Kamis, 24 Maret 2011

Apa yang sedang Dia Persiapkan Untukku..?

"Kehilangan itu patut disyukuri karena dengannya berarti kita pernah memiliki"
Kata-kata yang pernah ku baca di status seorang teman. Suka dengan kata-kata itu, bahkan kehilangan pun patut untuk disyukuri. Subhanallah sekali. Tapi aku kemudian berpikir, kalo begitu, jika tidak pernah merasa memiliki tentu tak ada merasa kehilangan. Dan sejatinya apa-apa yang ada pada diri kita hanyalah sebuah titipan..Maksudnya jika berpikir bahwa segala yang ada pada diri kita adalah titipan, tentunya ketika kehilangan itu tidak akan terlalu merasa kehilangan..

Belakangan ini Annisa memang sedang diberi pelajaran mengenai arti kehilangan. Entah kenapa dalam waktu berdekatan ini, dua plan dalam hidupku yang rencananya tak lama lagi akan direalisasikan, tiba-tiba saja bergerak menjauh. Yah, akhirnya dua plan itu harus tertunda. Padahal sebelumnya aku sudah sangat optimis dengan kedua hal tersebut. Kecewa..? Jelas...Rasanya dunia terasa begitu sempit dan sesak...dan aku memasuki titik terendah dalam hidupku..Hopeless...
Hopeless...???!! Hey, it's not me..Ga pernah sebelumnya dalam kamus hidupku merasakan hopeless seperti ini.Sangat sering aku memotivasi teman-temanku dan aku sendiri untuk tidak berada pada kondisi satu itu. Tapi sungguh kali ini aku hampir tak mampu mengendaikan emosiku sendiri.

Dan bukan Annisa juga kalo tidak bisa cepat bangun. Tidak boleh berlama-lama larut dalam kondisi tidak nyaman ini. Dan memang masih akan butuh banyak merecharge diri, banyak bermuhasabah, introspeksi diri..Dan secara teoritis seharusnya memang tidak perlu sekecewa ini. Toh dua hal itu juga belum aku dapat, itu artinya sebenarnya tak ada alasan untuk merasa kehilangan. Ketika plan A gagal, kan masih ada plan B, C, D, ...Z. kalo masih gagal juga masih ada AA, AB,...Selalu banyak rencana dan jalan keluardaripada harus meratap. Dan aku pun masih percaya jika janji Allah itu benar adanya. "Inna ma'al 'usri yusro..Fa inna ma'al 'usri 'yusro"..Setelah kesukaran pasti ada kemudahan. Dan itu sampai disebut dua kali dalam firmaNya. Itu artinya kesempitan ini pun pasti akan berlalu.

Aku percaya jika Allah selalu memberi yang terbaik untuk hambaNya. Mungkin baiknya tak terlihat sekarang, tetapi di ujung nanti akan merasakan kebaikan. Baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Dan karena Allah sangat sayang hambaNya, maka Allah selau memberi yang terbaik. Hanya terkadang manusia terlalu sombong untuk mengakui kebaikan itu.

Aku percaya jika setiap doaku itu akan terkabul. Entah dengan jawaban Ya, dan langsung diberikan. Entah ditunda dulu, atau diganti dengan hal lain yang lebih baik untukku."Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu untuk memohon kepadaMu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. kalu Engkau tdak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang merugi" Q.S Hud:47.

Dan satu hal yang sudah pasti. Aku percaya bahwa tiap kejadian yang menimpa padaku sudah tertulis dalam Lauh Mahfudz. Ketika aku menginginkan sesuatu dan Dia tidak memberikannya, itu juga sudah digariskan dalam hidupku. Jika Allah berkehendak, segala yang tampaknya  tak mungkin bagi manusia itu akan mudah bagiNya.Sebaliknya, jika Dia tidak berkehendak, sekuat apapun usaha manusia, tidak akan juga sesuatu itu didapatnya.

Akhirnya kembalikan saja tujuan hidup ini untuk apa. Jika untuk beribadah dan Allah menjadi tujuan, tentulah tak akan pernah aku merasa kecewa. Enjoy our life now, not tomorrow. Nikmati saja apa yang ada sekarang, tak usah khawatir dengan hal-hal yang belum terjadi. aku juga percaya jika hidup itu separuhnya sabar, separuhnya bersyukur..

Dan aku juga sangat percaya surprise dari Nya. karena aku akan selalu bertanya, "apa yang sedang Dia persiapkan untukku.." 




3 komentar:

  1. numpang komen mba, brusan nemu blog-nya di google..

    bgus tulisannya.. :)

    pglaman pribadi y?hehe..
    **numpang follow yaaa^^

    BalasHapus
  2. menurut ibnu qayyim, sikap atas kehilangan ada beberapa tingkat, yaitu sabar shg mendpt pahala sabar, atau ridha n menerima apa adanya (berderajat lebih tinggi dari sabar), atau yang lebih tinggi ridha diiringi dengan syukur, karena sadar hal itu ketetapan Alloh, pasti terbaik untuk kita.
    yang penting jangan marah n terguncang, karena akibatnya tak akan ada pahalanya untuk kita

    ^^

    BalasHapus
  3. @mb farah: iy mb..heheh...
    yup, makasih.. :)

    @bara: yup..makasih pencerahannya...semoga ujian y ini pun tidak lantas membuat terjatuh n futur.. :)

    semangaaatt..!!

    BalasHapus

tinggalkan jejakmu disini ^^