Rabu, 30 Januari 2013

Long Journey til I Find My Way Home to You.. (part I)

L
As a promise, saya mau posting juga cerita ini. Yaa, sudah banyak juga yang menanti ternyata. Maafkan, kemarin-kemarin sengaja belum menyempatkan diri untuk posting lagi, padahal tinggal di posting aja sih ya. Tapi ya begitulah.. :) Posting apakah...? Iya, kali ini saya mau posting tentang cerita di balik pertemuan saya dengan suami. Tulsiannya sudah ditulis dan diselesaikan 6 hari sebelum menikah. Atas ijin Mas juga, akhirnya tulsian ini boleh diposting :), Berhubung agak panjang, jadi tulsiannya akan dibagi dalam beberapa postingan ya.. Baiklah, langsung menuju cerita utama..

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-->
-->
Aku berdoa dan selalu yakin bahwa pertemuanku dengan jodohku adalah skenario indah dan yang tak disangka yang Alloh tetapkan untukku. Lebih tepatnya aku memang berharap cerita pertemuanku dengan jodohku akan menjadi sebuah kisah cantik yang luar biasa, setidaknya untuk diriku..

Dan begitulah takdir Alloh bekerja. awal menerima cv nya saja aku sudah cukup kaget. Bagaimana tidak, dari jaman kuliah aku cukup sering mendengar cerita tentangnya tanpa aku tahu bagaimana sosoknya.  Pertemuan pertamaku dengannya, ketika pemberkasan. aku dan kedua temanku itu rencananya ingin mengunjungi salah seorang dosen kami yang baru dimutasi. Kantor Bapak dosen tersebut satu gedung dengan gedung Beliau. Tanpa membuat janji lebih dulu dengan dosen tersebut. kami nekat datang kesana. Untung-untungan pikir kami waktu itu. Belum jodoh tampaknya, kami tak bertemu dengan sang dosen. Berhubung sudah sampai disana, Nisa, seorang temanku,punya ide untuk menghubungi seorang seniornya yang bekerja disana. Pikirnya daripada sudah jauh-jauh datang,ga dapet apa-apa, minimal klo bertemu dengan senior tersebut, bisa tanya-tanya tentang suasana kerja. Yup, kami memang tiga orang cupu yang masih sangat blank dengan dunia kerja yang sebentar lagi kami hadapi. Kali ini beruntung sekali senior tersebut itu ada di tempat dan punya waktu untuk bertemu dengan kami. Itulah untuk pertama aku melihat sosok beliau yang selama ini hanya ada di cerita Nisa. Kesan pesan pertamaku, "iya, orang ini memang terlihat dewasa", seperti kata Nisa. Kesan pertama yang berlalu begitu saja. tak ada rasa, tak ada pikiran apapun. Hanya memang aku sempat berpikir, nanti-nanti kalo ketemu lagi, Mas ini paling juga udah lupa denganku. Dan pertemuan pertama itu berlalu begitu saja..

November 2009
Pengumuman penempatan!! Dari ketiga temanku hanya aku yang ditempatkan di pusat, iya di Lapangan Banteng. Bersyukurnya..mwndapat penempatan yang cuma di pusat. artinya aku ga perlu pindah-pindah. dan sesuai keinginan, aku ga akan masuk ke eselon 1 itu.horee..Tentang beliau, ah sama sekali ga kepikir kalo nanti-nanti akan ketemu lagi atau enggak. Klo pun ketemu, toh beliau juga ga akan ingat..

Penempatan pusat membuatku harus mencari kos baru, cari-carilah yang dekat kantor. Alhamdulillah, mendapat sebuah kos yg nyaman, yang berisi para wanita shalihah dan kebetulan (tentunya tak ada yang kebetulan, jika Alloh sudah mengatur segalnya) isinya adalah para alumni satu almamater juga..Bersyukur sekali, tak perlu waktu lama untuk beradaptasi dengan suasana kos yang baru ini. :)

Tahun 2010..
Seorang Mb shalihah, yang juga teman kos, ternyata adalah teman beliau. Mb ini dulu juga salah satu staf beliau waktudi kampus. Kebiasaan mb ini yang suka menjodoh-jodohkan orang, membuatnya mulai berpromosi tentang beliau ini. Oh, orang itu lagi, ku pikir. Orang yang bisa ku bilang namanya sudah tidak asing lagi di telingaku. Walaupun tidak mengenalnya, cukuplah aku tau beliau ini. Walaupun suka promosi tentang beliau ke anak-anak kos, ujung-ujungnya mb ini selalu bilang,"dia ini recomended banget sih, tapi sayangnya belum diijinin nikah. disuruh ortunya lulus S1 dulu". Karenanya dalam setiap tawaran mb ini, aku ga pernah menanggapi serius. Toh masih harus lulus S1 dulu, dan kuliah di UI itu paling ga dua tahun baru selesai. Jadi walaupun dipromosiin beliau ini baik, recomended, bla..bla..blaa bagiku ga ada sense sama sekali.  Lagipula sudah keliatan aku dan beliau itu seperti Bumi dan Langit. Jadi sekali lagi aku tidak merespon setiap mb itu berpromosi..Toh kalo jodoh ga kan kemana,dan berhubung aku sudah berniat untuk menikah. Jadi jika ada yang lebih dulu datang, tentu yang lebih dulu datang itu yang akan diprioritaskan .

Januari 2011
Mb shalihah mengumpulkan teman-temannya untuk kegiatan bakti sosial di sebuah rumah singgah. Si mb mengajak teman-teman gengnya plus Cempututres. Tentu aku ikut serta di dalamnya dan bisa ditebak,begitu juga dengan beliau. Itulah saat pertemuan keduaku dengannya. Tak ada rasa rasa atau sense berlebih. hanya diantara sekian banyak orang yang hadir disana, perhatianku memang sedikit terfokus padanya. mungkin saat itu beliau memang menjadi mc di acara tersebut. Mungkin juga diantara orang-orang yang baru ku lihat tu, sosok beliau yang paling tidak asing di mataku. Entah darimana datangnya, tiba-tiba ada pikiran terbesit dalam lintasan hati ketika melihatnya berbaur dengan anak-anak kecil itu," ayah yang baik, iya suatu saat dia akan menjadi ayah yang baik untuk anak-anaknya". Sampai detik itu, aku masih melihatnya sengai sosok yang dewasa dan memang terlihat kalem (susah sebenernya nulis kata ini, soalnya penampakan luar itu benar-benar menipu, nyatanya kelak aku tahu beliau ga sekalem seperti penampakan luarnya). Tapi sampai saat itu pula, aku yakin tak ada rasa sama sekali.   

Oktober 2011
Mb shlihah menikah..Cempututers beramai-ramaimendatangi walimahnya di Solo. Disepakati kami akan naik pesawat pagi. Tak dinyana bertemu dengan rombongan teman mb shalihah yang lain,salah seorang diantaranya beliau. Ah, orang ini lagi ku pikir. Baiklah, diantara teman-teman mb yang lain, pada akhirnya belaiu memang jadi paling menarik perhatianku (yang lain ga kenal sih) dan ku tekankan lagi ini bukan perasaan suka atau sejenisnya. Semua berjalan begitu biasa. Tak ada tempat istimewa di hatiku untuk beliau. Walaupun hingga penghujung tahun 2011, aku belum menemukan jodohku. Niat nikah sih, ikhtiar sih, tapi ga ngoyo juga. Let it flow..Emang sih,cara ikhtiarnya ga naruh proposal ke murobbi. Atas banyak alasan aku memang tidak mengandalkan murobbi seorang untuk ikhtiarku. Kalo boleh jujur sih, di lubuk hati terdalam, aku takut aja kalo berproses dengan orang yang baru pertama kali aku tahu, trus ga berapa lama nikah dengan orang itu. Rasanya belum bisa menerima proses yang begitu. Jadi ya, paling ga aku tau dululah dengan orangnya, tapi ga usah pacaran, tetap proses di jalan syari. Doanya sih begitu. Jadi ingin menikah dengan siapa juga masih blank. Lagipula aku tidak menaruh hati dengan siapapun. 

Hidup masih bergulir. awal tahun 2012
Sejak awal 2012 ini, tiba-tiba aja ada beberapa tawaran berdatangan. ini tentang perjodohan. Ada yang langsung ke ortu, ada perantara yang menitipkan proposal, ada teman kantor yang menanyakanku. Pikirku bisa jadi ini waktunya. Aku berharap ini saat pertemuanku dengan jodohku. Sangat berharap semoga di 2012 ini aku bisa menikah. Tampaknya Alloh berkehendak lain, Dia masih ingin menyimpan skenario indah pertemuanku dengan jodohku. dari beberapa calon yang datang itu, tak satu pun ternyata yang menjadi jodohku waktu itu. tak semunya lewat taaruf formal memang, bagiku dengan jalan apapun, lewat perantara siapapun, tak masalah, yang penting ga pacaran dan tetap terjaga. Pikirku jodoh itu bisa datang dari mana saja.
  
Rasanya agak mutung waktu itu, iya juga sih. Jadi ketika mb shalihah tiba-tiba menghubungiku dan mengatakan ada yang mau kenalan, aku tolak. Aku sedang tak ingin bertaaruf. Aku masih ingin menata hati. dengan sangat sadar, sesadar-sadarnya aku menolak tawaran taaruf itu. Terbesit lagi di lintasan hati, " kok, kayaknya yang mau ngajak taaruf beliau ya". ah tapi lintasan itu lagi-lagi ga aku respon. biarin aja lah kalo emang beliau yang datang. Beliau berhak mendapat akhwat yang lebih baik. siapalah diriku..

Beberapa pekan sejak penolakan itu. di bulan April 2012
Sore itu mb shalihah men-gtalku, "Anis, boleh minta proposal kamu ga. Ini bentar lagi ikhwannya mau kirim proposal". Takdir Alloh bekerja, entah kekuatan apa aku mengiyakan untuk mengirim propsalku. Baiklah, aku siap dengan taaruf ini.Bismillah..biidznillah..Karena sore itu aku tidak membawa proposalku, akhirnya baru malam harinya aku sempat mengirim ke mb shalihah. dan keesokan harinya aku mendapat kiriman proposal ikhwannya. Ketika membuka email itu, yang terbuka pertama kali adalah foto dirinya. Ga perlu mikir dua kali siapa sosok itu. Yup, itulah beliau. Demi Alloh aku kaget sekaget-kagetnya. Kaget karena dugaanku benar adanya. Kaget juga kok bisa beliau ini tiba-tiba hadir begini. Ga salah orang apa ya, beliau ini. Rasanya tidak terdefinisi. Bukan seneng, tapi lebih banyak bingungnya. Akhirnya dengan mengucap bismillah dengan perasaan yang luar biasa aneh, aku  beranikan men download isi proposalnya. Dibaca perlahan dan teliti di atas metromini. Iya, itu Sabtu pagi saat jadwal berangkat kuliah. Kondisi metromini memang tak nyaman, tapi proposal itu cukup membuatku terbius. Proposal panjang yang tebagi menjadi dua bagian, satu bagian berisi profil dirinya, satu bagian lagi yang sangat panjang berisi riwayat singkat beliaunya.

Pomalaa..kota mana pula ini. Sebelumnya aku tahu Beliau dari Sulawesi, tapi ga kepikir jika nama kotanya pun tak familiar begini. Sepanjang kuliah aku kacau. Percaya ga percaya kalo akhirnya taaruf juga dengan beliau ini. Dan melihat isi proposalnya yang panjaaang,rasanya ga ada apa-apa nya dibanding popsalku yang sangat sangat singkat. Ketika siang itu aku menghubungi mb shalihah untuk mengkonfirmasi benar beliau yang mau mengajakku taaruf. Si mb bilang iya. dan ketika kutanya apa perlu tambahan detil propsal dariku, ternyata proposal itu sudah cukup. Sang ikhwan minta waktu bertemu pekan depannya. (Apaa..??!! -__-")

Diantara ragu dan panik, aku telp mama, menanyakan kesetujuannya untuk bertaaruf dengannya. Bagaimanapun yang paling mebuatku khawatir adalah asal beliau ini yang dari luar jawa. Pernah dalam percakapan kami, ma pengen aku punya suami yang asalnya deket-deket aja, biar kalo mudik ga jauh-jauh Tapi itulah hebatnya ortuku, alhamdulillah ortu bukan tipe orang yg rasis. .Pada dasarnya mereka ga masalah anaknya ini menikah dengan orang mana saja., asalakan Islam dan seorang yang shalih. Baiklah, aku putuskan melanjutkannya. jadwal taaruf sudah disepakati, Sabtu sore ba'da ashar di rumah mb shalihah. Itu berarti sepekan setelah proposalnya sampai padaku.

Sepekan kemudian di hari Sabtu
Sesuai kesepakatan, hari ini kami akan dipertemukan di rumah mb shalihah. Paginya aku masih ada jadwal kuliah. Dan berhubung jadwal ketemunya habis ashar, jadi rencananya aku mau balik kos dulu. udah nyipain baju pula untuk pertemuan itu. Bukan pakaian yang resmi sih, tapi di mataku cukuplah tampak rapi. Soalnya pagi itu aku lagi malas dandan, jadilah kuliah dengan pakaian ngasal. Mood itu mempengaruhi keinginan berdandan. Karena pagi itu, perasaanku masih sangat aneh dan campur-campur, jadinya ga mood dandan. Itupun awalnya mau pakai bergo aja, tapi setelah dipikir kok ga sopan, akhinya baru ganti jilbab segi empat. tapi pakaian tetep kaya pakaian main. Rok jins belel plus kemeja pink yang warnanya pun udah ga cerah. heheh. Rencana tinggal rencana, kuliah siang itu molor plus dapat bonus waktu dari bapak dosen. Keluar kampus sudah sekitar pukul 14.00, Itu pun masih ditambah hujan yang sangat deras. akhirnya diputuskan tidak dulu pulang ke kos, melainkan langsung ke rumah mb shalihah, mengingat aku harus mampir dulu ke Atrium. Payung tidak cukup melindungi diri dari hujan deras disertai angin hari itu. Bisa ditebak, sebagian baju basah. fyuuh..tambah kucellah diriku. Baju udah kucel, tambah basah..bener-bener deh.  Mama dari rumah yang udah ribut aja memantau. Biasa selalu pesennya,"dandan yang rapi ya..yang cantik..kan mau ketemuan". sore itu boro-boro dandan cantik, rapi aja enggak. yasudahlaah..-_-"

Ba'da ashar sampailah di rumah mb shalihah. sedari pagi aku emang udah mulai panik. Sampai di rumah mb shalihah masih juga panik. Beliau belum datang ketika aku sampai disana. Tak selang berapa lama barulah beliau hadir. masih panik? jelas.. hasilnya dalam pertemuan singkat itu aku tak banyak bicara. aku yang memang tak pandai bicara ditambah ngantuk sangat ditambah lagi ga mood ngomong. Ga banyak yang bisa ku tanya. Ngantuk?? yup, believe it or not, sepanjang pertemuan itu sangat sangat mengantuk. Cukup bisa membuatku terlelap kalo pembicaraan makin panjang. konyol?? banget...ya entah kenapa, dalam sesi itu justru aku merasa perbedaan kami semakin nyata. Terasa sekali ada tembok yang menyekat diantara aku dan beliau. Dan hingga beberapa waktu, aku masih tak bisa meruntuhkan tembok itu. Hasil dari pertemuan itu akhinya bukan suatu keyakinan bulat dariku. (Tampaknya beliaunya juga demikian) Tapi justru kegalauan luar biasa. To be honest, aku ga tau harus memberi jawaban apa...


To be continued...




 

8 komentar:

  1. ditunggu kelanjutannyaa, biarpun udah tau akhirnya kayak apa :p

    BalasHapus
  2. ikuta2an nimak ah, hehehe
    request dong, nanti klo dah endingnya, kasih poto nikah yaaa, hehehew

    BalasHapus
  3. we want more! we want more! ^__^

    BalasHapus

  4. meski belum baca lengkap, pas baca "Sepekan kemudian di hari Sabtu" jd teringat di masa lalu anis nanya pas dikampus, yg intinya bajunya bagus gak sih untuk ketemuan nanti... Hehehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahah...
      iyaa...untuk pake bajunya ga rapi2 amat..habisnya ternyata beliauanya pake baju juga ga rapi -_-"

      Hapus

tinggalkan jejakmu disini ^^