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin untukmenyambutnya. Pastinya sudah mencari ilmu sebanyak-banyaknya tentang Ramadhan dan puasa, mungkin sudah membuat target amalan selama Ramadhan dan sebagainya..
Di posting ini, saya mau sharing sedikit. Eh, lebih tepatnya saya copas sih materi melingkar kemarin yang disampaikan oleh mb Ratu (dan materinya dikirimkan pula oleh beliau. Jadi mohon ijin ya mb untuk share). Ini tentang 8 jurus menjaga komitmen Ramadhan.
Ramadhan memang bulan yang ajaib. Di bulan ini, seakan-seakan kita dimudahkan untuk beribadah dan berbuat baik. Yang biasanya jarang-jarang solat dhuha, di bulan Ramadhan jadi rajin banget untuk solat Dhuha. atau yang di bulan biasa jarang rawatib, di bulan Ramadhan tiba-tiba saja dimudahkan untuk melakukan amalan tersebut. Iya memang janji pahala di bulan Ramadhan ini begitu menggiurkan. Ibadah wajib yang dilaksanakan di bulan Ramadhan akan diganjar 70x lebih banyak dibanding dikerjakan di bulan lain. Pun ibadah sunnah di bulan Ramadhan nilainya akan sama dengan amalan wajib. Wew, Masya Alloh sekali obral pahalanya. Jadi ga heran jika di bulan suci ini manusia berlomba-lomba untuk berfastabikhul khairat. Tapi..ada tapinya nih.. Namanya manusia, yang memang fitrahnya untuk bosen dan suka mengeluh. Semangat yang sering menggebu di awal Ramadhan seringnya tidak bisa terbawa hingga akhir Ramadhan. Kliatan kan kalo pas tarawih di masjid aja, semakin ke belakang semakin mengalami kemajuan. Kemajuan saf nya..Maksudnya jadi makin sedikit orang tarawih ke masjid. Padahal kalo di awal-awal Ramadhan, masjid tuh hampir ga muat untuk menampung jamaah. Iya, ini terlihat sekali bahwa komitmen di awal Ramadhan seringkali tidak bisa terjaga. Nah berikut ini, 8 jurus menjaga komitmen Ramadhan yang langsung saya copas.
Pertama, pastikan niat untuk menjadikan bulan
Ramadhan kali ini full ibadah, tidak di dalam hati saja. Sampaikan kepada
seseorang. Alangkah baiknya kita ikrarkan di depan guru ngaji kita, orang tua
kita, pasangan hidup kita, atau kepada orang yang kita anggap bisa memantau
kita. Hal seperti itu biasa dilakukan kalangan sufi. jika mau mengamalkan
ibadah tertentu, misalnya puasa Daud, seorang murid sufi membaiat gurunya.
Namanya baiat amal. Dengan begitu si murid punya komitmen lebih. Jika tidak
menjalankan baiatnya, yaitu puasa Daud, si murid bukan saja malu kepada Allah,
tapi juga. malu kepada gurunya. Kan ,
begitu biasanya, orang lebih malu kepada manusia ketimbang malu kepada Allah
swt.
Kedua, jangan serakah! Anda tidak boleh
berkeinginan semua ibadah dilakukan. Bisa bisa semua kagak dilakuin. Ingat
falsafah makan. Bayi tidak kita kasih makanan nasi lengkap dengan lauk pauk
yang beraneka ragam. Tapi, dimulai dengan ASI dulu. Enam bulan kemudian baru
dikenalkan dengan bubur. Setelah punya gigi, bubur tim cocok untuknya. Kalau
udah jadi bocah, baru diberi makanan yang sama dengan orang tuanya. Itu pun
bukan yang pedas pedas.
Begitu juga
dalam beribadah. Mulailah satu per satu. Dari yang mudah dulu. Prinsipnya, biar
sedikit yang penting awet. Dan, kalau perlu Anda harus punya ibadah gacoan. Eh
... . ini bener! Bilal bin Rabah masuk surga kan karena wudhunya gak putus putus. Kalau
batal, wudhu lagi. Kisah figa orang yang terperangkap di gua juga begitu.
Mereka bertawashul dengan ibadah gacoan nya itu. Hasilnya, batu penutup pintu
gua pun bisa disingkirkan.
Ketiga, buat check list. Fungsinya untuk
memantau kekonsistenan kita dalam ibadah. Jangan andalkan daya ingat.
Contrengan di check list lebih akurat menggambarkan disiplin dan mood kita
dalam beribadah.
Keempat, paksakan diri untuk berdisiplin.
Dalam situasi apa pun juga. Sebab, memanjakan diri sedikit saja dengan
ketidakdisiplinkan persis dengan membuat lobang kecil di bendungan. Akibatnya,
tentu saja bendungan itu akan jebol.
Kelima, cari teman yang punya komitmen yang
sama dengan kita. Ini penting. Disamping untuk membentuk lingkungan yang
kondusif, juga kita bisa melakukan aktivitas ibadah bersama sama. Siapapun tahu
komunalitas bisa menguatkan niat. Dalam urusan yang negatif saja begitu.
Misalnya, kalau bolos kuliah sendirian ada perasan bersalah. Tapi, kalau bareng
bareng sepuluh orang perasaan itu hilang. Berantem sendiri sangat menyeramkan.
Tapi, tawuran bersama teman satu sekolahan, lain lagi.
Begitu juga
ibadah. Shalat tahajiud sendirian terasa berat nian. Namun, kalau bareng bareng
lain pasti adu panjang bacaannya. jadi, beribadah bareng teman banyak
manfaatnya. Selain bisa menguatkan komitmen, juga bisa memvariasikan aktivitas.
Misalnya, buka puasa bersama setiap hari kamis sambil setor hafalan Alquran
atau hadits. Bisa juga shalat lail plus sahur Seninan bareng.
Keenam, usahakan saling pantau dengan teman.
Check list kalau tidak ada yang ngontrol juga percuma dibuat. Kalau guru ngaji
kita sibuk, sahabat kita pun bisa didayagunakan untuk memantau grafik, ibadah
kita.
Ketujuh, lapangkan dada untuk menerima
nasihat. Ini perlu. Sebab, biasanya orang salah atau lalai cenderung membuat
seribu satu alasan. Itu biasa. Memang mekanisme pertahanan diri itu ada pada
diri siapa pun. Tapi, kalau ingin jadi orang shalih dalam teribadah, tentu
tidak begitu caranya. Koreksi dan nasihat justru diperlukan untuk memetakan
kelemahan kita. Dengan begitu kita punya arah untuk memperbaiki diri. Yang kita
siapakan Cuma dada yang lapang untuk mau melihat peta 'salah" itu. Siapkah
kita?
Kedelapan, tentukan vonis hukuman jika Anda
lalai memenuhi target ibadah Anda. Ini wajib. Tanpa 'uqubah (baca: hukuman),
Anda akan memandang remeh kelalaian. Abu Tholhah pernah shalat Dhuha di tengah
kebunnya. Tapi, kekhusyukannya terganggu oleh kicau burung. Akibatnya, ia lupa
jumlah rakaat shalat. Abu Tholhah menghukum diri dengan menginfakkan kebun itu.
Tentu Anda
tak perlu seekstrem itu. Misalnya, jika kesiangan tak sempat shalat lail, Anda
bisa menghukum diri dengan mengerjakan shalat Dhuha plus sedekah mengasih makan
satu dua orang miskin. jika tidak baca Alquran sehari, esoknya harus dirapel
plus hukuman membersihkan masjid.
gambar dari sini |
Semoga Allah Ta'ala Menjadikan ramadhan ini sebagai ramadhan terbaik bagi kita dibandingkan ramadhan sebelumnya
BalasHapusamiin...
Hapussemangat Ramadhan..^^
Oh my GOD, saya hari ne gatot puasa. Serba salah jelasin ke teman jerman, kenapa saya gak puasa. kayaknya iman saya masih super cetek, cuma malu sesama manusia. Semoga saya dapat petynjuk yang terang tahun ini....
BalasHapustinggal di Jerman...?
HapusSemangat..Semoga Alloh senantiasa memberikan keteguhan..
baru awal ramadhan..semoga sisa ramdhan semkain optimal ya.. :))
Waaooww... Luar biasa. Ijin copas boleh? :D
BalasHapusmonggo..silakan.. :)
Hapus