Senin, 11 April 2011

such a simple thing, but it's worthy..


Senin pagi yang tidak terlalu cerah tampaknya. ditambah pagi ini menajdi berkaca-kaca di meja kantor.Bukan, bukan karena sedih kok..Tapi mungkin terharu. 

Sejak kemarin siang, seorang sahabat di Indonesia Tengah sana mengirim sms padaku. (semoga Allah selalu memberikan rahmat dan kasih sayangNya untuk sahabatku dan  keluarganya disana). Yaah, hanya sekedar bebasa-basi menanyakan kabar. Kemudian obrolan berlanjut, ketika sahabat itu tahu aku sedang mengikuti kajian siang itu. Dia kemudian bercerita, di tempatnya sekrang itu, masjid bisa dihitung dengan jari. Sura adzzan hampir ga pernah terdengar, yang ada hanya suara-suara nyanyian Gereja, apalagi ini mendekati Paskah begini. Kajian-kajian juga jarang ada. Otomatis, sahabatku itu sudah lama ga denegrin kajian lagi. Sementara hingga saat ini dia belum ada tv karena harus membayar Rp500.00,00 per bulan untuk langganan tv kabel, itu belum beli tv nya sendiri. jadilah hingga saat ini dia sangat jarang mendengarkan kajian. 

Mendengar curhatannya itu sudah membuat hatiku mendung. Aku ingat. pernah ada seorang teman yang mengirimiku rekaman kajian ustadz Arifin Ilham dan aku menawarinay untuk mengiriminya rekaman kajian tersebut. Dan baru pagi ini aku sempat mengirimnya. Kebetulan sahabat itu sedang online, jadi saya langsung mengajaknya ngobrol. dia senang sekali menerima kiriman itu. Dan pagi ini juga dia langsung mendengarkannya.. 

Tak berapa lama, sebuah surat masuk ke emailku. dari sahabatku. Isinya begini:
makasih bnget bu....kajiane bagus, q jd ngrasa sedih, disini masjid cm bisa diitung jari, padahal suami klo sering pergi k masjid memberikan keberkahan kpd keluargany....nanti klo ada kajian2 lg, q dkirimi lg ya nis...makasih banget bu
Mendapat ucapan terimakasih seperti itu, gimana ga jadi berkaca-kaca. Aku yang hidup di Jawa, dengan segala kemudahan akses dan fasilitas, kaang masih sering tidak bersyukur. Iya, tidak bersyukur, karena berbagai kemudahan itu justru tidak dimanfaatkan untuk mencari ilmu. Sementara jauh disana, mungkin masih banyak orang yang kesulitan mencari ilmu karena berbagai keterbatasannya. Kadang juga merasa biasa aja ketika mendengar adzan. Tapi disana, sungguh adzan menjadi suara yang dirindukan. Melihat masjid pun disini juga biasa saja. tapi lihatlah disana masjid hanya bisa dihitung dengan jari tangan..Disini begitu banyak kajian yang bisa diikuti, sementara disana masih sangat kesulitan..

Astaghfirullah...sungguh..betapa tidak bersyukurnya aku ketika nikmat yang seperti ini disia-siakan. Hal-hal yang terlihat simpel, tapi menjadi begitu berharga...

0 komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejakmu disini ^^