As a promise, saya mau posting juga cerita ini. Yaa, sudah banyak juga yang menanti ternyata. Maafkan, kemarin-kemarin sengaja belum menyempatkan diri untuk posting lagi, padahal tinggal di posting aja sih ya. Tapi ya begitulah.. :) Posting apakah...? Iya, kali ini saya mau posting tentang cerita di balik pertemuan saya dengan suami. Tulsiannya sudah ditulis dan diselesaikan 6 hari sebelum menikah. Atas ijin Mas juga, akhirnya tulsian ini boleh diposting :), Berhubung agak panjang, jadi tulsiannya akan dibagi dalam beberapa postingan ya.. Baiklah, langsung menuju cerita utama..
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku berdoa dan
selalu yakin bahwa pertemuanku dengan jodohku adalah skenario indah dan yang
tak disangka yang Alloh tetapkan untukku. Lebih tepatnya aku memang berharap
cerita pertemuanku dengan jodohku akan menjadi sebuah kisah cantik yang luar
biasa, setidaknya untuk diriku..
Dan begitulah
takdir Alloh bekerja. awal menerima cv nya saja aku sudah cukup kaget.
Bagaimana tidak, dari jaman kuliah aku cukup sering mendengar cerita tentangnya
tanpa aku tahu bagaimana sosoknya. Pertemuan pertamaku dengannya, ketika
pemberkasan. aku dan kedua temanku itu rencananya ingin mengunjungi salah
seorang dosen kami yang baru dimutasi. Kantor Bapak dosen tersebut satu gedung
dengan gedung Beliau. Tanpa membuat janji lebih dulu dengan dosen tersebut.
kami nekat datang kesana. Untung-untungan pikir kami waktu itu. Belum jodoh
tampaknya, kami tak bertemu dengan sang dosen. Berhubung sudah sampai disana,
Nisa, seorang temanku,punya ide untuk menghubungi seorang seniornya yang
bekerja disana. Pikirnya daripada sudah jauh-jauh datang,ga dapet apa-apa,
minimal klo bertemu dengan senior tersebut, bisa tanya-tanya tentang suasana
kerja. Yup, kami memang tiga orang cupu yang masih sangat blank dengan dunia
kerja yang sebentar lagi kami hadapi. Kali ini beruntung sekali senior tersebut
itu ada di tempat dan punya waktu untuk bertemu dengan kami. Itulah untuk
pertama aku melihat sosok beliau yang selama ini hanya ada di cerita Nisa.
Kesan pesan pertamaku, "iya, orang ini memang terlihat dewasa",
seperti kata Nisa. Kesan pertama yang berlalu begitu saja. tak ada rasa, tak
ada pikiran apapun. Hanya memang aku sempat berpikir, nanti-nanti kalo ketemu
lagi, Mas ini paling juga udah lupa denganku. Dan pertemuan pertama itu berlalu
begitu saja..
November 2009
Pengumuman
penempatan!! Dari ketiga temanku hanya aku yang ditempatkan di pusat, iya di Lapangan
Banteng. Bersyukurnya..mwndapat penempatan yang cuma di pusat. artinya aku ga
perlu pindah-pindah. dan sesuai keinginan, aku ga akan masuk ke eselon 1
itu.horee..Tentang beliau, ah sama sekali ga kepikir kalo nanti-nanti akan
ketemu lagi atau enggak. Klo pun ketemu, toh beliau juga ga akan ingat..
Penempatan pusat
membuatku harus mencari kos baru, cari-carilah yang dekat kantor.
Alhamdulillah, mendapat sebuah kos yg nyaman, yang berisi para wanita shalihah
dan kebetulan (tentunya tak ada yang kebetulan, jika Alloh sudah mengatur
segalnya) isinya adalah para alumni satu almamater juga..Bersyukur sekali, tak
perlu waktu lama untuk beradaptasi dengan suasana kos yang baru ini. :)
Tahun 2010..
Seorang Mb
shalihah, yang juga teman kos, ternyata adalah teman beliau. Mb ini dulu juga
salah satu staf beliau waktudi kampus. Kebiasaan mb ini yang suka
menjodoh-jodohkan orang, membuatnya mulai berpromosi tentang beliau ini. Oh,
orang itu lagi, ku pikir. Orang yang bisa ku bilang namanya sudah tidak asing lagi
di telingaku. Walaupun tidak mengenalnya, cukuplah aku tau beliau ini. Walaupun
suka promosi tentang beliau ke anak-anak kos, ujung-ujungnya mb ini selalu
bilang,"dia ini recomended banget sih, tapi sayangnya belum diijinin
nikah. disuruh ortunya lulus S1 dulu". Karenanya dalam setiap tawaran mb
ini, aku ga pernah menanggapi serius. Toh masih harus lulus S1 dulu, dan kuliah
di UI itu paling ga dua tahun baru selesai. Jadi walaupun dipromosiin beliau
ini baik, recomended, bla..bla..blaa bagiku ga ada sense sama sekali.
Lagipula sudah keliatan aku dan beliau itu seperti Bumi dan Langit. Jadi sekali
lagi aku tidak merespon setiap mb itu berpromosi..Toh kalo jodoh ga kan
kemana,dan berhubung aku sudah berniat untuk menikah. Jadi jika ada yang lebih
dulu datang, tentu yang lebih dulu datang itu yang akan diprioritaskan .
Januari 2011
Mb shalihah
mengumpulkan teman-temannya untuk kegiatan bakti sosial di sebuah rumah
singgah. Si mb mengajak teman-teman gengnya plus Cempututres. Tentu aku ikut
serta di dalamnya dan bisa ditebak,begitu juga dengan beliau. Itulah saat
pertemuan keduaku dengannya. Tak ada rasa rasa atau sense berlebih. hanya
diantara sekian banyak orang yang hadir disana, perhatianku memang sedikit
terfokus padanya. mungkin saat itu beliau memang menjadi mc di acara tersebut.
Mungkin juga diantara orang-orang yang baru ku lihat tu, sosok beliau yang
paling tidak asing di mataku. Entah darimana datangnya, tiba-tiba ada pikiran
terbesit dalam lintasan hati ketika melihatnya berbaur dengan anak-anak kecil
itu," ayah yang baik, iya suatu saat dia akan menjadi ayah yang baik untuk
anak-anaknya". Sampai detik itu, aku masih melihatnya sengai sosok yang
dewasa dan memang terlihat kalem (susah sebenernya nulis kata ini, soalnya
penampakan luar itu benar-benar menipu, nyatanya kelak aku tahu beliau ga
sekalem seperti penampakan luarnya). Tapi sampai saat itu pula, aku yakin tak
ada rasa sama sekali.
Oktober 2011
Mb shlihah
menikah..Cempututers beramai-ramaimendatangi walimahnya di Solo. Disepakati
kami akan naik pesawat pagi. Tak dinyana bertemu dengan rombongan teman mb
shalihah yang lain,salah seorang diantaranya beliau. Ah, orang ini lagi ku
pikir. Baiklah, diantara teman-teman mb yang lain, pada akhirnya belaiu memang
jadi paling menarik perhatianku (yang lain ga kenal sih) dan ku tekankan lagi
ini bukan perasaan suka atau sejenisnya. Semua berjalan begitu biasa. Tak ada
tempat istimewa di hatiku untuk beliau. Walaupun hingga penghujung tahun 2011,
aku belum menemukan jodohku. Niat nikah sih, ikhtiar sih, tapi ga ngoyo juga.
Let it flow..Emang sih,cara ikhtiarnya ga naruh proposal ke murobbi. Atas
banyak alasan aku memang tidak mengandalkan murobbi seorang untuk ikhtiarku.
Kalo boleh jujur sih, di lubuk hati terdalam, aku takut aja kalo berproses dengan
orang yang baru pertama kali aku tahu, trus ga berapa lama nikah dengan orang
itu. Rasanya belum bisa menerima proses yang begitu. Jadi ya, paling ga aku tau
dululah dengan orangnya, tapi ga usah pacaran, tetap proses di jalan syari.
Doanya sih begitu. Jadi ingin menikah dengan siapa juga masih blank. Lagipula
aku tidak menaruh hati dengan siapapun.
Hidup masih
bergulir. awal tahun 2012
Sejak awal 2012
ini, tiba-tiba aja ada beberapa tawaran berdatangan. ini tentang perjodohan.
Ada yang langsung ke ortu, ada perantara yang menitipkan proposal, ada teman
kantor yang menanyakanku. Pikirku bisa jadi ini waktunya. Aku berharap ini saat
pertemuanku dengan jodohku. Sangat berharap semoga di 2012 ini aku bisa
menikah. Tampaknya Alloh berkehendak lain, Dia masih ingin menyimpan skenario
indah pertemuanku dengan jodohku. dari beberapa calon yang datang itu, tak satu
pun ternyata yang menjadi jodohku waktu itu. tak semunya lewat taaruf formal
memang, bagiku dengan jalan apapun, lewat perantara siapapun, tak masalah, yang
penting ga pacaran dan tetap terjaga. Pikirku jodoh itu bisa datang dari mana
saja.
Rasanya agak
mutung waktu itu, iya juga sih. Jadi ketika mb shalihah tiba-tiba menghubungiku
dan mengatakan ada yang mau kenalan, aku tolak. Aku sedang tak ingin bertaaruf.
Aku masih ingin menata hati. dengan sangat sadar, sesadar-sadarnya aku menolak
tawaran taaruf itu. Terbesit lagi di lintasan hati, " kok, kayaknya yang
mau ngajak taaruf beliau ya". ah tapi lintasan itu lagi-lagi ga aku
respon. biarin aja lah kalo emang beliau yang datang. Beliau berhak mendapat
akhwat yang lebih baik. siapalah diriku..
Beberapa pekan
sejak penolakan itu. di bulan April 2012
Sore itu mb
shalihah men-gtalku, "Anis, boleh minta proposal kamu ga. Ini bentar lagi
ikhwannya mau kirim proposal". Takdir Alloh bekerja, entah kekuatan apa
aku mengiyakan untuk mengirim propsalku. Baiklah, aku siap dengan taaruf
ini.Bismillah..biidznillah..Karena sore itu aku tidak membawa proposalku,
akhirnya baru malam harinya aku sempat mengirim ke mb shalihah. dan keesokan
harinya aku mendapat kiriman proposal ikhwannya. Ketika membuka email itu, yang
terbuka pertama kali adalah foto dirinya. Ga perlu mikir dua kali siapa sosok
itu. Yup, itulah beliau. Demi Alloh aku kaget sekaget-kagetnya. Kaget karena
dugaanku benar adanya. Kaget juga kok bisa beliau ini tiba-tiba hadir begini.
Ga salah orang apa ya, beliau ini. Rasanya tidak terdefinisi. Bukan seneng,
tapi lebih banyak bingungnya. Akhirnya dengan mengucap bismillah dengan
perasaan yang luar biasa aneh, aku beranikan men download isi
proposalnya. Dibaca perlahan dan teliti di atas metromini. Iya, itu Sabtu pagi
saat jadwal berangkat kuliah. Kondisi metromini memang tak nyaman, tapi
proposal itu cukup membuatku terbius. Proposal panjang yang tebagi menjadi dua
bagian, satu bagian berisi profil dirinya, satu bagian lagi yang sangat panjang
berisi riwayat singkat beliaunya.
Pomalaa..kota mana
pula ini. Sebelumnya aku tahu Beliau dari Sulawesi, tapi ga kepikir jika nama
kotanya pun tak familiar begini. Sepanjang kuliah aku kacau. Percaya ga percaya
kalo akhirnya taaruf juga dengan beliau ini. Dan melihat isi proposalnya yang
panjaaang,rasanya ga ada apa-apa nya dibanding popsalku yang sangat sangat
singkat. Ketika siang itu aku menghubungi mb shalihah untuk mengkonfirmasi
benar beliau yang mau mengajakku taaruf. Si mb bilang iya. dan ketika kutanya
apa perlu tambahan detil propsal dariku, ternyata proposal itu sudah cukup.
Sang ikhwan minta waktu bertemu pekan depannya. (Apaa..??!! -__-")
Diantara ragu dan
panik, aku telp mama, menanyakan kesetujuannya untuk bertaaruf dengannya.
Bagaimanapun yang paling mebuatku khawatir adalah asal beliau ini yang dari
luar jawa. Pernah dalam percakapan kami, ma pengen aku punya suami yang asalnya
deket-deket aja, biar kalo mudik ga jauh-jauh Tapi itulah hebatnya ortuku,
alhamdulillah ortu bukan tipe orang yg rasis. .Pada dasarnya mereka ga masalah
anaknya ini menikah dengan orang mana saja., asalakan Islam dan seorang yang shalih. Baiklah, aku putuskan
melanjutkannya. jadwal taaruf sudah disepakati, Sabtu sore ba'da ashar di rumah
mb shalihah. Itu berarti sepekan setelah proposalnya sampai padaku.
Sepekan kemudian
di hari Sabtu
Sesuai
kesepakatan, hari ini kami akan dipertemukan di rumah mb shalihah. Paginya aku
masih ada jadwal kuliah. Dan berhubung jadwal ketemunya habis ashar, jadi
rencananya aku mau balik kos dulu. udah nyipain baju pula untuk pertemuan itu.
Bukan pakaian yang resmi sih, tapi di mataku cukuplah tampak rapi. Soalnya pagi
itu aku lagi malas dandan, jadilah kuliah dengan pakaian ngasal. Mood itu
mempengaruhi keinginan berdandan. Karena pagi itu, perasaanku masih sangat aneh
dan campur-campur, jadinya ga mood dandan. Itupun awalnya mau pakai bergo aja,
tapi setelah dipikir kok ga sopan, akhinya baru ganti jilbab segi empat. tapi
pakaian tetep kaya pakaian main. Rok jins belel plus kemeja pink yang warnanya
pun udah ga cerah. heheh. Rencana tinggal rencana, kuliah siang itu molor plus
dapat bonus waktu dari bapak dosen. Keluar kampus sudah sekitar pukul 14.00, Itu
pun masih ditambah hujan yang sangat deras. akhirnya diputuskan tidak dulu
pulang ke kos, melainkan langsung ke rumah mb shalihah, mengingat aku harus
mampir dulu ke Atrium. Payung tidak cukup melindungi diri dari hujan deras
disertai angin hari itu. Bisa ditebak, sebagian baju basah. fyuuh..tambah
kucellah diriku. Baju udah kucel, tambah basah..bener-bener deh. Mama
dari rumah yang udah ribut aja memantau. Biasa selalu pesennya,"dandan
yang rapi ya..yang cantik..kan mau ketemuan". sore itu boro-boro dandan
cantik, rapi aja enggak. yasudahlaah..-_-"
Ba'da ashar
sampailah di rumah mb shalihah. sedari pagi aku emang udah mulai panik. Sampai
di rumah mb shalihah masih juga panik. Beliau belum datang ketika aku sampai
disana. Tak selang berapa lama barulah beliau hadir. masih panik? jelas..
hasilnya dalam pertemuan singkat itu aku tak banyak bicara. aku yang memang tak
pandai bicara ditambah ngantuk sangat ditambah lagi ga mood ngomong. Ga banyak
yang bisa ku tanya. Ngantuk?? yup, believe it or not, sepanjang pertemuan itu
sangat sangat mengantuk. Cukup bisa membuatku terlelap kalo pembicaraan makin
panjang. konyol?? banget...ya entah kenapa, dalam sesi itu justru aku merasa
perbedaan kami semakin nyata. Terasa sekali ada tembok yang menyekat diantara
aku dan beliau. Dan hingga beberapa waktu, aku masih tak bisa meruntuhkan
tembok itu. Hasil dari pertemuan itu akhinya bukan suatu keyakinan bulat
dariku. (Tampaknya beliaunya juga demikian) Tapi justru kegalauan luar biasa.
To be honest, aku ga tau harus memberi jawaban apa...
ditunggu kelanjutannyaa, biarpun udah tau akhirnya kayak apa :p
BalasHapusakhirnya udah jelas kan ya.. :D
Hapusikuta2an nimak ah, hehehe
BalasHapusrequest dong, nanti klo dah endingnya, kasih poto nikah yaaa, hehehew
insya Alloh ya.. :)
Hapuswe want more! we want more! ^__^
BalasHapussabar penonton, eh pembaca.. ^^
Hapus
BalasHapusmeski belum baca lengkap, pas baca "Sepekan kemudian di hari Sabtu" jd teringat di masa lalu anis nanya pas dikampus, yg intinya bajunya bagus gak sih untuk ketemuan nanti... Hehehe..
hahah...
Hapusiyaa...untuk pake bajunya ga rapi2 amat..habisnya ternyata beliauanya pake baju juga ga rapi -_-"